by Bruri Tumiwa
Bayangkan jika Anda seorang orangtua yang memiliki anak muda berbakat. Putra Anda lulus dengan nilai terbaik dan berhasil diterima di universitas ternama. Namun, ketika lulus, ia sulit mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Situasi ironis ini mungkin akan terjadi semakin sering di masa depan jika kita tidak segera mengambil tindakan. Generasi muda kita terancam menjadi pengangguran terdidik, sementara lapangan pekerjaan yang sebenarnya dibutuhkan terabaikan. Solusinya? Pemisahan yang tegas antara pendidikan vokasi dan pendidikan akademik.
Bonus Demografi yang Terancam
Indonesia saat ini dianugerahi bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif melimpah. Ini adalah kesempatan emas yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya. Sayangnya, jika kita gagal mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi perubahan, bonus demografi ini bisa berubah menjadi bencana.
Dalam 10 tahun ke depan, diprediksi 70-90% pekerjaan yang ada saat ini akan lenyap, tergantikan oleh mesin dan sistem cerdas. Profesi-profesi seperti pengemudi taksi, juru parkir, dan kasir swalayan sudah mulai tergeser oleh kendaraan otonom dan sistem pembayaran digital. Bahkan, kemampuan diagnosa medis dokter pun terancam tergantikan oleh teknologi kecerdasan buatan. Sementara mayoritas tenaga kerja kita belum siap. Bayangkan jutaan anak muda Indonesia yang terancam pengangguran!
Solusi Strategis: Pisahkan Pendidikan Akademik danPendidikan Vokasi
Inilah saatnya kita bertindak cepat. Pemisahan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI adalah langkah strategis yang harus segera diambil. Dengan pemisahan Pendidikan Akademik dan Pendidikan Vokasi
ini, dan bila dibuat menjadi Kementrian terpisah, itu lebih baik, masing-masing kementerian dapat fokus pada peran dan fungsinya secara optimal.
Kemendikbud dapat berkonsentrasi pada pengembangan sistem pendidikan akademik yang holistik, mencetak sarjana-sarjana yang kritis, kreatif, dan berkarakter. Sementara Ristek RI dapat fokus pada riset, pengembangan, dan inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk menghadapi perubahan di era Revolusi Industri Keempat.
Sinergi untuk Mewujudkan Indonesia Emas
Dengan pemisahan ini, diharapkan terjadi sinergi yang lebih baik antara pendidikan akademik, pendidikan vokasi, dan riset-pengembangan teknologi. Generasi muda Indonesia dapat dibekali dengan kombinasi pengetahuan, kompetensi teknis, dan kemampuan berinovasi, sehingga siap mengisi kebutuhan pasar kerja masa depan.
Kemendikbud dapat memastikan lulusan pendidikan vokasi memiliki keterampilan yang selaras dengan perkembangan industri 4.0, sementara Ristek RI dapat mendorong inovasi teknologi yang akan menjadi fondasi bagi lapangan pekerjaan baru. Sinergitas ini akan memastikan bonus demografi yang kita miliki saat ini benar-benar menjadi berkah bagi Indonesia emas di masa depan.
Jadi, pemisahan Kemendikbud dan Ristek RI adalah investasi terbaik yang bisa kita lakukan untuk masa depan Indonesia. Hanya dengan cara ini, kita dapat mempersiapkan generasi muda yang unggul, terampil, dan inovatif, siap menghadapi perubahan di era Revolusi Industri Keempat. Jangan biarkan bonus demografi kita terbuang sia-sia. Ambil keputusan ini sekarang juga, demi mewujudkan Indonesia Emas yang kita impikan.