Aktivitas di tempat kerja dan sekolah pun sudah dimulai. Namun, di balik kesibukan ini, banyak yang mulai merasakan tekanan yang mengganggu kesehatan mental mereka.
Sekolah dan pekerjaan bisa memberi tekanan yang luar biasa bagi banyak orang , apalagi jika tekanan tersebut terus-menerus meningkat. Tuntutan tugas, ujian, dan ekspektasi akademis seringkali meninggalkan sedikit waktu untuk beristirahat atau menikmati kehidupan di luar. Juga para pekerja yang sering menghadapi keketatan target dan deadline pekerjaan . Dalam kondisi-kondisi seperti ini, kesehatan mental sering diabaikan begitu saja, bahkan dianggap hal sepele.Â
Namun, tanpa adanya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan, maka kelelahan fisik serta emosional bisa menumpuk dan mengakibatkan stres yang tidak terkontrol. Maka oleh karena itu, kita harus mengambil keputusan dan langkah untuk menjaga kesehatan mental kita di tengah semua kesibukan dan tuntutan kerja.
Perawatan kesehatan mental sangat penting untuk dilakukan, baik itu di tempat kerja maupun di sekolah. Tekanan-tekanan dari sekolah yang biasanya berasal dari tugas, ujian, dan ekspektasi akademis tinggi, bisa saja terdorong oleh faktor seperti ekspektasi orang tua dan persaingan antar teman.
 Namun, biasanya pelajar memiliki waktu yang lebih fleksibel untuk beristirahat di antara pelajaran, sementara pekerja terikat pada rutinitas kantor yang lebih terstruktur dan penuh batasan waktu. Walaupun, keduanya memiliki tantangan mirip dalam menjaga keseimbangan tuntutan dengan kehidupan pribadi.Â
Pelajar mungkin lebih khawatir tentang masa depan dan jalan karier, sedangkan pekerja lebih khawatir akan tekanan untuk lebih berprestasi dan mempertahankan posisi pekerjaan mereka. Meski situasi berbeda, keduanya memerlukan pendekatan yang tepat untuk mencegah burnout dan menjaga kesehatan mental.
Bayangkan seorang siswa SMA yang setiap hari berangkat pagi dan pulang sore untuk mengikuti kelas dan kegiatan ekstrakurikuler. Tak hanya itu, ia juga harus meluangkan waktu untuk bimbingan belajar demi mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi. Karena tekanan yang begitu besar, sering timbul rasa cemas, hingga ia merasa kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya ia nikmati. Kondisi serupa dialami oleh seorang pekerja kantoran yang sering pulang larut malam karena tuntutan pekerjaan tinggi.Â
Target yang meningkat membuatnya harus meninggalkan waktu pribadinya demi menyelesaikan pekerjaan, hingga timbul rasa lelah dan mudah terpancing emosi. Kedua contoh ini menunjukkan bagaimana tuntutan sekolah dan pekerjaan dapat menekan kesehatan mental, dan betapa pentingnya menjaga keseimbangan antara dunia kerja dan kehidupan diri sendiri.Â
Pentingnya Kesadaran dan Dukungan di Tempat Kerja dan Pendidikan
Sampai sekarang, kesehatan mental siswa dan pekerja masih dianggap remeh oleh institusi pendidikan dan perusahaan. Seolah-olah memang tekanan berlebihan sudah menjadi standar  pekerjaan dan pengabaian kesehatan mental sudah menjadi norma. Padahal, jika hal tersebut terus menerus terjadi, maka tingkat produktivitas dan kesejahteraan akan semakin menurun.Â
Oleh karena itu, penting bahwa institusi pendidikan dan tempat kerja menyediakan dukungan kesehatan mental, demi menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan produktif bagi semua pihak. Â
Sebagai contoh, atlet renang Olimpiade Amerika Serikat, Michael Phelps yang berhasil meraih 23 medali emas Olimpiade juga pernah mengalami gangguan kesehatan mental. Ternyata di belakang kesuksesannya, ia sering berada di bawah tekanan besar untuk menjadi yang terbaik. Bahkan ia mengaku pernah berada di titik merasa kehilangan tujuan hidup dan bahkan sempat ingin mengakhiri hidupnya.Â
Namun, setelah mendapatkan bantuan psikologis dan berbicara secara terbuka tentang pengalamannya, Phelps kini menjadi advokat kesehatan mental. Cerita ini mengingatkan kita untuk selalu memperhatikan dan jangan pernah takut dalam mencari bantuan kesehatan mental.
Solusi untuk Menjaga Kesehatan Mental
Kesehatan mental bagai fondasi sebuah bangunan. Jika fondasi tersebut kuat, maka bangunan tersebut bisa tetap berdiri melewati bermacam-macam rintangan. Namun, jika fondasi itu lemah, maka lama-kelamaan bangunan itu akan mulai hancur.Â
Kebiasaan seperti bekerja atau belajar tanpa memberi waktu untuk istirahat akan membuat seseorang terkuras secara emosional dan fisik. Lama kelamaan hal ini bisa mengakibatkan fondasi kita melemah sejalannya waktu. Oleh karena itu, penting untuk kita sadari kapan saja waktunya berhenti dan memberi ruang untuk bersantai, sehingga kita dapat kembali memperkuat fondasi kesehatan mental kita.
Menjaga kesehatan mental, sangatlah penting untuk kehidupan seimbang antara kerja dengan waktu istirahat. Untuk menjaga kesehatan mental, kita perlu mendekatkan diri sendiri ke dalam lingkungan sosial positif. Selain itu, mencari bantuan profesional jika diperlukan juga akan membantu menjaga keseimbangan dalam jangka panjang.
Institusi pendidikan dan tempat kerja juga perlu memberi ruang bagi dukungan kesehatan mental seperti konseling atau program lainnya untuk karyawan dan siswa. Sehingga, kita tidak hanya menjaga diri kita sendiri, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mendukung kesejahteraan kolektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H