Tawa dan sorak gembira terlihat dari wajah polos Atta yang baru beberapa hari tiba di Jakarta. Pasalnya, liburannya ke Jakarta bertepatan dengan diresmikannya LRT. Dan kebetulan Atta berkesempatan ikut menjajal LRT dalam rangkaian uji coba sebelum diresmikan.
Libur sekolah yang cukup panjang waktu itu menjadi momen yang tak terlupakan bagi Atta. Selain bisa silataurahmi ke keluarga yang di Jakarta, Atta juga punya kesempatan banyak untuk menjajal semua transportasi public yang ada disini. Maklum, di Pati tempat tinggalnya belum mempunyai fasilitas transportasi public seperti di Jakarta. Sebagai kota besar metropolitan, masyarakat urban memang diuntungkan dengan berbagai layanan transportasi public dengan fasilitas dan layanan yang memadai.
Hadirnya KRL, MRT, LRT, Transjakarta dll, semakin memudahkan masyarakat dari dan ke tempat kerja/usaha. Begitu mudahnya mereka menjangkau dengan tarif yang sangat ramah dikantong. Meski beberapa transportasi public tidak mendapatkan PSO (Public Service Obligation{) tak menyurutkan minat sebagian masyarakat urban untuk mnggunakanan transportasi ini  karena kecepatan dan kemudahan menjadi prioritas.
Berbeda dengan daerah-daerah yang masih jauh tertinggal dengan Jakarta, meski di beberapa daerah tertentu sudah mulai terlihat geliat membangun. Maka tak heran, ketika Atta diajak naik LRT merasa gembira tak kepalang. Hal yang biasa bagi kita di Jakarta, tetapi menjadi hal yang sangat luar biasa bagi Atta. Terlebih LRT Jakarta tidak berawak karena semua dikendalikan oleh pusat. Sang masinis tugasnya hanya memantau jika terjadi gangguan. Ular besi inipun meliuk dengan sendirinya tanpa masinis.
Tentu ini akan menjadi pengalaman yang seru bagi Atta. Mungkin juga akan menjadi cerita heboh Atta ke teman-teman sekembalinya bersekolah di daerahnya Pati Jawa Tengah. Dan buat saya, sebagai seorang tante yang berkecimpung dalam dunia komunitas pengguna KRL menjadi sebuah kesempatan untuk memberikan edukasi kepada Atta. Edukasi supaya Atta lebih mencintai transportasi public. Mengenalkan pada Atta bagaimana bersikap dan menggunakan fasilitas layanan di area public. Bagaimana harus bersikap jika ada penumpang prioritas di sekitarnya. Bagaimana naik dan turun KRL/LRT/MRT/Transjakarta demi kenyamanan dan keselamatan bersama. Dan banyak hal lainnya yang tentu tidak didapatkannya di bangku sekolahan, khususnya tentang transportasi public.
Edukasi cinta transportasi public kepada anak-anak rasanya perlu dilakukan untuk menumbuhkan kecintaan dan kepedulian terhadap transportasi public. Karenanya kelak sudah tidak canggung dan sudah terbiasa menggunakan transportasi ini. Dengan demikian, harapannya ini akan menjadi salah satu solusi mengatasi semrawutnya lalu lintas di masa mendatang. Akan semakin banyak orang yang cinta dan menggunakan transportasi public. Tentu, edukasi sepeti ini perlu didukung oleh semua operator. Â Mereka harus terus berbenah guna menyediakan dan meningkatkan sarana dan prasarana yang lebih baik demi layanan yang lebih baik.
Dan sudah saatnya negeri ini berbenah dan mengikuti suksesnya negara-negara tetangga yang sudah terlebih dahulu mumpuni di bidang transportasi public. Meski kini sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, namun masih belum cukup mengimbangi negara-negara maju lainnya. Maju terus Negeriku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H