Mohon tunggu...
Britania Nilam Firsta
Britania Nilam Firsta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pertanian Berkelanjutan dan Kearifan Lokal di Wilayah Getasan, Kab. Semarang

14 Februari 2024   14:53 Diperbarui: 14 Februari 2024   14:57 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Haii teman-teman! Apa sih pertanian berkelanjutan itu? Yuk, kita pelajari!

Pertanian adalah kegiatan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya hayati dilakukan oleh manusia dengan bantuan teknologi, modal, dan tenaga kerja untuk menghasilkan bahan baku industri dan bahan pangan. Unsur-unsur pertanian yang membentuk sistem pertanian diantaranya yaitu proses produksi, pengusaha bidang pertanian, usahatani, dan perusahaan usahatani.

Salah satu bentuk inovasi teknologi pertanian yang berperan meningkatkan kualitas lingkungan hidup adalah pertanian berkelanjutan. Apa sih, pertanian berkelanjutan itu? 

Pertanian berkelanjutan (Sustainable Agriculture) adalah pengelolaan sumber daya alam untuk produksi bahan pangan dan kebutuhan manusia sambil tetap mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan. Konsep pertanian berkelanjutan bertumpu pada tiga pilar yaitu,

1. Society (People), yaitu mencakup pemenuhan kesejahteraan masyarakat.

2. Economy (Profit), yaitu keuntungan yang didapatkan.

3. Environment (Planet), yaitu kontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Contoh pertanian berkelanjutan di wilayah Kabupaten Semarang, salah satunya di Desa Batur, Kecamatan Getasan, menggunakan sistem pertanian tumpangsari yaitu bentuk menanam campuran (polyculture) berupa pembudidayaan dua jenis tanaman di lahan yang sama dan waktu berurutan. Tanaman yang ditanam adalah tembakau dan beberapa jenis sayuran, seperti wortel, kubis, dan sawi. Sistem pertanian tumpangsari ini memberikan pemasukan bagi petani selama menunggu masa panen tembakau, maksudnya hasil penjualan sayuran bisa menopang biaya produksi.

Kearifan lokal di daerah Getasan umumnya mengenal Merti Dusun, yaitu upacara adat sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah yang diberikan Tuhan berupa melimpahnya kekayaan alam yang bisa dimanfaatkan masyarakat.

Dari segi sosial, diharapkan dapat menciptakan kesejahteraan sosial di masyarakat. Dari segi ekonomi, sistem pertanian tumpangsari mampu menjadi sumber penghasilan layak bagi petani sehingga mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari. Terakhir, dari segi lingkungan yaitu mampu menjaga ekosistem alam serta memaksimalkan produksi pada lahan sempit, sehingga membantu petani mengatasi kekurangan lahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun