Indonesia boleh berbangga seiring dengan munculnya startup lokal karya anak bangsa yang tumbuh pesat menjadi startup raksasa dan disebut sebagai unicorn. Disebut unicorn karena mempunyai nilai valuasi diatas US$ 1 milyar atau setara dengan 14 triliun. Empat startup unicorn Indonesia yang sudah mencapai nilai ini adalah Go-Jek, Traveloka, Bukalapak dan Tokopedia.
Bangga karena startup lokal karya anak bangsa mampu membuktikkan pada dunia bahwa Indonesia mampu unjuk gigi di bidang teknologi. Namun bangga saja tidak cukup, karena nilai investasi yang sangat besar tersebut ternyata dikuasai oleh investor asing.Â
Khususnya Go-Jek yang selangkah lagi menuju decacorn dengan nilai valuasi diatas USD 10 miliar ini dibanjiri suntikan dana investor dari Amerika Serikat, China dan Singapura. Â
Menurut Pengamat ekonomi dari Indef, Bhima Yudhistira, yang perlu diwaspadai adalah keamanan data base. Karena tidak menutup kemungkinan para investor asing ini bisa menggunakan data dari para pengakses aplikasi untuk kepentingan bisnis ataupun hal lainnya.
Perlu ada dorongan dari pemerintah khususnya kepada perusahaan besar lokal untuk turut ambil bagian dalam pengembangan startup lokal dengan menjadi investor.
Perkembangan startup di Indonesia saat ini sedang giat-giatnya. Menurut Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir bahwa pertumbuhan startup di Indonesia meningkat tajam. Setidaknya hingga tahun 2018 ini tercatat ada 956 startup dari target 850 startup. Bahkan empat tahun sebelumnya, di tahun 2014 hanya ada 15 startup.
Salah satu startup yang terlihat menggeliat adalah inacom.id (Indonesia Agriculture & Commodities). Startup yang bergerak di bidang komoditas agrikultur ini sedang galak-galaknya merangkul para petani kelapa tanah air.Â
Prihatin dengan nasib para petani kelapa yang umumnya jauh dari sejahtera karena harga kelapa yang sering anjlok. Sayang, melimpahnya kelapa dari para petani hanya berputar di pasar lokal, sedangkan permintaan kelapa dan produk turunannya di pasar Internasional cukup tinggi.
Meski baru berdiri sejak Juni 2018 lalu, saat ini inacom.id telah mengandeng ratusan petani di daerah Lampung, Indragirihilir, Jambi, Surabaya dan Donggala. Sampai saat ini inacom.id sudah berhasil ekspor setidaknya 60 kontainer kelapa ke 7 negara Asia. Jumlah ini tentu masih kecil jika dibandingkan luas lahan yang mencapai 3,5 juta ha, namun potensi inacom.id ini sangat besar.
Sumber : kominfo.co.id dan berbagai sumber