Mohon tunggu...
byunus
byunus Mohon Tunggu... Editor - Antara harapan & kenyataan

Titik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perjalanan Orang-orang Pencari Secarik Kertas Ijazah

1 Maret 2020   22:01 Diperbarui: 1 Maret 2020   22:06 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali ini, saya akan bercerita tentang perjalan kami dari Manado sampai pada Bolaang Mongondow Selatan. Bukan untuk kegiatan jalan-jalan, tapi untuk melaksanakan salah satu syarat untuk mengakhiri studi yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif antara IAIN Manado dan IAIN Ternate dengan mengusung tema: Ketahanan Sosial dan Lingkungan Hidup.
Pasti ada cerita yang baru setelah kita pergi ke lokasi yang belum pernah kita datangi. Untuk orang-orang yang biasa atau sudah pernah datang ke lokasi, tentunya sudah hal biasa melihat keindahan hamparan sawah, perkebunan kelapa, perkebunan jagung yang diperindah dengan ornamen-ornamen pegunungan disepanjang jalan menuju Bolsel. Lain lagi untuk orang-orang yang belum pernah pergi atau melewati jalan menuju Bolsel, terkesimah, bertanya-tanya, dan bahkan berandai untuk bisa memiliki rumah di antara pegunungan dan sawah dibelakangnya.
Kira-kira kita sama-sama pergi pada pagi hari sekitaran pukul 11.00 Minggu, 01 Maret 2020 berangkat ke lokasi KKN. Seperti biasa, budaya terlambat masih saja melekat di tubuh kita bersama. Semestinya dalam grup diinformasikan jam 10 kita akan berangkat, tapi hal tersebut tidak sesuai dengan apa yang disampaikan, entah dikarenakan hujan, atau ada hal lain yang menghambat.
Diperjalanan, kita banyak berbincang-bincang persoalan kejadian-kejadian yang terjadi. Setiap melewati desa yang baru, seperti biasa ada teman yang bertanya ini desa apa, disini pernah terjadi kejadian apa, dan lain sebagainya. Saya juga sempat menangkap dan menyimpulkan bahwa ada beberapa teman-teman yang tiba-tiba berubah perasaannya menjadi superior saat menilai keadaan yang ada di Desa. Orang dari Kota ke Desa merasa benar terhadap pandangannya; Kota adalah andaian untuk sebuah kemajuan, orang-orang Kota adalah representasi dari sebuah peradaban yang maju katanya. Diluar dari Kota adalah sebuah keterbelakangan.
Sekitar delapan  jam berlalu dan akhirnya kita sampai di tempat tujuan. Seperti biasa, gapura atau tugu menjadi pertanda bahwa kita sudah sampai di kabupaten Bolsel. Tuturan kata alhamdulillah dan juga keinginan untuk istirahat keluar dari mulut beberapa teman yang ada di dalam bus. Termasuk saya. Dan masih saja perandaian-perandaian itu masih terjadi.
Ada yang menarik ketika kita sudah mulai memasuki pedesaan tepatnya di kelurahan tolondadu dua Kecamatan Bolaang Uki. Di sini banyak rumah yang fondasinya rendah, dan atapnya hampir setengah menutupi badan rumah. Saya dan teman saya bertanya-tanya kenapa bisa seperti itu, dan secara simpel tanpa didasarkan pada teori atau data dan lain-lain kita berasumsi; bahwa lokasi tersebut berhadapan langsung dengan lautan, dan ketika pagi hari matahari terbit cahayanya langsung menyinari rumah-rumah yang ada, makanya atap dari rumah tersebut hampir menutupi badan rumah, alasannya agar cahaya dari matahari tidak langsung masuk kedalam rumah yang membuat panas penghuni rumah. Kira-kira asumsi awal itu yang kita sepakati bersama, hhe.
Kira-kira itu yang bisa diceritakan pada malam hari ini menjelang kita istirahat di Balai Desa Tolondadu II untuk laki-laki dan yang perempuan beristirahat di beberapa rumah warga. Sebelum mengakhiri kegiatan pada malam hari ini teman-teman saya ada yang lagsung saja tidur, ada yang sibuk untuk bermain game bersama, ada yang sibuk Video Call (VC) untuk mengabari keluarga di rumah dan ada juga dengan pacarnya untuk agenda wajib lapor. Ada juga yang tak kalah menarik untuk dinarasikan; ada yang telfonan sambil bertanya perihal perasaan yang sudah diutarakan dan menanyakan kapan untuk dijawab, hahaa.
Sekian, dan ini akan berlanjut.

Tolondadu II, 01 Maret 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun