Mohon tunggu...
Hotgantina S
Hotgantina S Mohon Tunggu... Guru - Hidup untuk berbagi. Berbagi untuk hidup.

Pengajar yang terus belajar. Suka makan coklat, minum teh dan mendengar suara gitar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyambut Bonus Demografi 2020-2030, Apa Sajakah yang Perlu Dipersiapkan?

22 September 2016   06:09 Diperbarui: 22 September 2016   07:11 2449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Empat tahun sampai empat belas tahun mendatang, Indonesia akan mengalami bonus demografi. Kondisi ini berarti jumlah penduduk produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari jumlah penduduk tidak produktif (di bawah usia 15 tahun dan di atas usia 65 tahun). Menurut data BKKBN, penduduk usia produktif akan mencapai 70 % atau sekitar 180 juta orang, sedangkan penduduk tidak produktif sebanyak 30% atau sekitar 60 juta orang.

Fenomena bonus demografi tentu saja sangat menguntungkan bagi Bumi Pertiwi karena jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) aktif yang dimiliki sangat besar. Para SDM ini akan sangat menguntungkan dalam berbagai bidang untuk pembangunan dan kemajuan bangsa. Namun, jika tidak dipersiapkan dengan baik, penduduk produktif ini justru akan membawa bencana seperti pengangguran dan kemiskinan bahkan kriminal.

Pemerintah sebagai penggerak masyarakat perlu mempersiapkan dan meningkatkan beberapa hal untuk menyambut anugerah bonus demografi, antara lain:   

1. Pendidikan

Untuk menghasilkan SDM yang berkualitas, dibutuhkan pendidikan yang berkualitas pula. Pendidikan sangatlah penting untuk membekali penduduk khususnya dalam berpikir dan juga berkarakter. Pemerintah harus mendorong orang-orang yang berkecimpung di dunia pendidikan saat ini untuk mempersiapkan SDM-SDM yang bermutu tinggi lewat pendidikan tinggi dan karakter mulia. Para SDM perlu dibekali pelatihan-pelatihan seperti ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), bahasa internasional, softskill atau pun kemampuan khusus yang mumpuni di bidangnya. Pemerintah juga perlu mempersiapkan tunjangan pendidikan yang lebih banyak lagi seperti beasiswa bagi mereka yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi di dalam maupun di luar negeri. Jika persiapan dalam pendidikan gagal, SDM yang dihasilkan pun bisa tidak berkualitas dan mengakibatkan bencana pengangguran bagi negara.

2. Kesehatan

“Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.” Selain berkualitas, penduduk juga harus sehat agar kemampuan yang dimiliki bisa terpakai dengan baik. Untuk mencapai SDM yang sehat, pemerintah perlu menggalakkan gaya hidup sehat, seperti olah raga teratur, tidak merokok, tidak memakai obat-obatan terlarang dan mengonsumsi makanan bergizi. Program ini bisa digalakkan lagi melalui sekolah-sekolah, perguruan tinggi maupun kantor-kantor. Selain itu, adanya program BPJS sebenarnya langkah yang sangat bagus dalam meningkatkan layanan kesehatan bagi penduduk khususnya menengah ke bawah. Namun, program ini juga harus lebih digerakkan lagi supaya semua warga negara Indonesia memperolehnya. Jika bangsa ini sehat, tentu pekerjaan-pekerjaan yang dihasilkan juga sehat.

3. Inovasi

Jika sudah memiliki SDM yang berkualitas dan juga sehat, tentu mereka siap dipakai. Tetapi, jika tidak ada sarana untuk bekerja, mereka juga bisa menjadi beban negara. Nah, inovasi perlu dilakukan baik pemerintah maupun masyarakat. Pemerintah harus berinovasi menciptakan lapangan pekerjaan bagi SDM-SDM yang berkualitas tadi. Atau, pemerintah mendorong para SDM untuk membuat lapangan kerja sendiri seperti wirausaha dengan bantuan modal dari pemerintah. Dengan demikian, 70 % penduduk usia produktif pada tahun 2020-2030 nanti, bisa menghasilkan sesuatu untuk pembangunan dan kemajuan bangsa.  

4. Investasi

Budaya menabung perlu digerakkan sejak dini. Kecanggihan jaman dan juga fenomena “kekinian” saat ini memicu tingkat konsumtif yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, pemerintah dan juga masyarakat perlu menyadari pentingnya kecerdasan saat membeli suatu barang yang ingin dikonsumsi. Nah, supaya tidak terjadi keborosan yang berlebihan, pengetahuan tentang investasi harus digalakkan lagi. Investasi ini bertujuan untuk menyiapkan SDM yang mapan dan mandiri sehingga masyarakat bisa hidup layak dan sejahtera, bukan menjadi beban kemiskinan bagi negara.

5. Kependudukan

Fenomena menikah di usia muda saat ini memang sedang marak. Hal ini sangat mengkhawatirkan jika pasangan-pasangan muda tidak memiliki pengetahuan tentang program memiliki anak dan mendidik anak dengan baik. Jika banyak orang tua hanya menghasilkan anak tanpa tau mendidiknya, tentunya anak-anak yang dihasilkan juga bisa menjadi beban bagi negara. Jadi, bimbingan dan perencanaan sebelum menikah sangatlah penting untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera kelak.

6. Cinta Tanah Air

Jika Indonesia sudah punya SDM yang berkualitas, sehat, rajin menabung, inovatif dan memiliki perencanaan yang baik, tentu bonus demografi kelak bisa kita manfaatkan dengan baik. Tetapi jika kebanyakan SDM tersebut malah memilih bekerja di luar negeri bahkan menetap di sana, negara juga ini pasti kewalahan untuk mengurus bangsanya sendiri. Rasa cinta tanah air juga perlu ditingkatkan sejak dini agar usia-usia produktif nanti bisa berkontribusi penuh arti bagi nusantara ini.

Demikianlah hal-hal yang dapat saya uraikan untuk mempersiapkan bonus demografi yang akan kita hadapi beberapa tahun mendatang. Tentu saja, persiapan ini bukan hanya pekerjaan pemerintah tetapi seluruh warga negara Indonesia. Oleh karena itu, marilah kita bahu-membahu menuju Indonesia sejahtera di masa yang akan datang.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun