Mohon tunggu...
Bryan Jati Pratama
Bryan Jati Pratama Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Author of Rakunulis.com

Qu'on s'apprête et qu'on part, sans savoir où on va

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Cemburu Jingga pada Biru

21 Mei 2019   12:35 Diperbarui: 21 Mei 2019   12:47 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ada nyanyian sore ini. Karena suara miliknya pagi.

Aku hadir saat pintu rumah ditutup dan jendela tak lagi dibuka. Saat piaraan kembali ke kandang dan lampu jalan mulai dinyalakan.

Aku menyelinap disela barisan gunung purba. Berbekal tajamnya sorot mata. Goresan kuning kemerahan. Memeluki dedaunan.

Akulah yang menenggelamkan matahari. Jauh ke ufuk tempatnya berdiri. Dan mengangkat rembulan. Untuk temani sepi sang malam.

Kenapa hanya senja saja aku bertahta. Senja bagai masa tua. Yang lemah serta rapuh. Tunggui maut duduk bersimpuh.

Inilah aku. Warna jingga yang cemburu pada biru. Biru yang lebih lama. Selimuti langit tempatku mencinta.

Jakarta, 12.29
21 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun