"Para penumpang yang terhormat, sebentar lagi..." suara pramugari memecah rasa kagumku.Â
Aku memasang sabuk pengaman dan mendengarkan instruksi selanjutnya.Â
Hatiku masih berkecamuk. Makin lama makin cepat pesawat yang kunaiki itu bergerak kemudian melayang melepaskan pijakannya dari bumi. Aku berpura-pura melihat pemandangan lewat jendela yang terletak di samping kirinya namun sesedikit mataku melirik wajahnya.Â
"Kacau eh..." kataku sambil tertawa dan menggaruk kepala saat melihat adegan itu pada memori film otakku.
 Saat itu, aku mengambil buku yang ada di dalam tas keranjang pemberian kakakku dengan gambar kunci G pada satu sisi. Aku hanya melihat-lihat, seolah-olah membaca itu. Rasa itu makin mendobrak hatiku. Seolah-olah ada yang mendorong dari dalam supaya aku berkenalan dengannya. Aku memastikan lagi dengan melihatnya sekali lagi.Â
"Rupa bule ini...Kong kage salah. Musti pake bahasa Inggris stow ini noh..."Â
"Are you tourism?" tanyaku tidak peduli apakah bahasa Inggrisku salah atau benar.Â
"Titdak..." jawabnya polos.Â
"Eh, kamu tahu bahasa Indonesia?",
"Ia, saya sutdah satu tahung belajar bahasa Indonesia.." balasnya dengan logat bule
"Oh, gitu yah... Hebat yah, udah langsung lancar ngomongnya... Eh, kenalin nama aku Bryant.."kataku santaiÂ