Selubung bangunan adalah suatu bidang maya yang menjadi batas terluar secara tiga dimensi yang membatasi bangunan tersebut untuk berinteraksi dengan lingkungannya demi mewujudkan keselamatan, kesehatan, dan juga kenyamanan pada penghuni yang ada pada bangunan tersebut. Selubung bangunan juga merupakan suatu elemen yang menyelubungi bangunan, seperti dinding dan atap tembus atau yang tidak tembus cahaya. Dimana adanya beberapa bagian dari energi termal yang berpindah melalui selubung bangunan.Â
Dinding merupakan salah satu komponen selubung dominan dari suatu bangunan. Dengan tingkat kelembaban dan radiasi matahari yang tinggi, kinerja selubung bangunan yang berada di daerah yang beriklim tropis lembab berpengaruh terhadap kenyamanan seseorang yang berada di ruangan tersebut. Selubung tersebut harus berperan secara optimal sebagai pengatur tingkat kelembaban dan pencegah rambatan kalor, terutama pada sisi barat dan sisi timur bangunan yang dapat berfungsi sebagai kapasitor kalor.
Oleh karena itu, perlu dilakukannya upaya supaya kondisi ruang dalam suatu bangunan tersebut dapat diatur untuk menyesuaikan tingkat kelembaban dan juga dapat mencegah perambatan kalor yang terjadi melalui strategi desain pasif selubung bangunan yang berfungsi sebagai modifier lingkungan.Â
Selain itu, selubung bangunan harus dapat mencegah adanya rambatan kalor yang masuk ke dalam bangunan melalui penerapan insulasi termal, teknologi pembayang yang optimum, dan memiliki semacam "kualitas bernafas" untuk mengatur tingkat kelembaban. Breathing wall sendiri memiliki arti panel dinding berventilasi, yang merupakan instalasi interaktif yang memiliki permukaan dinding tiga dimensi yang bersifat dinamis.
Pada daerah yang memiliki iklim tropis, daerah tersebut hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Ketika musim kemarau, suhu udara yang tinggi akan mengakibatkan penguapan yang tinggi sehingga berpotensi untuk terjadinya hujan.Â
Sedangkan di daerah yang memiliki iklim subtropis, daerah tersebut memiliki kelembapan udara yang lebih rendah dan tekanan udara yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan iklim tropis. Selain itu, adanya perubahan yang cukup ekstrim pada kondisi cuaca di daerah yang beriklim subtropis, sedangkan pada daerah yang beriklim tropis perubahan kondisi cuacanya tidak ekstrim. Maka sistem breathing wall ini lebih cocok dan juga efektif apabila ditempatkan di bangunan yang berada di daerah tropis.Â
Dikarenakan suhu pada daerah tropis cenderung panas. Sehingga dengan menanamkan sistem breathing wall pada bagian dari bangunan kita akan memperbaiki sirkulasi dalam rumah. Sehingga penghuni dari bangunan tersebut akan merasa nyaman dan sejuk selama tinggal didalamnya.
Tujuan dari dibuatnya breathing wall pada suatu bangunan adalah sebagai jalan keluarnya udara internal melalui dinding untuk mengurangi konsentrasi polutan udara dalam ruangan. Sehingga pada daerah subtropis, tingkat penggunaan ventilasi alami pada suatu bangunan tergolong rendah karena disaat musim dingin datang, breathing wall ini tidak efektif untuk digunakan.Â
Tetapi berbeda efeknya dengan penggunaan breathing wall pada bangunan yang berada di daerah tropis. Penggunaan breathing wall pada suatu bangunan yang berada di daerah yang memiliki iklim tropis yang lembab, pentingnya pemilihan material dinding dan insulasi termal yang bersifat light-weight material, serta memiliki tingkat kelembaban dan tingkat rambatan kalor yang terendah. Insulasi termal juga ditunjukkan dari adanya material insulasi eksternal pada selubung bangunan.Â
Adanya penerapan insulasi dinamis yang berfungsi ganda  sebagai  penghambat rambatan  kalor dan retarder uap (penghalang  uap) yang bersifat kedap air atau semi-permeabel. Dengan begitu, penerapan konsep breathing wall pada selubung bangunan ini berperan dengan efektif sebagai modifier lingkungan. Karena breathing wall dapat menyesuaikan tingkat kelembaban dan juga dapat mencegah terjadinya perambatan kalor pada selubung bangunan. Hanya saja dengan adanya selubung bangunan tersebut, akan ada air yang memungkinkan memasuki ruangan tersebut melalui rongga-rongga ketika terjadinya hujan.Â
Selain itu, breathing wall ini dapat diterapkan di negara kita dan juga memiliki manfaat terhadap lingkungan di negara Indonesia. Karena negara Indonesia merupakan negara yang berada di daerah yang memiliki iklim tropis, cuaca yang panas akan mendukung para masyarakatnya untuk menggunakan AC. Tetapi dengan adanya breathing wall di bangunan yang ada di daerah tropis ini, akan adanya udara yang masuk dari luar bangunan tersebut.
Sehingga kita tidak perlu menggunakan AC dan juga tidak perlu membayar biaya tambahan untuk menyejukkan ruangan tersebut, karena adanya selubung bangunan yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi udara yang ada di dalam bangunan. Dengan membeli AC dan air purifier akan adanya biaya tambahan untuk menyelesaikan masalah yang sama dengan penggunaan breathing wall pada bangunan. Jadi sebenarnya penggunaan AC maupun air purifier ini bisa di solusikan dengan penerapan konsep breathing wall pada suatu bangunan.Â
Selain itu, penggunaan AC dan juga air purifier Ini juga memiliki efek yang kurang baik untuk lingkungan karena penggunaan AC yang dilakukan secara terus menerus dapat merusak lapisan ozon. CFC yang dihasilkan oleh AC dapat mengakibatkan terjadinya pemanasan global. Kelebihan lainnya ketika kita menerapkan konsep breathing wall pada bangunan yaitu kita bisa mengurangi dampak negatif dari listrik yang dapat menghasilkan emisi karbon ke udara.Â
Maka sebaiknya kita lebih mengurangi penggunaan listrik pada AC dan air purifier karena hal itu juga dapat mengurangi biaya pengeluaran. Jadi selain hemat biaya, breathing wall juga memiliki dampak yang baik untuk lingkungan.
Pendapat yang telah saya kemukakan pada paragraf-paragraf diatas juga diperkuat oleh teori dari beberapa pakar yang telah ahli dibidangnya. Menurut Morgan, C yaitu terdapat tiga hal kunci yang mencirikan prinsip mengenai breathing construction, yaitu permeabilitas uap, higroskopisitas, dan kapilaritas.Â
Kemudian diikuti juga oleh teori dari pakar kedua yang menguatkan pendapat diatas, yaitu teori dari pakar Imbabi, M. S. E. yang mengatakan bahwa sebuah panel modular breathing wall dapat mengganti penggunaan insulasi konvensional dengan insulasi dinamis. Pendekatan bar untuk dasar bentuk konstruksi breathing wall dalam mendistribusikan suplai sistem ventilasi udara, dimana dinding berfungsi sebagai sumber pasokan, penukar panas, dan menyaring polutan udara.
Breathing wall berperan sebagai selubung pada bangunan memiliki manfaat yang cukup banyak. Selubung bangunan merupakan suatu bidang maya yang menjadi batas terluar secara tiga dimensi yang membatasi bangunan tersebut untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Manfaat dari breathing wall dapat terlihat baik dari sisi biaya, lingkungan, sekaligus kenyamanan bagi penghuni yang ada di dalam bangunan tersebut. Dengan adanya breathing wall pada suatu bangunan, kita tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk menyelesaikan permasalahan yang sama.
Selain itu, penerapan konsep breathing wall pada bangunan juga akan mendorong kita untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga alam sehingga mengurangi pemanasan global yang kemungkinan terjadi. Namun, penggunaan breathing wall ini paling cocok digunakan pada daerah dengan iklim tropis dikarenakan hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Ketika musim kemarau, suhu udara yang tinggi akan mengakibatkan penguapan yang tinggi sehingga berpotensi untuk terjadinya hujan.Â
Dalam suatu bangunan perlunya upaya dari kita supaya bangunan tersebut terasa nyaman oleh penghuninya. Maka dari itu kita bisa memberikan selubung terhadap bangunan tersebut. Dengan adanya selubung bangunan kita bisa menyesuaikan tingkat kelembaban dan juga dapat mencegah perambatan kalor yang terjadi supaya kondisi ruangan dalam bangunan tersebut terasa nyaman.Â
Karena adanya proses pertukaran udara di luar bangunan dengan yang di dalam bangunan, maka sirkulasi udara dapat berjalan dengan lancar dan membuat penghuni didalamnya merasa sejuk dan nyaman selama tinggal di dalamnya. Sehingga udara yang sejuk akan masuk ke dalam bangunan selama musim panas berlangsung.
Daftar Pustaka
View of panel dinding Berventilasi (breathing wall) Pada Selubung Bangunan di Daerah Beriklim Tropis Lembab. (n.d.). Retrieved January 10, 2023, from https://ejournal.itn.ac.id/index.php/spectra/article/view/578/540Â
Selubung Bangunan - Tarupedia: SIPR Daerah Istimewa Yogyakarta. Selubung Bangunan - Tarupedia | SIPR Daerah Istimewa Yogyakarta. (n.d.). Retrieved January 10, 2023, from http://www.sipr.jogjaprov.go.id/sikoper/tarupedia/detail/selubung-bangunanÂ
Panel dinding Berventilasi (breathing wall) pada ...pengkondisian Ruang Dalam Bangunan Untuk Mengontrol Kelembaban Dan Mencegah rambatan kalor Melalui Strategi desain Pasif Selubung - [PDF document]. fdokumen.com. (n.d.). Retrieved January 10, 2023, from https://fdokumen.com/document/panel-dinding-berventilasi-breathing-wall-pada-pengkondisian-ruang-dalam-bangunan.html?page=12Â
Parametric. (2020, April 7). Breathing wall. Parametric House. Retrieved January 10, 2023, from https://parametrichouse.com/breathing-wall/Â
Kemdikbud, P. (n.d.). Perubahan Iklim. Retrieved January 10, 2023, from https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/PerubahanIklim-sk/topik-1.htmlÂ
Jelaskan Pembagian Iklim Matahari, Berikut Jawaban Lengkapnya. merdeka.com. (2022, February 17). Retrieved January 10, 2023, from https://www.merdeka.com/jateng/jelaskan-pembagian-iklim-matahari-berikut-jawaban-lengkapnya-kln.htmlÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H