Mohon tunggu...
Bryan Setyabudi
Bryan Setyabudi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya suka bermain basket.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketimpangan Pembangunan Antar Wilayah di Indonesia

19 Oktober 2022   15:35 Diperbarui: 19 Oktober 2022   15:40 1271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bab 1 : Pendahuluan

Integrasi nasional merupakan penyatuan atau pembauran suatu bangsa sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Integrasi nasional mempunyai dua pengertian dasar, yakni integrasi dan nasional. Integrasi berasal dari bahasa Latin, yaitu "integrate" yang berarti memberi tempat dalam suatu keseluruhan. Bangsa Indonesia tentu membutuhkan integrasi nasional karena dapat menyatukan segala bentuk latar belakang budaya, suku, etnis, hingga latar belakang ekonomi. Namun dengan adanya permasalahan seperti tidak meratanya pembangunan di Indonesia dapat memecahkan persatuan di negara kita dikarenakan sebagian penduduk Indonesia merasa diperlakukan secara tidak adil oleh negara. Padahal seluruh rakyat Indonesia memiliki derajat yang sama seperti yang tercantum pada dasar negara kita, tepatnya pada sila ke-5 yang berbunyi "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Tentu hal seperti ini dapat menurunkan integrasi nasional dalam negara kita.

Masalah ketidakmerataan dalam pembangunan wilayah adalah masalah historis yang dihadapi oleh setiap negara mulai dari arah kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, kepulauan bahkan global. Pulau Jawa bagian selatan secara umum lebih tertinggal dibandingkan daerah utara, atau kawasan pantai timur Sumatera yang lebih maju daripada kawasan pantai barat. Pada tingkat kabupaten misalnya seperti wilayah barat Kabupaten Bogor memiliki pertumbuhan baik ekonomi dan kesejahteraan yang lebih buruk dibandingkan dengan wilayah Kabupaten Bogor bagian tengah dan timur. Terjadinya fenomena tersebut dapat disebabkan oleh faktor keterbukaan/akses terhadap luar wilayah yang sudah berlangsung sejak lama. Ini menghasilkan ukuran pasar yang lebih besar karena konsentrasi jumlah penduduk di wilayah yang lebih maju. Meskipun wilayah yang kurang berkembang tersebut banyak yang lebih kaya dengan sumberdaya alam.

Hal yang perlu dilakukan untuk permasalahan seperti ini adalah memajukan orangnya terlebih dahulu karena dengan meningkatkan pendidikan warga-warga daerah disana secara tidak langsung kita telah memajukan pembangunan disana. Seperti sebuah pepatah yang mengatakan "If you want 1 year prosperity, grow a grain. If you want 10 year prosperity, grow a tree. If you want 100 year prosperity, grow people.". Dengan orang-orang yang sudah lebih maju secara pendidikan dan kesehatan maka GDP/PDB daerah setempat juga akan berbanding lurus.

Bab 2 : Pembahasan

Perhatian pemerintah terhadap ketimpangan pembangunan wilayah sudah ada. Sebagai contoh masalah tersebut sudah menjadi bagian dari Kondisi Umum Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025. Fakta empirik dan beberapa studi menunjukkan ketimpangan antar wilayah di Indonesia semakin mengemuka sejak pertengahan tahun 1995 sampai sekarang dibandingkan dengan periode sebelumnya, terutama sejak 2005. Selama dua dekade terakhir pertumbuhan ekonomi didominasi kawasan Indonesia bagian barat, yang mencapai 80% Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan ekonomi di bagian timur mengalami kemacetan walaupun kaya sumber daya alam.

Maka dari itu perlunya perhatian khusus kepada daerah-daerah yang masih memerlukan bantuan. Sangat penting adanya sebuah usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada. Peningkatan kualitas penduduk dapat dilakukan melalui berbagai usaha seperti memperbaiki kualitas pendidikan, meningkatkan fasilitas kesehatan, dan melakukan pemberdayaan kelompok masyarakat. Dengan begini masyarakat sudah lebih baik secara pendidikan dan Kesehatan

Kemudian bisa diikuti dengan mobilitas sosial yang memadai. Maksud dari perpindahan ini ialah pindahnya sekelompok orang yang bisa dikatakan sebagai penduduk, pindah dari suatu daerah ke daerah yang lain. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan jumlah penduduk di suatu daerah, karena adanya pemerataan penduduk juga harus diikuti oleh adanya pembangunan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi jumlah penduduk yang terlalu padat yang akhirnya menimbulkan kesenjangan sosial. Contoh upaya mobilitas yang umum dilakukan adalah transmigrasi, di mana warga kota di wilayah yang terlalu padat seperti di Jawa berpindah ke wilayah yang lebih sedikit penduduknya, seperti di Kalimantan. Upaya ini pernah digalakkan di zaman Presiden Soeharto dan berhasil meningkatkan kualitas ekonomi pelakunya, seperti orang-orang Madura yang berpindah ke Kalimantan.

Jumlah lapangan kerja yang tersedia juga bisa menjadi faktor majunya pembangunan di suatu daerah karena dengan pekerjaan dan gaji yang layak akan meningkatkan taraf hidup seseorang yang kemudian secara tidak langsung memajukan pembangunan daerah setempat. Karena Indonesia termasuk ke dalam salah satu negara berkembang dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Jumlah penduduk yang besar di usia produktif tersebut tidak diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, sehingga terjadilah banyak pengangguran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya yang bisa dilakukan adalah menciptakan peluang kerja dengan memanfaatkan kondisi lingkungan sekitar. Dengan menciptakan peluang kerja, maka kita juga akan mengurangi munculnya ketimpangan sosial di masyarakat.

Faktor terakhir yang dianggap dapat memutuskan kesenjangan pembangunan antar wilayah adalah investasi. Data realisasi investasi, baik asing maupun domestik di Indonesia menunjukkan distribusi yang sangat timpang. Jawa dan Sumatera mendominasi perolehan realisasi investasi selama kurun waktu 1983-2003, dan mulai berkurang di tahun 2012. Terjadinya perubahan sebaran khususnya investasi asing di tahun 2012 diperoleh terutama dari sektor pertambangan/energi, yang bersifat tidak terbarukan.

Dengan mengetahui faktor-faktor yang dapat dilakukan untuk meratakan pembangunan atau mengurangi ketimpangan pembangunan di Indonesia kita bisa lebih memajukan negara kita dan menghindarinya dari disintegrasi nasional. Sehingga seluruh warga negara Indonesia dapat hidup layak dan tentram di Indonesia.

Bab 3 : Kesimpulan

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Perlu upaya yang lebih untuk menjaga integrasi nasional di dalam negeri kita ini. Karena negara kita telah terpech-pecah menjadi sekitar 17000 pulau sehingga perlu perhatian dan perlakuan ekstra dalam menjaganya. Meski dipisahkan oleh lautan tetapi kita adalah 1 bangsa yang senasib dan seperjuangan. Salah satu masalah yang dihadapi Indonesia adalah kesenjangan pembangunan yang dapat menyebabkan perpecahan dalam negara dikarenakan merasa tidak adil satu sama lain. Padahal sebagai warga Indonesia sudah sepantasnya diperlakukan semuannya sama rata tanpa terkecuali. Sehingga masalah ini perlu diselesaikan dengan tujuan agar semua rakyat Indonesia dapat hidup layak dan tidak merasa diasingkan oleh negara. Karena apabila tidak diselesaikan dengan cepat masalah ini bisa menyebabkan kriminalitas, pengangguran, dan kemiskinan yang berkelanjutan. Memang ini bukan masalah kecil yang mudah untuk diselesaikan namun apabila bukan kita yang menyelesaikan masalah ini. Siapa lagi yang mau menyelesaikan masalah bangsa kita ini? Maka dari itu, mari kita bantu pemerintah kita dalam upaya menyukseskan pemerataan pembangunan di Indonesia dengan belajar giat untuk memajukan bangsa kita dengan ilmu yang kita miliki kelak.

Daftar Pustaka :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun