Kita menyusun bidak di papan hitam putih
Ditemani kopi panas, dan uap menari
Bulan bintang dan pos ronda jadi saksi
riuhnya pertempuran ditengah malam sunyi
Keempat mata nanar menatap petak
Kita berdua saling mengadu otak
Menyesap kopi, sambil mainkan bidak
Jangkrik pun mendukung, bersorak-sorak
Tak ada beban gelar: RT, RW ataupun warga
Hasil pertempuran diakhiri dengan tawa
Tak ada beban reputasi yang mengekang
Kalau kalah ya main lagi, tinggal ulang
Tak ada harga diri dipertaruhkan
Petak belang ini hanyalah sebuah papan
yang seharusnya hanyalah permainan
yang juga jadi tempat menjalin persahabatan
Bogor, 20 Maret 2021
- Bryan H.S
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H