Tegal, 20 Juni 2024 - Organisasi daerah Ikatan Mahasiswa Tegal Wilayah Cirebon (IMT) sedang mendalami tentang Minat mahasiswa generasi Z terhadap organisasi daerah yang mengalami penurunan secara jelas dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena ini menjadi perhatian berbagai pihak, mulai dari pengurus organisasi daerah hingga akademisi dan alumni dari organisasi daerahnya sendiri.
Menurut survei terbaru yang dilakukan oleh Pusat Kajian Sosial dan Budaya UIN SSC, hanya 25% dari mahasiswa Gen-Z yang tertarik untuk bergabung dengan organisasi daerah, angka ini menurun drastis dibandingkan dengan data empat tahun lalu yang menunjukkan partisipasi sebesar 45%. Penurunan ini memunculkan berbagai spekulasi tentang penyebab utama yang mendasarinya.
Salah satu penyebab yang sering disebut adalah perubahan yang diutamakan dan pola pikir generasi Z. Generasi yang dikenal sebagai digital natives ini lebih tertarik pada kegiatan yang memberikan dampak langsung terhadap pengembangan pribadi dan profesional mereka, seperti startup, organisasi tanpa pemasukan dari luar, dan komunitas berbasis minat teknologi atau kreativitas.
"Mahasiswa saat ini cenderung mencari pengalaman yang dapat memberikan nilai tambah langsung dalam CV mereka," ujar Rifqi Hafidl, sebagai ketua umum organisasi daerah tegal wilayah Cirebon (IMT). "Organisasi daerah sering kali dianggap kurang selaras dengan kebutuhan karier mereka yang semakin bersaing."
Selain itu, pandemi COVID-19 yang berlangsung beberapa tahun lalu juga berdampak besar pada aktivitas organisasi daerah. Kegiatan yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka terpaksa beralih ke daring, yang menurut beberapa mahasiswa, tidak seefektif dan semenarik kegiatan langsung.
"Selama pandemi, banyak kegiatan yang beralih ke daring, namun kurang ada inovasi yang menarik minat kami. Akibatnya, banyak yang akhirnya memilih tidak aktif," ungkap Harun, alumni Ikatan Mahasiswa Tegal wilayah Cirebon (IMT) tahun 2016-2020.
Organisasi daerah juga dinilai kurang menyesuaikan terhadap perkembangan zaman. Beberapa mahasiswa mengeluhkan bahwa kegiatan yang diselenggarakan masih menggunakan pendekatan secara langsung yang tidak menarik bagi mereka. Inovasi dalam bentuk kegiatan, seperti workshop digital, kolaborasi dengan pemerintahan daerah , dan proyek sosial berbasis teknologi, dianggap penting untuk menarik kembali minat generasi Z.
Namun, tidak semua pihak pesimis. Beberapa organisasi daerah mulai berbenah dan mencoba pendekatan baru untuk menarik minat mahasiswa. Misalnya, Ikatan Mahasiswa Kuningan yang telah meluncurkan program mentorship yang menghubungkan mahasiswa dengan alumni yang sukses di berbagai bidang.