Mohon tunggu...
Bryan de Mang
Bryan de Mang Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa filsafat-Teologi. Cinta membaca. Senang menulis. Berkuliah di Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng.

Sangat senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

90 Menit bersama Wanita Turki II

30 April 2019   16:13 Diperbarui: 30 April 2019   16:41 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Eh, Bi, kenapa kamu suka kuliah di Indonesia? Biasanya orang-orang Indonesia yang kuliah ke luar negeri kok kamu mau kuliah di Indonesia. Kebalik..." Tanyaku menatap penasaran matanya sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Wajahku penasaran.

"Oh, saya memang tertarik kuliah di Indonesia. Saya pengen belajar bahasa Indonesia. Selain itu di Indonesia ada banyak agama. Saya ingin melihat relasi antar umat beragama" Ia memandangku. Menjelaskan dengan badan sedikit membungkuk.

"Kamu dari Turki yah? Tanyaku penasaran karena melihat wajah bule, hidung mancung, pipi tembem. Wajahnya disampul dengan jilbab birunya.

"Bukan,..." jawabnya cepat

"Lho, kok bule?" aku menyela

"Saya dari China. Papa dan mama saya China. Aku tinggal besar dan lahir di China. Opa dan oma saya Turki. Mungkin faktor gen saja" Katanya pasti. Sedikit tertawa.

"Wah hebat yah..terus kamu ambil jurusan apa?? aku mengangkat badanku. Menghadap penuh perhatian padanya sambil menatap matanya.

"Saya ambil jurusan bahasa Indonesia" jawabnya antusias

"Emmm, terus sering pulang China yah?" kepalaku sedikit miring

"Jarang sih, palingan setahun sekali"  

Aku manggut-manggut sambil memegang dagu. Frano ada di samping kananku. kelihatannya sudah tertidur nyenyak setelah tadi mengeluh bahwa telinganya sakit. Ini adalah penerbangan keduanya setelah bertahun-tahun tidak naik pesawat, dan yang pertama tadi adalah penerbangan Manado-Makassar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun