Mohon tunggu...
Bryan P. Hutagalung
Bryan P. Hutagalung Mohon Tunggu... Programmer - Bryan P. Hutagalung - 09 - XI MIPA 1

28'22

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Fatamorgana, Mistis atau Bukan?

17 November 2020   20:21 Diperbarui: 17 November 2020   20:35 1089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalian pernah tidak ketika menonton film atau membaca komik tiba-tiba ada pemerannya sedang beradegan berjalan melewati gurun pasir lalu sang pemeran berhalusinasi seperti melihat oasis atau danau di tengah padang pasir namun ketika mendekat oasis itu berubah kembali menjadi kumpulan pasir? Nah, hal itu biasa disebut fatamorgana.

Fatamorgana adalah salah satu fenomena alam yang terjadi karena pembiasaan cahaya yang menyebabkan ilusi optik, umumnya fatamorgana terjadi di wilayah dengan cuaca panas seperti gurun.  

via ilmugeografi.com
via ilmugeografi.com

Proses awal terjadinya fatamorgana karena adanya perbedaan kerapatan suhu udara dingin dan suhu udara panas yang ada di lapisan atmosfer. Suhu udara dingin lebih rapat dan berat dibanding suhu udara panas. Karena hal tersebut lapisan udara panas yang ada di dekat lapisan tanah terperangkap oleh lapisan udara dingin yang ada diatasnya jadi cahaya akan mengalami pembiasan ke arah horizontal dan bergerak ke arah karena dorongan internal total.

Pemantulan internal total ini adalah proses pemantulan pada batas antara satu media ke media lain (yang indeks biasnya lebih kecil) jika sudut datang media kedua lebih dari sudut kritis tertentu. Lalu cahaya yang ada di dalam media dengan indeks bias lebih tinggi akan bergerak ke media dengan indeks lebih rendah.

Ada beberapa syarat-syarat terjadinya fatamorgana seperti perbedaan indeks bias udara yaitu kemampuan media membiaskan arah rambat cahaya, adanya pembiasaan cahaya, dan adanya pemantulan cahaya secara sempurna, cahaya yang dipantulkan disebut sempurna bila cahaya melewati media yang berbeda dan sudut datang dapat menciptakan sudut bias 90 derajat juga nilainya lebih besar dari sudut kritis yang dihitung dengan hukum Snellius.

Fatamorgana itu juga memiliki beberapa jenis seperti fatamorgana inferior yaitu fatamorgana yang terjadi ketika suhu di permukaan tanah lebih panas daripada suhu udara yang ada diatasnya. Hal ini menyebabkan terbentuknya bayangan seperti genangan air tepat dibawah objek aslinya. Fatamorgana ini terjadi di daerah dengan cuaca sangat panas seperti gurun pasir.

Kedua adalah fatamorgana superior, yaitu perbedaan suhu suatu permukaan media lebih dingin dibanding suhu udara di sekitarnya. Bayangan ada diatas objek aslinya pada fenomena ini dan fenomena ini biasa terjadi di kutub, laut, atau samudera.

Ketiga adalah fatamorgana lateral, fatamorgana ini mirip dengan fatamorgana inferior tapi gradien suhu datang dari arah horizontal seperti pada dinding bangunan bidang vertikal. Dinding bangunan ini punya suhu lebih panas dibanding lingkungan sekitarnya jadi terbentuk  bayangan di samping objek aslinya.

Jadi, fatamorgana itu bukanlah kejadian mistis ataupun aneh melainkan hanyalah fenomena alam biasa. Segala hal yang terjadi di alam ini bisa kita jelaskan dengan pengetahuan sains yang masuk akal, bahkan hal seperti fatamorgana sekalipun yang dulu dianggap aneh dan mistis.

Kita harus terus mencari ilmu sebanyak-banyaknya dan hal itu bisa kita lakukan dengan memperhatikan lingkungan sekitar kita, kalian tau tidak fatamorgana itu sering kita lihat di kehidupan sehari-hari lho, kalian bisa tahu tidak contoh peristiwanya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun