Mohon tunggu...
Asep B
Asep B Mohon Tunggu... Editor - Asep Burhanudin mantan wartawan yang masih giat menulis

Ada bersahaja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sekolah Modern di Tengah Pegunungan (Menyusuri Dalamnya Papua 2)

18 Mei 2016   10:58 Diperbarui: 18 Mei 2016   13:59 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan sekolah internasional di Bokondini (Asep Burhanudin)

Di kota besar, sekolah internasional berpengantar bahasa asing sudah biasa. Tapi di sebuah distrik pedalaman Papua, yang nyaris terisolir, terdapat sekolah berpengantar bahasa Inggris, yang staf pengajarnya didatangkan langsung dari Amerika, baru luar biasa. Saking lengkapnya fasilitas, ditambah gratis tidak dipungut bayaran, menjadikan sekolah setara di sekitarnya yang notabene milik pemerintah, bangkrut akibat siswanya tersedot sekolah tadi.

Ob Anggen School, inilah nama instititusi pendidikan modern yang didirikan sejak 2007 silam. Sekolah yang digagas para sukarelawan asing ini semula sebatas Pendidikan Usia Dini (PAUD). Namun sejalan dengan perkembangan siswa, sekolah gratis tadi kini sudah setingkat SLTP. Hebatnya, selain berpengantar bahasa Inggris, yang gurunya sebagian besar didatangkan langsung dari Amerika dan Erofa, juga siswanya sudah menggunakan tablet, buku elektronik, sejak di bangku kelas IV, SD.

Agkutan Umum: Bak terbuka merupkan angkutan favorit di Distrik Bokondini yang menghubungkan dengan Wamena (Asep Burhanudin)
Agkutan Umum: Bak terbuka merupkan angkutan favorit di Distrik Bokondini yang menghubungkan dengan Wamena (Asep Burhanudin)
Saya yang berkesempatan masuk ke ruangan kelas, mendapati siswa kelass 2 SD tengah belajar matematika, pembagian. Jumlah siswa sekitar 10 orang duduk membuat dua lingkaran. Setiap lingkaran, siswa bergiliran berperan sebagai pedagang, sementara rekannya sebagai pembeli. Dengan berbekal kalkulator di masing-masing tangannya mereka menghitung barang dagangan dan yang mereka beli. Sang guru Bule, terlihat senang saat mereka menguasai materi yang disampaikannya. Komunikasi mereka dalam bahasa Inggris.
dsc-6327-573be681f07e6138059cb47b.jpg
dsc-6327-573be681f07e6138059cb47b.jpg
Tentang fasilitas, jangan ditanya, mulai dari perpustakaan yang lengkap dengan komputer terhubung internet, laboratorium, serta lapangan olahraga autdor dan indoor, tersedia lengkap. Berapa biaya untuk bisa sekolah di sini? Tak sepeser pun Ob Anggen School memungut biaya dari orang tua siswa, alias gratis. Mereka betul-betul diciptakan untuk kemajuan generasi Papua. Akibatnya, sekolah setara milik pemerintah, dibuat bangkrut akibat siswanya tersedot di lembaga ini. Kini Sekolah Dasar Negeri Bokondini, yang jaraknya hanya 100 meter dari Ob Anggen School bak rumah hantu. Bangunan sekolah yang di awalnya paling lengkap, dengaan jumlah ruangan kelas memadai, kini melomong tak memiliki siswa.
Guru Asing: Salah satu staf pengajar sekolah asing di Bokondini (Asep burhanudin)
Guru Asing: Salah satu staf pengajar sekolah asing di Bokondini (Asep burhanudin)
Ob Anggen School berada di Distrik Bokondini, sebuah distrik tertua di Karubaga. Untuk menembus distrik yang dihuni penduduk 4.811 jiwa ini ada dua pilihan, jalur udara dengan pesawat berbadan kecil, atau melalui jalur darat. Melalui pesawat butuh waktu 30 menit dari Wamena atau Karubaga, Ibu Kota Tolikara. Sedangkan jalur darat perlu dua hingga tiga jam karena kondisi jalannya yang masih belum beraspal.

Distrik Bokondini termasuk wilayah Kabuaten Tolikara, yang merupakan distrik tertua dan paling maju di kabupatennya. Selain memiliki landasan pacu di pusat kota, juga memiliki jaringan listrik dan air minum. Padahal, untuk ibu kota kabupaten saja, dua fasilitas terakhir ini baru mulai dibuat permanen. Di Bokondini, jaringan listrik dan air minum sudah tersedia sejak jaman sebelum kawasan in bergabung dengan NKRI. Air minum yang diambil dari lereng gunung, sebelum dialirkan ke rumah masing-masing terlebih dahulu ditampung dalam sebuah bak besar, dan dijadikan sebagai penggerak turbin listrik.

Bangunan sekolah internasional di Bokondini (Asep Burhanudin)
Bangunan sekolah internasional di Bokondini (Asep Burhanudin)
Mengapa distrik ini lebih maju dibanding distrik lainnya di Tolikara? Dimaklumi, Bokondini awalnya dijadikan home base  para misionaris untuk menyebarkan injil di kawasan Pegunungan Tengah Papua. Dari distrik inilah mereka kemudian menyebar ke Kab. Jayawijaya, Tolikara, Puncak jaya, lani jaya, Membramo Tengah, Yalimo, Nduga, Pegunungan Bintang, puncak dan Kabuaten Membramo Raya.
Asri: salah satu sudut kota Bokondini yang asri (Asep Burhanudin)
Asri: salah satu sudut kota Bokondini yang asri (Asep Burhanudin)
Kini fasilitas untuk para misionaris menjadi saksi sejarah. Gereja, asrama, termasuk taman dan pepohonan Pinus yang masih asri, terawat rapi bersanding dengan bangunan masjid buat beribadat kaum pendatang. (Asep Burhanudin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun