Mohon tunggu...
Wahyu Setyawan
Wahyu Setyawan Mohon Tunggu... -

Praktisi K3 dan inisiator SafeKids Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yuk, Gunakan A.N.A.K 'tuk Cegah Celaka

26 Februari 2015   15:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:29 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hampir tiap hari ada saja tingkah laku anak-anak saya yang membahayakan. Dari membuka kulkas sendirian, mencoba menyalakan kompor, dekat dengan gunting dan pisau, terpeleset karena lantai licin setelah dipel. Banyak lagi.

Memang kejadian-kejadian itu menjadi bagian dari keseharian tingkah laku anak di rumah maupun sekolah dan sudah kita anggap biasa. Tetapi tak boleh lengah dan anggap enteng. Sebagai orang tua kita harus tetap jaga keselamatan anak. Karena tidak jarang kejadian-kejadian sepele dapat berakibat fatal.

Memutar otak saya sebagai praktisi safety, saya membuat teori sederhana : gunakan ANAK untuk cegah celaka.

Lho kok, bukannya kita mau mencegah anak dari celaka, kok malah gunakan anak untuk cegah celaka? Gimana logikanya nih?

Saya buat akronim ini supaya mudah diingat dan mempunyai arti: Amati bahayanya, Nilai resikonya, Ambil tindakan, Komunikasikan.

Amati bahaya

Kita harus tahu bahaya-bahaya apa saja yang ada di rumah. Investasikan waktu sejenak untuk membuat daftarnya. Cara yang paling mudah, kita bisa telaah dari kamar ke kamar. Misalnya di dapur ada bahaya api, benda tajam dan kimia. Di kamar mandi ada bahaya terpeleset, sabun dan kimia dan lain-lain.

Nilai resikonya

Dari bahaya-bahaya yang kita temukan kita nilai resikonya. Tipsnya adalah gunakan kalimat : Kalau terjadi .... maka kerugian terparah adalah...Misalnya bahaya api di dapur, maka gunakan: Kalau terjadi  kebakaran, maka kerugian terparah adalah rumah terbakar habis. Atau misalnya: Jika terpeleset di dapur, maka anak dapat benjol.

Dengan begitu anda mempunyai nilai resiko dari daftar bahaya yang anda sudah buat sebelumnya.

Ambil tindakan

Setelah itu kita harus melakukan sesuatu terhadap bahaya-bahaya yang ada tersebut. Tentunya kita tidak dapat melakukan semuanya sekaligus. Daftar resiko memungkinkan kita untuk membuat skala prioritas mana yang terlebih dahulu bisa kita lakukan. Contohnya, bahaya kebakaran dengan resiko seluruh rumah hangus terbakar adalah prioritas tertinggi, maka utamakan membeli alarm kebakaran atau Alat Pemadam Api Ringan. Terus lakukan tindakan pencegahan yang ada dalam daftar anda satu-persatu sesuai dengan kemampuan anda.

Komunikasikan

Semua tindakan keselamatan ini tidak dapat anda lakukan sendiri. Komunikasikan dengan pasangan anda pentingnya memasukkan unsur keselamatan dalam pengasuhan dan manajemen rumah tangga. Setelah itu komunikasi terpenting adalah dengan anak sendiri. Anak umur 2 tahun sudah dapat mengerti dan mulai dapat berkomunikasi aktif. Komunikasi pun dapat dilakukan sejak masih bayi, yaitu mencontohkan perilaku yang benar. Komunikasi bisa jadi merupakan hal terpenting dalan matarantai ini, terutama karena (untuk keluarga yang ayah-ibu bekerja) anak juga diawas oleh pengasuh lain: kakek-nenek, om-tante dan babysitternya. Dari pengalaman saya hal ini adalah hal tersulit dan paling menantang, karena komunikasi dengan pihak lain pasti akan menemukan benturan soal budaya dan kebiasaan.

Begitulah cara kita menggunakan ANAK untuk cegah celaka.

Semoga tips ini dapat cukup mudah untuk diikuti. Tetap semangat dan jangan menyerah ya.

Selamat mencoba SafeParents.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun