Punya barang bekas tidak terpakai? Jangan buru-buru dibuang, barang bekas juga punya potensial untuk jadi barang berguna. Barang bekas atau barang yang tidak terpakai lagi umumnya dianggap sebagai sampah. Dengan sedikit sentuhan kreativitas barang bekas dapat menjadi sebuah produk interior yang menarik dan bermanfaat. Untuk mengubah barang bekas menjadi sebuah produk interior kita dapat mengunakan prinsip zero waste dalam prosesnya.
   Zero Waste adalah filosofi dimana yang mendorong perancangan ulang daur sumberdaya, dari sistem linier menuju siklus tertutup, sehingga semua produk digunakan kembali(sumber : Wikipedia).  Ada beberapa prinsip zero waste tetapi kita hanya perlu 2 prinsip untuk mengolah barang bekas.  Berikut adalah cara memanfaatkan barang bekas dengan prinsip zero waste agar dapat menjadi produk interior yang bermanfaat .
   Prinsip yang pertama adalah Re-use , yaitu dimana kita dapat memanfaatkan kembali barang yang tidak terpakai dengan fungsi yang sama, dan memanfaatkan barang tersebut untuk fungsi yang berbeda(sumber : Wikipedia). Dengan prinsip ini mengubah barang bekas menjadi produk interior lebih mudah karena kita tidak perlu mengolah lagi barang bekas tersebut, kita hanya perlu memberikan sentuhan desain dan kreativitas agar barang bekas tersebut dapat menjadi sebuah produk yang bermanfaat. Berikut adalah contoh-contoh produk interior furniture hasil dari pemanfaatan barang bekas.
      Gambar diatas adalah drum bekas yang tidak terpakai, dengan sentuhan desain dan kreativitas drum tersebut dapat menjadi produk interior yang menarik.
   Kursi dan meja ini terbuat dari drum bekas yang tidak terpakai, sekarang drum bekas yang tadinya tidak terpakai menjadi barang yang bermanfaat.
   Kursi yang ada pada gambar diatas adalah hasil dari pemanfaatan ban bekas yang tidak terpakai, namun sekarang dapat menjadi produk yang menarik dan bermanfaat.
   Prinsip zero waste kedua adalah ÂRe-cycle  prinsip yang satu ini tidak asing lagi untuk kita, prinsip ini melakukan proses pengolahan terhadap limbah yang tidak terpakai agar dapat menjadi suatu material baru (sumber : Wikipedia),dimana nantinya dapat digunakan sebagai material dari sebuah produk. Prinsip ini melalui proses yang lebih panjang karena harus mengolah terlebih dahulu agar tercipta material yang akan digunakan dalam proses produksi, walau dengan proses yang panjang prinsip ini memiliki keunggulan dimana kita dapat membuat bentuk produk sesuai dengan keinginan kita karena menggunakan material baru. Namun kekurangan dari penggunaan prinsip ini memerlukan riset untuk menguji kekuatan dan kelayakan dari hasil olahan untuk dapat digunakan sebagai material produksi.
   Salah satu contoh penerapan prinsip re-cycle yaitu pengolahan limbah serbuk kayu. Serbuk kayu mempunyai ukuran seperti pasir maka limbah serbuk kayu mudah untuk diolah kembali menggunakan media cetak. Serbuk kayu memiliki berbagai macam tekstur,ada yang kecil halus dan ada juga yang kasar berupa serpihan kayu. Karena memiliki bermacam ukuran dan teksur dapat memberikan kesan nilai estetika tersendiri pada hasilnya karena permukaanya tidak polos.
   Gambar dibawah ini adalah contoh produk interior dengan menggunakan prinsip re-cycle dari limbah serbuk kayu yang diolah kembali menjadi papan yang diterapkan pada sebuah rak.