Mohon tunggu...
Bryan James Wiranda
Bryan James Wiranda Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

mio mirza

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anak SMA Gak Bisa Baca: Gagalnya Adopsi Sistem Pendidikan Finlandia di Indonesia

22 November 2024   10:28 Diperbarui: 22 November 2024   10:37 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sistem pendidikan Finlandia sering menjadi acuan global karena prestasinya dalam mencetak generasi unggul. Namun, upaya untuk mengadopsi sistem ini di Indonesia justru menemui berbagai kendala dan menghasilkan hasil yang kurang memuaskan. Penelitian selama lima tahun yang dilakukan oleh Ferry Irwandi menyoroti berbagai alasan kegagalan ini, mulai dari rendahnya kemampuan siswa hingga persoalan kebijakan dan infrastruktur. Artikel ini akan membahas penyebab utama dan langkah yang perlu dilakukan untuk mereformasi pendidikan di Indonesia.

Data menunjukkan bahwa banyak siswa Indonesia, termasuk di tingkat SMA, masih mengalami kesulitan dalam membaca dan berhitung. Masalah ini mencerminkan kelemahan dalam sistem pendidikan yang seharusnya memastikan penguasaan kemampuan dasar sejak usia dini. Sebaliknya, Finlandia berhasil memberikan pendidikan dasar yang kuat sehingga siswa mereka mampu melampaui standar internasional.

Kebijakan zonasi yang diterapkan di Indonesia bertujuan untuk pemerataan pendidikan, tetapi realitanya justru menimbulkan kesenjangan. Ketimpangan distribusi sekolah berkualitas membuat siswa di daerah pinggiran kesulitan mendapatkan pendidikan yang layak. Sistem ini berbeda jauh dengan Finlandia, yang menjamin standar pendidikan tinggi di seluruh wilayahnya.

Salah satu keunggulan Finlandia adalah dukungan infrastruktur yang memadai, mulai dari ruang kelas modern hingga teknologi canggih. Sebaliknya, banyak sekolah di Indonesia kekurangan fasilitas dasar, seperti perpustakaan, laboratorium, atau akses internet. Ketimpangan ini membuat sistem pendidikan yang diterapkan Finlandia sulit dijalankan dengan hasil yang serupa di Indonesia.

Kurikulum Indonesia sering kali berganti tanpa mempertimbangkan kesiapan guru dan siswa. Sementara itu, Finlandia menerapkan kurikulum fleksibel yang sesuai dengan kebutuhan lokal. Pengadopsian kurikulum Finlandia di Indonesia tidak efektif karena perbedaan konteks sosial, ekonomi, dan budaya antara kedua negara.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, Indonesia perlu fokus pada reformasi yang menyeluruh. Reformasi ini harus mencakup peningkatan infrastruktur, pelatihan guru, perbaikan kurikulum, dan pemerataan akses pendidikan berkualitas. Pengadopsian sistem dari negara lain harus disesuaikan dengan realitas lokal agar lebih relevan dan efektif.

Adopsi sistem pendidikan Finlandia di Indonesia menghadapi banyak tantangan, mulai dari kebijakan zonasi hingga infrastruktur yang tidak memadai. Hal ini menegaskan bahwa solusi pendidikan tidak bisa hanya dengan meniru konsep dari negara lain tanpa menyesuaikan dengan kondisi lokal. Reformasi sistem pendidikan yang terarah dan berbasis kebutuhan lokal menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan mencapai pemerataan yang lebih baik.

Melalui langkah ini, Indonesia dapat mengembangkan sistem pendidikan yang tidak hanya unggul secara global, tetapi juga relevan dan berdaya guna bagi masyarakatnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun