Semakin banyaknya ilmu pengetahuan dan semakin kreatifnya masyarakat membuat masyarakat khususnya pengguna media melakukan berbagai macam cara dalam meraih tujuannya.
Clickbait merupakan salah satu fenomena yang sudah tidak asing lagi khususnya di dalam dunia digital khususnya media online. Dengan tujuan menarik para khalayak untuk masuk ke dalam situs web membuat clickbait seringkali digunakan oleh para editor untuk mendapatkan banyak jumlah klik yang masuk ke situs web mereka. Â
Perkembangan teknologi khususnya dalam bidang informasi dan komunikasi semakin pesat. Tentunya juga perkembangan hal ini mempengaruhi perkembangan penggunaan media. Jika dulu masyarakat lebih sering menggunakan media cetak sebagai pusat pencarian informasi, sekarang itu sudah tergantikan dengan hadirnya media online.
Kemudahan yang ditawarkan oleh media online tentu saja membuat masyarakat beralih. Dengan informasi yang lebih beragam dan mudah serta cepat diakses membuat masyarakat lebih sering menggunakan media online.
Media Online
Media online merupakan sebuah sarana komunikasi yang dilakukan atau disajikan secara online di sebuah situs web internet (romeltea.com, 2012). Penjelasan lainnya yaitu media online merupakan salah satu sarana komunikasi yang dapat diakses dengan bantuan jaringan internet.Â
Segala jenis channel yang diakses dengan menggunakan jaringan internet disebut dengan media online. Dalam konteks komunikasi massa, media online juga bisa disebut sebagai media siber atau cyber media.
Cara mengakses media online biasanya bisa dengan menggunakan laptop, smart phone, tablet, serta berbagai macam alat lainnya yang dapat terhubung dengan jaringan internet misalnya seperti saat ini televisi juga bisa terhubung dengan jaringan internet yang sekarang sering kita sebut dengan smart tv.
Jika melihat pengertian dari media online, kita dapat mengetahui bahwa semakin berkembang zaman, perkembangan teknologi juga semakin canggih dan dapat membantu masyarakat.
Dengan media online kita dapat mengakses segala informasi yang ingin kita ketahui dengan cepat dan mudah, kita hanya tinggal mengetik apa yang ingin kita cari lalu semuanya sudah tersedia. Tentunya terlihat juga bahwa teknologi juga pada akhirnya mengubah cara hidup masyarakat yang pada akhirnya ketergantungan.
Dalam survei yang dilakukan Kaspersky, ditemukan bahwa lebih dari sepertiga (35%) orang yang usianya 55 keatas mengalami kesulitan dengan teknologi saat ini(Republika.co.id, 2019). Beberapa dari mereka mengaku tidak memiliki pengetahuan lebih mengenai teknologi.
Mengutip dari artikel republika.co.id dikatakan bahwa Alexander Moiseev yang merupakan Chief Businner Officer Kaspersky mengatakan bahwa "tidak semua orang tumbuh dengan teknologi. Karena itu generasi yang lebih tua mungkin merasa tidak nyaman menggunakannya layaknya milenial atau mereka yang ahli teknologi"(Republika.co.id, 2019).
Dari pernyataan tersebut bisa dilihat bahwa perkembangan teknologi yang dianggap mempermudah kita nyatanya masih ada juga pihak-pihak yang masih merasa kesulitan akan hal tersebut.
Seperti yang dikatakan bahwa tidak semua orang tumbuh dengan teknologi, yang dimaksudkan adalah mereka yang merupakan orang-orang berumur 55 tahun keatas yang memang daya tanggapnya mulai berkurang kesusahan dengan teknologi sekarang. Maka dari itu banyak dari mereka yang masih memiliki ketakutan berlebihan seperti misalnya takut ditipu.
Berbeda dengan orang-orang yang berada pada generasi millennial, mereka lebih ahli dalam hal ini karena memang teknologi mulai berkembang mengikuti pertumbuhan mereka. Generasi millennial akhirnya dianggap sebagai orang yang dapat membantu generasi diatas mereka menghadapi perkembangan teknologi. Dengan pengetahuan yang mereka miliki, mereka dianggap tidak memiliki masalah dalam bidang teknologi.
Ketika kita berbicara mengenai hubungan media online dengan generasi-generasi ini tentu saja kita tahu bahwa secara umum media online sangat membantu. Walaupun ada beberapa orang tidak begitu paham dengan kemajuan teknologi, tetapi media online tetap menjadi bagian dari mereka seiring berjalannya waktu.
Dengan berbagai macam platform yang dibentuk oleh para penemu dan para ahli, kita bisa mengetahui berbagai macam informasi tanpa adanya batasan ruang dan waktu. Kita bisa melihat dan mengetahui informasi dari berbagai negara dan berbagai pelosok. Namun dibalik itu pasti ada faktor-faktor yang menjadi tantangan bagi media online, seperti yang kita ketahui saat ini yaitu dengan adanya fenomena clickbait.
Clickbait
Clickbait dilihat sebagai sebuah cara yang digunakan para awak media untuk menarik khalayak untuk masuk ke sebuah situs web(tirto.id). Cara yang dilakukan dengan membuat judul konten yang emosional. Clickbait hingga saat ini dianggap sebagai suatu cara yang menipu.
Hingga saat ini yang kita tahu, clickbait merupakan salah satu hal yang negatif atau tidak baik. Hal ini kita nilai atau kita lihat saat ditemukannya beragam konten yang hampir sebagian besar menggunakan judul clickbait ternyata menyajikan informasi yang tidak berhubungan.
Lebih jelasnya bisa dikatakan judul dan isi tidak berkaitan atau yang ditampilkan dalam isi tidak menjawab judul. Dari situ munculah persepsi negatif bahwa clickbait merupakan cara yang menipu.
Salah satu contoh berita yang dianggap clickbait bisa kita lihat pada berita yang ditampilkan oleh tempo.co. Pada tanggal 27 Februari 2020 media online tempo.co membuat salah satu berita dengan judul "Jackie Chan Dikabarkan Dikarantina karena Terinfeksi Virus Corona".
Ketika membaca judul berita ini tentu langsung muncul rasa penasaran apakah actor terkenal ini benar dikarantina dan terinveksi virus corona. Dari judul yang dibuat ini terlihat bahwa media menyampaikan sebuah pernyataan benar mengenai Jackie Chan. Nyatanya setelah membaca isi berita, itu hanyalah opini dari media sosial akan kasus yang berkaitan.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Biyani, Tsioutsiouslikis, dan Blackmer, ditemukan bahwa ada delapan model clickbait yang sering digunakan oleh media online(Hadiyat, 2019). Tipe itu pada akhirnya membuat adanya pandangan negatif yang terbentuk oleh masyarakat akan keberadaan clickbait.
Delapan tipe clickbait yaitu :
1. Exaggeration= merupakan tipe penggunaan judul yang berlebihan pada halaman url(uniform resource locator).
Contoh: "Dianggap Tak Layani Warganya, Walikota ini Dihukum Pancung" (Liputan6.com)
2. Teasing= merupakan tipe penggunaan judul yang mencoba memprovokasi atau mengolok seseorang dengan cara yang menyenangkan.
Contoh: "Raisa Dihadirkan di Sidang PK Ahok, Suaranya Bubarkan Pendemo" (Tempo.co) Â Â
3. Inflamatory= merupakan tipe penggunaan judul yang ingin membangkitkan perasaan marah atau penuh kekerasan dengan menggunakan ungkapan atau penggunaan kata-kata yang tidak tepat atau vulgar.
Contoh: "Bendera China Dikibarkan di GBK Saat Closing Asian Games"- beberapa saat kemudian diperbaiki menjadi "Tuan Rumah 2020, Bendera China Dikibarkan di Closing Asian Games" (Detik.com)
4. Formatting= merupakan tipe penggunaan judul yang sering menggunakan huruf kapital atau tanda baca(khususnya tanda seru).
Contoh: "Gile, Luhut The Real President Ngamuk" (Rmol.com)
5. Graphic= merupakan tipe penggunaan judul yang menggandung materi mengganggu atau menjijikan, cabul, serta tidak dapat dipercaya.
Contoh: "Cerita Dewi Pakai Alat Bantu Seks, Awalnya Merasa Geli Lalu Terasa Begini" (Tribunnews.com)
6. Bait-and-swicth= merupakan tipe saat hal yang dituliskan di judul tidak ada di url atau bisa dikatakan memerlukan klik tambahan atau sama sekali tidak ada. Seperti contoh dibawah, ketika diklik di situs www.tribunnews.com berita tidak disajikan secara lengkap namun malah merujuk ke situs www.grid.id dan ternyata berita lengkapnya ada disitu.
Contoh:"Sudah Dinyatakan Meninggal Dunia, Jenazah di Kamar Mayat Tiba-tiba Terbangun Ketika Akan Diotopsi" (Tribunnews.com dan Grid.id)
7. Ambigous= merupakan tipe judul yang membingungkan atau tidak jelas, tujuannya yaitu untuk memicu keingintahuan.
Contoh: "Disebut Istri Berbakti, Ini yang Dilakukan Putri Marino dengan Chicco di Kamar" (Detik.com)
8. Wrong= merupakan tipe yang judul maupun artikelnya salah, fakta yang tidak benar.
Contoh: : "Hamil setelah Terkena Sperma di Kolam Renang, Terlalu!" (Jpnn.com)
- (Hadiyat, 2019). -Â
Penting untuk kita ketahui bahwa sebenarnya maksud dari clickbait yaitu dimana sebuah judul dapat menggoda atau menarik perhatian khalayak dan biasanya hal ini dilakukan dengan menggunakan bahasa yang provokatif(Hadiyat, 2019).
Menggunakan strategi pembuatan judul yang mengandung clickbait sebenarnya bukan suatu hal yang salah atau dilarang, namun bagi setiap media diharapkan lebih berhati-hati dalam penggunaanya. Media harus dapat memperhatikan informasi - informasi yang memiliki tingkat sensitifitas yang tinggi bagi para khalayak. Disamping itu yang terpenting juga adalah judul dan isi harus saling berhubungan.
Daftar Pustaka:
Hadiyat, Yayat D. (2019). Clickbait di media online Indonesia. Jurnal Pekomas, vol.4, no. 1.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H