Mohon tunggu...
Bryan RaphaelSyah
Bryan RaphaelSyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ancaman Integritas Nasional akibat Rasisme di Indonesia

27 Oktober 2022   10:03 Diperbarui: 27 Oktober 2022   10:11 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

LATAR BELAKANG DAN PENYEBAB RASISME DI INDONESIA


Indonesia merupakan negara yang sudah melewati banyak dinamika dalam sejarahnya. Mulai dari pembebasan dari penjajahan, era pembangunan, dan hingga kini era reformasi. Namun, dalam dinamika bangsa Indonesia terdapat beberapa peristiwa yang menyangkut suatu kelompok ras tertentu. Organisasi Gerakan Papua Merdeka yang masih berdiri dan aktif hingga sekarang menjadi salah satu contohnya. Papua sudah menjadi bagian dari Republik Indonesia, namun rakyat Papua merasa dimanfaatkan dari kekayaan alamnya.
Di masa pemerintahan Presiden Soeharto, Papua digeruk terus akan sumber daya alamnya sedangkan rakyat di Papua tidak merasakan pembangunan selayaknya di Pulau Jawa. Hal tersebut melatarbelakangi berdirinya organisasi Gerakan Papua Merdeka dan berbagai upaya memerdekakan Papua dari Indonesia. Muncul suatu stigma dari masyarakat Indonesia diluar Papua bahwa orang Papua kurang beradab karena upayanya dari masa ke masa untuk memerdekakan diri dari Indonesia.
Bentuk fisik orang Papua juga terdapat perbedaan yang lumayan signifikan dari ras-ras di bagian Indonesia lainnya. Fisik orang Papua dan orang Indonesia Timur dicap menyeramkan akibat warna kulit mereka yang hitam, berbeda dengan ras-ras lainnya di Indonesia yang berwarna kulit sawo matang. Namun, tidak hanya orang Papua yang mengalami rasisme, sebab etnis Tionghoa di Indonesia juga kerap mengalami tindakan rasisme.
Etnis Tionghoa dicap sebagai komunis, sebab peristiwa pemberontakkan G30S PKI yang membunuh beberapa jenderal TNI. PKI singkatan dari Partai Komunis Indonesia menganut paham komunisme yang dipopulerkan negara Tiongkok. Orang mulai membenci etnis-etnis Tionghoa karena paham yang dianut oleh PKI berasal dari Tiongkok. Peristiwa 1998 juga menjadi indikasi akan rasisme terhadap etnis Tionghoa di Indonesia. Toko, rumah, dan barang milik etnis Tionghoa dijarah oleh massa dan wanita etnis Tionghoa diperkosa dan dibunuh dengan kejam. Latar belakang dari peristiwa ini adalah kecemburuan ekonomi terhadap etnis Tionghoa yang dipandang lebih sejahtera dibandingkan ras pribumi, ditambah resesi ekonomi yang terjadi membuat masyarakat gelisah dan marah.

ANCAMAN RASISME TERHADAP INTEGRITAS NASIONAL


Setelah membahas beberapa latar belakang dan penyebab rasisme, dapat beberapa poin yang dapat diambil mengapa gagasan rasisme dapat mengancam integritas nasional Indonesia. Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman yang berlimpah dan dalam sejarahnya, semua suku, agama, dan ras berkontribusi besar dimulai dari upaya kemerdekaan dari penjajah sampai pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa semua rakyat Indonesia baik ras, agama, dan suku manapun melengkapi satu sama lain untuk membangun bangsa Indonesia. Dibayangkan apa yang terjadi bila terjadi perpecahan antar masyarakat, semua upaya kemerdekaan yang diperjuangkan nenek moyang kita akan sia-sia.
Indonesia memiliki penduduk terbanyak ke-4 di dunia dan tersebar dalam 37 provinsi antara ribuan pulau. Apabila terjadi suatu perpecahan di dalam bangsa, pengendalian massa tentunya akan sulit akibat padatnya jumlah masyarakat Indonesia. Jumlah pengguna media sosial di Indonesia termasuk paling banyak di dunia, mencapai 191 juta pengguna dari 273 juta penduduk Indonesia. Melihat bagaimana kabar atau berita dapat menyebar dengan cepat di media sosial, dan jumlah pengguna media sosial yang banyak, potensi rasisme dapat menyebar dengan cepat itu sangat berbahaya. Jika paham rasisme dapat menyebar dengan cepat, maka potensi terjadinya peristiwa kerusuhan seperti peristiwa tahun 1998 dapat terjadi lagi di berbagai daerah di Indonesia.

UPAYA PENCEGAHAN RASISME DI INDONESIA


Leluhur bangsa Indonesia sudah melihat bahwa keberagaman di Indonesia harus dipertahankan karena sudah menjadi salah satu kekuatan dan kekayaan bangsa Indonesia. Diciptakanlah semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Mata pelajaran PPKN yang mengajarkan kewarganegaraan kepada murid-murid dapat menjadi upaya untuk mencegah munculnya rasisme, hal ini dilakukan agar anak-anak terutama remaja tidak dipengaruhi oleh paham-paham seperti rasisme yang berlawanan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila.
Ujaran kebencian di media sosial dapat memicu rasa kebencian terhadap satu sama lain, dan dapat menyebar dengan cepat atau viral. Coba kita menggunakan hal yang sama namun bukan menyebar kebencian tapi menyebarkan cinta kasih. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat konten-konten positif yang menyebarkan paham cinta kasih, saling menghargai dan mempersatukan bangsa Indonesia.

KESIMPULAN

 Peristiwa-peristiwa sedih yang terjadi dalam sejarah dinamika bangsa Indonesia tidak selalu menjadi aib, melainkan bisa menjadi pelajaran yang berharga bagi bangsa Indonesia. Dari setiap peristiwa, kita bisa melihat dari penyebab mengapa peristiwa itu dapat terjadi dan menghindari hal-hal tersebut agar peristiwa serupa tidak akan terulang lagi. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang penuh keberagaman dan sudah dianggap menjadi suatu kekayaan oleh negara-negara lain dan nenek moyang kita. Keberagaman ini yang sudah diwariskan oleh nenek moyang kita janganlah rusak oleh suatu gagasan yang primitif. Kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia bertanggungjawab untuk melestarikan kekayaan yang sudah diwariskan kepada kita dan akan kita wariskan lagi kepada penerus bangsa. Paham rasisme hanyalah sebagian masalah yang akan kita hadapi sehari-hari sebagai warga negara. Kita sebagai bangsa Indonesia harus menjadi bangsa yang kuat dan pintar akan menghadapi masalah yang muncul di masa kini dan masa yang akan mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun