Model usaha Mbak Lela ini juga cukup menarik, jadi ia selalu memenuhi apa yang sedang dibutuhkan oleh para pelanggannya, setiap ada konsumen yang membutuhkan suatu barang maka ia selalu mencatat atau dalam artian menerima requestan dari para pelanggannya. Selain itu Mbak Lela juga membuat model tokonya ini layaknya seperti di supermarket, "jadi kan kalau warung-warung di desa gini biasanya kan penjualnya yang ngambilin barangnya, tapi kalau disini kita bebaskan agar mereka bisa memilih", ujar Mbak Lela. Dan itu juga merupakan trik yang menjadikan usaha Mbak Lela bisa berkembang seperti saat ini. Jadi, kita harus punya nilai plus sendiri dari usaha kita.
Selama masa pandemi ini bisa dibilang bahwa pendapatan usaha Mbak Lela ini justru lebih meningkat, kadang bisa mencapai 5 juta /hari untuk pendapatan kotornya. Â Dan untuk kendala di masa pandemi ini adalah, susahnya sales-sales dalam mengirimkan barang, jadi mau tidak mau akhirnya Mbak Lela turun tangan untuk mencari stok barang dagangnya sendiri di pasar maupun di toko-toko. Â
Untuk rencana kedepannya, Mbak Lela ingin memperbesar tokonya, dan membangun toko lagi di tempat yang lebih strategis, serta mewariskan usahanya ke anak-anaknya untuk meneruskan usahanya ini.
Bisa dilihat dari cerita di atas bahwa usaha Mbak Lela untuk membangun usahanya cukup berat dan berulang kali mengalami jatuh bangun, yang dari awal hanya bermodalkan 100.000 hingga akhirnya bisa memperoleh 5 juta /hari, dan akhirnya bisa membangun toko sembako di depan rumahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H