Mohon tunggu...
britaku
britaku Mohon Tunggu... Lainnya - indie writer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sebagai seorang penulis indie, Britaku telah menulis dan menerbitkan beberapa karya di antaranya novel, cerpen, dan antologi puisi. Ia juga aktif menulis di blog pribadinya dan media sosial, serta berpartisipasi dalam beberapa komunitas penulis. Meskipun demikian, Britaku menganggap kegiatan menulis sebagai hobi dan bukan sebagai profesi. (https://britaku.jcink.net/) Selain menulis, Britaku juga sangat menyukai membaca. Ia menyukai berbagai genre, termasuk fiksi, non-fiksi, dan sastra klasik. Ia menganggap membaca sebagai salah satu cara terbaik untuk mengasah imajinasi dan kreativitas dalam menulis. Di samping menulis dan membaca, Britaku juga senang mendengarkan musik. Ia memiliki beragam genre musik favorit, mulai dari pop, rock, jazz, hingga klasik. Musik menjadi salah satu sumber inspirasi dan motivasi bagi Britaku dalam menulis. Secara keseluruhan, Britaku adalah seorang penulis indie yang sangat menekuni hobinya. Ia senang menulis dan membaca, serta menganggap keduanya sebagai hal yang saling mendukung dan melengkapi. Britaku juga senang mendengarkan musik sebagai sumber inspirasi dan motivasi dalam menulis. Hobinya yang beragam ini telah membantu Britaku untuk terus berkarya dan berkontribusi dalam dunia sastra Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Inovasi Teknologi Setrika dari Dulu hingga Sekarang

31 Juli 2023   07:26 Diperbarui: 31 Juli 2023   07:28 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak zaman kuno hingga era modern saat ini, setrika telah menjadi perangkat rumah tangga yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi dalam bidang ini membawa setrika dari sederet panci logam di Tiongkok kuno hingga menjadi perangkat modern dengan berbagai fitur canggih yang membuat tugas menyetrika lebih mudah dan efisien.

Asal mula setrika bisa ditelusuri hingga periode Tiongkok pada abad ke-1 SM, meskipun tidak ada catatan pasti tentang kapan tepatnya penggunaan setrika dimulai. Pada saat itu, orang-orang di Tiongkok menggunakan panci logam yang diisi dengan air panas untuk menghaluskan pakaian dan menghilangkan lipatan kain. Meskipun cara ini sederhana, namun menjadi langkah awal dalam evolusi setrika sebagai alat bantu menyetrika.

Perkembangan setrika berlanjut hingga abad ke-17, di mana muncul setrika berbentuk lembaran besi besar yang disebut besi datar. Setrika ini dilengkapi dengan pegangan yang dipanaskan di atas api untuk menghaluskan kerutan kain. Namun, penggunaannya pada saat itu masih cukup sulit dan melelahkan. Setrika harus dipanaskan terlebih dahulu, kemudian digunakan hingga dingin, baru kemudian dipanaskan kembali. Untuk membuat proses ini lebih efisien, orang menggunakan beberapa setrika sekaligus, sehingga ketika satu setrika mulai dingin, mereka dapat beralih ke setrika lain yang sudah panas.

Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, setrika semakin mengalami kemajuan dengan penggunaan bahan bakar yang berbeda untuk memanaskan setrika. Beberapa setrika menggunakan etanol, gas alam, atau bahkan minyak ikan paus sebagai sumber panasnya. Namun, perkembangan paling signifikan terjadi ketika Henry W. Seeley menemukan setrika listrik pada tahun 1880-an di New York. Setrika ini menggunakan material alumunium atau baja tahan karat untuk memanaskan plat dengan suhu yang dapat dipertahankan secara stabil. Selain itu, setrika listrik dilengkapi dengan thermostat yang dapat mengatur suhu dengan lebih baik, menghidupkan atau mematikan elemen pemanas jika terlalu panas atau dingin. Setrika listrik mulai diperkenalkan di pasaran pada tahun 1920-an, dan seiring waktu, dilengkapi dengan berbagai fitur tambahan seperti pengaturan mati otomatis untuk meningkatkan keamanan.

Pada tahun 1926, Thomas Sears mengenalkan setrika uap yang awalnya digunakan oleh perusahaan pembersih di New York. Namun, baru pada tahun 1938, setrika uap mulai sukses secara komersial dan menjadi populer di pasar. Setrika uap bekerja dengan cara menghasilkan uap air yang membantu menghaluskan kain dengan lebih efektif. Setrika uap ini juga memiliki kemampuan untuk menghilangkan kerutan pada kain dengan lebih mudah, sehingga menjadi pilihan yang banyak diminati pada pertengahan abad ke-20.

Perkembangan teknologi tidak berhenti di sini. Hingga saat ini, inovasi terus dilakukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan setrika. Fitur-fitur canggih seperti pengumpul anti kerak untuk menghindari keluarnya uap yang terpengaruh kerak kapur, pengaturan mati otomatis untuk meningkatkan keamanan, fitur semprot untuk lebih mudah menghaluskan kerutan, dan tapak setrika Andilium yang lebih tahan lama, semuanya hadir untuk memudahkan pengguna dalam menyetrika.

Dari panci logam di Tiongkok kuno hingga setrika uap modern yang canggih, perkembangan teknologi dalam dunia setrika telah mengubah cara kita menjalankan tugas sehari-hari. Berkat inovasi yang terus berkembang, setrika telah menjadi salah satu perangkat rumah tangga yang membantu mempermudah pekerjaan rumah dan memastikan pakaian tetap rapi dan terawat. Semakin majunya teknologi, semakin efisien pula setrika dalam menghadapi tugas menyetrika, sehingga kita dapat menghabiskan lebih sedikit waktu untuk menyetrika dan lebih banyak waktu untuk menikmati momen lain dalam kehidupan sehari-hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun