Mohon tunggu...
britaku
britaku Mohon Tunggu... Lainnya - indie writer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sebagai seorang penulis indie, Britaku telah menulis dan menerbitkan beberapa karya di antaranya novel, cerpen, dan antologi puisi. Ia juga aktif menulis di blog pribadinya dan media sosial, serta berpartisipasi dalam beberapa komunitas penulis. Meskipun demikian, Britaku menganggap kegiatan menulis sebagai hobi dan bukan sebagai profesi. (https://britaku.jcink.net/) Selain menulis, Britaku juga sangat menyukai membaca. Ia menyukai berbagai genre, termasuk fiksi, non-fiksi, dan sastra klasik. Ia menganggap membaca sebagai salah satu cara terbaik untuk mengasah imajinasi dan kreativitas dalam menulis. Di samping menulis dan membaca, Britaku juga senang mendengarkan musik. Ia memiliki beragam genre musik favorit, mulai dari pop, rock, jazz, hingga klasik. Musik menjadi salah satu sumber inspirasi dan motivasi bagi Britaku dalam menulis. Secara keseluruhan, Britaku adalah seorang penulis indie yang sangat menekuni hobinya. Ia senang menulis dan membaca, serta menganggap keduanya sebagai hal yang saling mendukung dan melengkapi. Britaku juga senang mendengarkan musik sebagai sumber inspirasi dan motivasi dalam menulis. Hobinya yang beragam ini telah membantu Britaku untuk terus berkarya dan berkontribusi dalam dunia sastra Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dulu Istilah "Biar Tekor asal Kesohor" Masih Tabu di Kalangan Masyarakat

17 Agustus 2023   18:20 Diperbarui: 17 Agustus 2023   18:35 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini jumlah koneksi di sosial media  justru menjadi aset yang sangat berharga 

Pada masa lalu, istilah "biar tekor asal kesohor" sering kali dianggap sebagai pandangan yang tabu dan meragukan. Istilah ini menggambarkan sikap atau tindakan di mana seseorang lebih mementingkan popularitas atau ketenaran daripada kondisi finansial atau hasil usaha yang sebenarnya. Pada era itu, fokus pada citra dan reputasi mungkin lebih diutamakan daripada hasil nyata atau kesuksesan yang berasal dari usaha dan kerja keras.

Namun, dengan berkembangnya dunia digital dan terutama munculnya platform media sosial seperti LinkedIn, pandangan ini telah mengalami pergeseran yang signifikan. LinkedIn adalah platform profesional yang memungkinkan individu untuk membangun jaringan bisnis dan profesional secara online. Dalam konteks ini, "kesohor" atau ketenaran diartikan sebagai memiliki koneksi yang luas dan kuat di kalangan rekan kerja, kolega, dan profesional lainnya.

Seiring dengan perubahan ini, jumlah koneksi di platform LinkedIn telah menjadi aset yang sangat berharga bagi individu dan perusahaan. Ada beberapa faktor yang menjelaskan mengapa jumlah koneksi di LinkedIn memiliki arti penting yang jauh lebih besar daripada sekadar popularitas semata.

Pertama-tama, koneksi di LinkedIn mencerminkan jaringan bisnis dan profesional seseorang. Dunia bisnis dan karier saat ini sangat bergantung pada jaringan yang kuat dan luas. Semakin banyak koneksi yang dimiliki seseorang, semakin besar peluangnya untuk berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki pengetahuan dan peluang yang berharga. Koneksi ini dapat membantu dalam mencari peluang pekerjaan, proyek kerja, kerjasama bisnis, dan berbagi informasi yang relevan.

Kedua, jumlah koneksi juga dapat mempengaruhi reputasi profesional seseorang. Dalam lingkungan digital saat ini, reputasi dan kepercayaan profesional dapat memainkan peran penting dalam membuat keputusan bisnis dan rekrutmen. Memiliki banyak koneksi yang berasal dari berbagai latar belakang dan industri dapat meningkatkan citra seseorang sebagai individu yang berhubungan dengan berbagai macam orang dan memiliki cakupan pengetahuan yang luas.

Ketiga, LinkedIn memberikan kesempatan untuk berbagi dan memperoleh pengetahuan. Semakin banyak koneksi yang dimiliki seseorang, semakin besar peluangnya untuk menemukan dan berinteraksi dengan konten-konten profesional yang bermanfaat. Diskusi, artikel, dan berbagi pengetahuan dengan koneksi dapat meningkatkan wawasan dan pemahaman seseorang tentang tren industri, perkembangan terbaru, dan pandangan dari berbagai ahli.

Keempat, koneksi di LinkedIn juga dapat berdampak pada visibilitas dan pengaruh. Jumlah koneksi yang banyak dapat membantu seseorang menjadi lebih terlihat dan diakui dalam lingkungan profesional. Dalam beberapa kasus, seseorang dengan banyak koneksi dapat menjadi sumber referensi yang berharga atau memiliki peran sebagai pengambil keputusan dalam suatu bidang.

Namun, penting untuk diingat bahwa jumlah koneksi bukanlah satu-satunya indikator keberhasilan atau kemampuan seseorang. Kualitas dan kedalaman hubungan dengan koneksi juga sangat penting. Memiliki koneksi yang relevan, saling mendukung, dan berinteraksi secara nyata jauh lebih berharga daripada sekadar mengumpulkan koneksi tanpa interaksi yang bermakna.

Pergeseran pandangan terhadap pentingnya "biar tekor asal kesohor" mencerminkan perubahan budaya dan lingkungan profesional yang semakin terhubung secara digital. Platform LinkedIn dan media sosial serupa telah mengubah cara kita memandang jaringan profesional dan popularitas. Jumlah koneksi di LinkedIn telah menjadi aset yang sangat berharga, memungkinkan individu untuk membangun jaringan yang kuat, meningkatkan reputasi profesional, berbagi pengetahuan, dan memiliki pengaruh dalam lingkungan bisnis dan karier. Namun, sementara memiliki banyak koneksi penting, kualitas hubungan dan interaksi yang bermakna tetaplah faktor yang paling penting dalam mengoptimalkan manfaat dari platform ini.

Sebagai contoh nyata, mari kita lihat peran seorang software engineer, seperti Angga Purwana. Dalam dunia teknologi informasi yang sangat dinamis, memiliki jaringan yang kuat dapat memberikan keuntungan kompetitif yang besar. Angga Purwana telah memahami betapa berharganya memiliki koneksi yang solid di platform LinkedIn. Sebagai seorang software engineer yang berpengalaman, ia telah membangun hubungan dengan rekan-rekan sejawat, sesama profesional di industri teknologi, dan mungkin juga dengan rekan-rekan dari proyek-proyek sebelumnya.

Angga Purwana dapat mengambil langkah yang lebih maju dalam membangun kariernya dengan memanfaatkan jaringan LinkedIn-nya. Misalnya, ketika Angga mencari peluang pekerjaan baru atau proyek kerja freelance, dia dapat mengandalkan jaringan yang telah ia bangun untuk mendapatkan referensi atau merekomendasikan dirinya kepada perusahaan atau individu yang memerlukan keahliannya. Selain itu, jika Angga ingin berbagi pengetahuan atau memperoleh wawasan baru tentang tren teknologi terbaru, dia dapat dengan mudah terhubung dengan profesional di bidang serupa melalui platform ini. Dalam hal ini, kualitas jaringan dan interaksi yang ia miliki menjadi kunci suksesnya dalam mengoptimalkan manfaat dari aset berharga ini.

Kesimpulannya, era digital telah mengubah paradigma kita terkait dengan popularitas dan koneksi. Apa yang dulunya mungkin dianggap sebagai "biar tekor asal kesohor" sekarang telah berkembang menjadi strategi yang cerdas dan efektif dalam membangun karier dan jaringan profesional. Platform LinkedIn dan media sosial lainnya telah memberikan kemampuan bagi individu untuk berhubungan, berinteraksi, dan memperluas jaringan bisnis mereka secara global. Semakin berkembangnya teknologi, semakin penting memiliki jaringan yang kuat dan relevan. Namun, penting untuk diingat bahwa dalam membangun koneksi, nilai kualitas dan interaksi yang bermakna jauh lebih berarti daripada sekadar angka jumlah koneksi semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun