Mohon tunggu...
Luqman Aminnudin
Luqman Aminnudin Mohon Tunggu... Perawat - Nurse

Emergency Nurse

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Perawat Pemberantas Desa Buta Bantuan Hidup Dasar (BHD)

5 Juni 2023   09:29 Diperbarui: 5 Juni 2023   09:41 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar 8: Kegiatan BHD di Desa-desa di Sulawesi Utara pada tanggal 20 - 24 Juni 2022/Dokpri)

Kasus kematian mendadak di rumah atau pre hospital akibat penyakit jantung masih sangat menghantui setiap anggota keluarga di rumah. Terlebih lagi dengan kasus anggota keluarga yang memiliki penyakit ataupun faktor resiko akibat penyakit jantung. 

Banyak sekali angka pertolongan awal yang telat pada fase pre hospital, sehingga pada tahap berikutnya memperburuk keadaan dan kondisi orang yang mengalaminya. 

Penjelasan lebih lengkap berikutnya menggambarkan angka kejadian kematian akibat penyakit kardiovaskular atau berhubungan dengan jantung. Pentingnya bantuan hidup dasar dan alur melakukan bantuan hidup dasar yang mudah dimengerti masyarakat, sehingga membuat banyak perawat tergerak hatinya untuk memberi edukasi dan praktik gratis ke desa-desa. 

Sejumlah kasus telat di bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan sering ditemui pada unit IGD Rumah Sakit. Bahkan kasus D.O.A (Death On Arrival) sangat banyak dijumpai. Menurut beberapa literatur baik dari penelitian ataupun jurnal-jurnal ilmiah mengatakan fase golden period dalam penanganan kasus henti jantung berlangsung sangat cepat, yaitu kurang dari 10 menit. (Mubarak et al., 2021).

Penyakit kardiovaskuler seperti jantung, kanker, stroke, gagal ginjal tiap tahun terus meningkat dan menempati peringkat tertinggi penyebab kematian di Indonesia terutama pada usia-usia produktif. Data Riskesdas menunjukkan prevalensi penyakit kardiovaskular seperti hipertensi meningkat dari 25,8% (2013) menjadi 34,1% (2018), stroke 12,1 per mil (2013) menjadi 10,9 per mil (2018). 

Sedangkan penyakit jantung koroner tetap 1,5% (2013-2018), penyakit gagal ginjal kronis, dari 0,2% (2013) menjadi 0,38% (2018) dengan prevalensi tertinggi terdapat di Provinsi Kalimantan Utara 2,2%, DIY 2%, Gorontalo 2%. Selain ketiga provinsi tersebut, terdapat pula 8 provinsi lainnya dengan prevalensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan prevalensi nasional. 

Delapan provinsi tersebut adalah, Aceh (1,6%), Sumatera Barat (1,6%), DKI Jakarta (1,9%), Jawa Barat (1,6%), Jawa Tengah (1,6%), Kalimantan Timur (1,9%), Sulawesi Utara (1,8%) dan Sulawesi Tengah (1,9%).(Kementerian Kesehatan RI, 2018).  

Perawat menyikapi semakin banyaknya kasus kematian karena penyakit jantung, berharap untuk setiap anggota keluarga terdapat minimal 1 orang didalamnya. Dengan begitu ketika terjadi kondisi darurat medis dapat bergerak dengan cepat dan tepat dalam penanganannya. (IDI) juga menyebut terdapat sekitar 17 juta kematian per tahun akibat penyakit kardiovaskular dan merupakan 31 persen dari seluruh total kematian di dunia. 

Angka ini diprediksi akan terus meningkat hingga 23 juta kematian per tahun di 2030. (Nugroho & Muhammad, 2022). Untuk menyikapi fenomena yang ada dengan belum tercukupinya SDM perawat dalam memenuhi harapan setiap perawat dalam dalam setiap anggota keluarga di Indonesia, sejumlah pionir perawat dalam Hipunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) menggagas kegiatan sosial berantas buta bantuan hidup dasar bagi masyarakat. Kegiatan tersebut menjangkau seluruh lapisan masyarakat baik daerah ataupun perkotaan secara terintegrasi.

Bantuan hidup dasar sangat berperan penting ketika terjadi kondisi yang mengancam jiwa apabila tidak dilakukan tindakan segera secara cepat dan tepat. Nilai dasar kepedulian perawat dalam melakukan kegiatan preventif dan promotif kesehatan pada kegiatan berantas buta bantuan hidup dasar menjadi nilai dasar keprofesionalan seorang perawat pada pengabdian masyarakat. (Berman et al., 2022). 

Melihat beberapa fenomena masal yang terjadi di Kanjuruhan, setelah ratusan orang terhimpit berdesakan timbulah kondisi mengancam nyawa yakni henti napas dan henti jantung. Kondisi ini diperparah dengan minimnya informasi dan edukasi mengenai bantuan hidup dasar sehingga dengan terbatasnya SDM fasilitas kesehatan yang ada tidak mampu memberikan bantuan hidup dasar maupun lanjutan. 

Apabila setiap orang telah terpapar informasi dan keterampilan memberikan bantuan hidup dasar tentunya kejadian kematian masal akibat kasus henti napas dan henti jantung dapat diminimalisir. Dengan demikian perawat bertanggung jawab membina dan mendudukkan peran serta fungsi  keperawatan  sebagai pelayanan profesional dalam pembangunan kesehatan sebagai profesi yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat. (Budiono, 2016).

Sejumlah perawat Hipgabi menyelenggarakan beberapa kegiatan secara rutin berantas buta bantuan hidup dasar kepada masyarakat baik di kegiatan car free day, senam, komunitas-komunitas, sekolah-sekolah, karang taruna dan kegiatan lainnya. 

Sejumlah perawat banyak terlibat didalamnya dengan membawa boneka peraga, sehingga tidak hanya aspek pengetahuan saja yang diberikan kepada masyarakat, melainkan aspek keterampilan melakukan bantuan hidup dasar dapat dipraktikan. 

Dalam memberikan edukasi dan praktik CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation) atau istilah yang mudah dipahami adalah pijat jantung. (Mubarak et al., 2021). Dengan guideline AHA terbaru yaitu tahun 2020 yang digunakan dalam memberikan keilmuan yang diberikan secara update dengan sequence DRS CAB (Danger, Response, Shout for help, Circulation, Airway, Breathing).(Lavonas et al., 2020).  

Untuk memudahkannya masyarakata bisa menghafal dengan DR minta tolong CAB. Dimulai dengan amankan diri, lingkungan dan si korban, kemudian mengecek respon korban dengan menepuk bahu dan memanggil korban. Jika korban tidak merespon segera berteriak minta tolong panggil bantuan. 

Segera cek nadi leher korban sambil melihat pernapasan korban, apabila nadi tidak teraba segera lakukan pijat jantung dengan tangan yang paling kuat diatas dada tangan korban.  Jangan lupa posisi penolong sejajar dengan dada korban supaya tidak cedera saat pijat jantung. 

 (Gambar 2: Simulasi jika seseorang mengalami tersedak/Dokpri)
 (Gambar 2: Simulasi jika seseorang mengalami tersedak/Dokpri)

(Gambar 3: Kegiatan BHD di kampung Buperta-Cibubur/Dokpri)
(Gambar 3: Kegiatan BHD di kampung Buperta-Cibubur/Dokpri)

(Gambar 4: Kegiatan BHD dan Donor Darah di kampung Buperta-Cibubur/Dokpri)
(Gambar 4: Kegiatan BHD dan Donor Darah di kampung Buperta-Cibubur/Dokpri)

(Gambar 5: Kegiatan BHD saat senam pagi di kampung Buperta-Cibubur/Dokpri)
(Gambar 5: Kegiatan BHD saat senam pagi di kampung Buperta-Cibubur/Dokpri)

(Gambar 6: Kegiatan BHD di komunitas sepeda Cibubur/Dokpri)
(Gambar 6: Kegiatan BHD di komunitas sepeda Cibubur/Dokpri)

(Gambar 7: Kegiatan BHD di komunitas sepeda Cibubur/Dokpri)
(Gambar 7: Kegiatan BHD di komunitas sepeda Cibubur/Dokpri)
 

Hipunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) Sulawesi Utara juga telah melaksanakan kegiatan memberantas buta bantuan hidup dasar. Total 17 desa selama 7 hari mendapat pelatihan ini, kegiatan ini telah di mulai sejak tanggal 20 - 24 Juni 2022 yang dilaksanakan di desa-desa yang berada di daratan Likupang. Yakni desa Winuri, Wineru, Resetlemen, Pinenek, Kalinaung, Rinondoran, Likupang, Sarawet, Kinunang, Pulisan, Marinsow, Maen, Kampung Ambong. 

edangkan 4 desa lainnya yang berada di kepulauan antara lain desa Lihunu, Libas, Ehe dan Kahuku dilaksanakan pelatihan pada tanggal 29 dan 30 Juni 2022. Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Pemerintah Kecamatan Likupang Timur dan PT Meares Soputan Mining (MSM). (HIPGABI Sulawesi Utara, n.d.)

(Gambar 8: Kegiatan BHD di Desa-desa di Sulawesi Utara pada tanggal 20 - 24 Juni 2022/Dokpri)
(Gambar 8: Kegiatan BHD di Desa-desa di Sulawesi Utara pada tanggal 20 - 24 Juni 2022/Dokpri)

Bantuan hidup dasar sangat penting bagi setiap insan yang bernyawa tidak hanya untuk petugas kesehatan di unit layanan kesehatan, melainkan masyarakat umum perlu tahu dan mampu mempraktekan. Dengan begitu tujuan profesi perawat dengan melibatkan sumber daya masyarakat dan melaksanakan interprofesional yang berkesinambungan pada fasilitas kesehatan selanjutnya dapat berjalan optimal. (Association, 2015). 

Pentingnya setiap anggota keluarga memahami cara penanganan bantuan hidup dasar saat terjadi kondisi sesorang henti jantung dan henti napas, bahkan impian besar perawat bahwa setiap keluarga terdapat minimal seorang perawat didalamnya. Dengan begitu saat terjadi kondisi darurat akan lebih mudah penanganannya secara cepat dan tepat.

Berdasarkan penjelasan dari sepotong kegiatan perawat untuk memberantas ketidaktahuan cara melakukan bantuan hidup dasar bagi masyarakat, dapat diperoleh kesimpulan bahwa bantuan hidup dasar dapat dilakukan dan harus dilakukan segera. Ketika ada korban yang mengalami kondisi henti jantung dan napas dapat dilakukan pada unit pre hospital atau dimana kejadian berada sebelum dibawa ke rumah sakit. 

Penulis menyarankan kegiatan berantas desa-desa yang masih buta akan pentingnya bantuan hidup dasar terus berlanjut pada desa-desa pelosok negeri. Dengan demikian angka kejadian kematian korban akibat henti jantung dapat ditekan sehingga derajat kesehatan bangsa meningkat seiring masyarakat yang sadar dan cerdas mempraktikan bantuan hidup dasar. (Luqman. A)

Daftar Pustaka:

Association, A. N. (2015). Nursing Scope and Standards of Practice, 3rd Edition (Vol. 1). American Nurses Association. www.Nursingworld.org

Berman, A., Snyder, S., & Frandsen, G. (2022). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice (11th ed., Vol. 11). Pearson Education Limited.

Budiono. (2016). Konsep Dasar Keperawatan (Tim P2M2, Ed.; 1st ed., Vol. 1). Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

HIPGABI Sulawesi Utara. (n.d.). 17 Desa Diberi Pelatihan BHD Selama 7 Hari. Https://Www.Hipgabisulut.Org/2022/06/17-Desa-Diberi-Pelatihan-Bhd-Selama-7.Html Highlight. Retrieved May 28, 2023, from https://www.hipgabisulut.org/2022/06/17-desa-diberi-pelatihan-bhd-selama-7.html Highlight

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Hasil Utama RISKESDAS 2018.

Lavonas, E. J., Magid, D. J., Aziz, K., Berg, K. M., Cheng, A., Hoover, A. V, Mahgoub, M., Panchal, A. R., Rodriguez, A. J., Topjian, A. A., & Sasson, C. (2020). Highlights Of The American Heart Association Guidelines For CPR And ECC. American Heart Association.

Mubarak, F., Handayani, T., Samsu, Prasetio, H., & Fithrah, B. A. (2021). Advanced Cardiovascular Life Support For Nurse (F. Mubarak, Ed.; 2nd ed., Vol. 2). Pro Emergency.

Nugroho, W., & Muhammad, A. (2022). Studi Grounded Theory: Pola Penanganan Kejadian Henti Jantung Pada Keluarga. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 8(2), 831. https://doi.org/10.37905/aksara.8.2.831-840.2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun