Selain itu, kendaraan ini sepenuhnya berbasis listrik, mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara yang disebabkan oleh kendaraan bermesin bakar. Dengan peningkatan infrastruktur pengisian daya, kendaraan listrik semakin menjadi pilihan utama, membantu mengurangi dampak negatif perubahan iklim.
3. Â Teknologi Penyimpanan Energi Terbarukan yang Lebih Efisien Â
Dalam upaya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengintegrasikan sumber energi terbarukan ke dalam jaringan listrik, penemuan teknologi penyimpanan energi yang lebih efisien telah menjadi prioritas utama. Pada tahun 2023, Dr. Li Wei dari Beijing, Cina, memimpin penemuan teknologi penyimpanan energi terbarukan yang lebih efisien.
Teknologi ini memanfaatkan baterai baru yang memiliki kapasitas penyimpanan yang lebih tinggi, umur pakai yang lebih panjang, dan tingkat efisiensi yang lebih baik daripada baterai konvensional. Dengan demikian, energi dari sumber terbarukan seperti matahari dan angin dapat disimpan dengan lebih efisien dan diakses ketika dibutuhkan, bahkan saat kondisi cuaca tidak mendukung.
Penemuan ini akan memungkinkan penerapan yang lebih luas dari energi terbarukan dalam jaringan listrik, membantu mengurangi emisi karbon dan menggerakkan dunia menuju energi bersih dan berkelanjutan.
4. Â Karbon Daur Ulang yang Mengubah Polusi Menjadi Bahan Berguna Â
Masalah polusi karbon dioksida (CO2) telah menjadi perhatian global selama beberapa dekade terakhir, dan pada tahun 2023, penemuan yang mengubah permainan dalam mengatasi masalah ini telah ditemukan. Dr. Sophie Mller, seorang ahli kimia di Zurich, Swiss, membuat terobosan besar dalam upaya mengatasi perubahan iklim dengan mengembangkan teknologi daur ulang karbon dioksida (CO2).
Teknologi ini menggunakan proses kimia dan katalis untuk mengubah CO2 menjadi bahan baku yang dapat digunakan dalam produksi bahan kimia, plastik, dan bahkan bahan bakar. Dengan cara ini, polusi yang sebelumnya dianggap sebagai limbah dapat menjadi sumber daya berharga yang dapat digunakan kembali, mengurangi tekanan terhadap lingkungan dan membantu mengatasi perubahan iklim. Selain itu, penggunaan teknologi ini juga dapat membantu mengurangi emisi CO2 secara signifikan, menjaga tingkat konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer agar tetap dalam batas yang aman.
5. Â Proses Produksi Makanan Berkelanjutan Berbasis Sel Â
Dalam upaya untuk mengatasi masalah pangan global dan dampak negatif produksi makanan konvensional terhadap lingkungan, penemuan terakhir yang akan kita bahas adalah proses produksi makanan berkelanjutan berbasis sel. Di Wageningen, Belanda, Dr. Anna van der Meer memimpin penelitian yang menghasilkan proses produksi makanan berkelanjutan berbasis sel.
Dengan memanfaatkan sel-sel yang dapat diproduksi secara massal dan diperbaharui dengan cepat, produksi daging, susu, dan produk makanan lainnya dapat dilakukan tanpa membunuh hewan. Ini bukan hanya mengurangi dampak lingkungan dari industri peternakan, tetapi juga menciptakan peluang untuk produksi makanan yang lebih efisien dan berkelanjutan.