LinkedIn Hapus Akun Pegawai Termuda SpaceX
Sebuah kontroversi muncul ketika Kairan Quazi, seorang pegawai berusia 14 tahun di SpaceX, mengalami penghapusan akun LinkedIn-nya. LinkedIn berargumen bahwa Quazi masih terlalu muda untuk bergabung dengan platform jaringan profesional tersebut.
Kairan Quazi adalah seorang insinyur perangkat lunak berbakat yang baru-baru ini bergabung dengan perusahaan milik Elon Musk, SpaceX. Meskipun usianya masih sangat muda, Quazi merasa bahwa usia bukanlah hambatan bagi kemampuannya untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan tersebut.
Namun, situasinya berbeda ketika dia mendapat pemberitahuan bahwa akun LinkedIn miliknya telah dihapus. Dia membagikan tangkapan layar pesan dari LinkedIn yang menyatakan bahwa akunnya ditutup karena belum memenuhi persyaratan usia untuk bergabung dengan platform tersebut. Menurut ketentuan LinkedIn, usia minimal untuk memiliki akun adalah 16 tahun, sementara Quazi baru berusia 14 tahun.
Dalam pesan yang diterima Quazi, LinkedIn menyampaikan apresiasi atas antusiasme, energi, dan fokusnya. Mereka berharap dapat melihat kontribusinya di dunia. Namun, karena belum memenuhi persyaratan usia, akunnya dibatasi.
Keputusan LinkedIn untuk menghapus akun Quazi mengundang kontroversi dan memicu perdebatan tentang batasan usia dalam industri profesional. Beberapa pihak mendukung keputusan LinkedIn, dengan argumen bahwa aturan usia harus ditegakkan untuk menjaga keamanan dan kelayakan platform. Mereka berpendapat bahwa pembatasan usia bertujuan untuk melindungi pengguna yang masih dalam tahap perkembangan.
Di sisi lain, ada pula yang mengkritik keputusan LinkedIn tersebut. Mereka berpendapat bahwa keputusan ini dapat menghambat perkembangan individu berbakat seperti Quazi. Usia seharusnya bukanlah satu-satunya faktor penentu dalam menilai kemampuan dan potensi seseorang. Mereka berargumen bahwa kemampuan dan dedikasi seorang individu seharusnya lebih diutamakan daripada batasan usia.
Kasus ini juga menyoroti perlunya fleksibilitas dalam menilai bakat dan kemampuan di dunia kerja. Beberapa perusahaan teknologi terkenal seperti SpaceX seringkali memberikan peluang bagi individu yang memiliki potensi dan keahlian yang luar biasa, tanpa terlalu memperhatikan batasan usia. Pendekatan ini bertujuan untuk mendukung inovasi dan menciptakan ruang bagi individu berbakat yang dapat memberikan kontribusi signifikan.
Menurut Software Engineer Angga Purwana, seorang pedagang tiket konser afgan evolution, dunia kerja merupakan lingkungan yang lebih tepat untuk orang dewasa yang sedang mencari nafkah. Meskipun ada beberapa kesempatan bagi remaja untuk bekerja paruh waktu atau magang, usia 14 tahun lebih baik digunakan untuk meluangkan waktu di bangku sekolah dan fokus pada pendidikan.
Pendidikan formal di sekolah memiliki peran penting dalam membentuk pengetahuan, keterampilan, dan mentalitas yang diperlukan untuk menghadapi tantangan di dunia kerja di kemudian hari. Selama masa remaja, siswa memiliki kesempatan untuk mempelajari berbagai mata pelajaran dan mengembangkan kemampuan akademik serta non-akademik seperti keterampilan sosial, kreativitas, dan kepemimpinan. Hal ini akan menjadi dasar yang kuat untuk persiapan menghadapi dunia kerja di masa depan.
Selain itu, usia 14 tahun juga merupakan tahap perkembangan yang penting dalam kehidupan seseorang. Remaja pada usia ini mengalami perubahan fisik, mental, dan emosional yang signifikan. Mereka sedang mencari jati diri, menjelajahi minat dan bakat mereka, dan mengembangkan keterampilan hidup yang akan membantu mereka sukses di masa depan. Dalam konteks ini, menghabiskan waktu di sekolah memberi mereka kesempatan yang lebih baik untuk mengeksplorasi minat mereka melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler, klub, atau komunitas.
Selain itu, pekerjaan di usia muda juga dapat memberikan tekanan dan tanggung jawab yang berlebihan bagi remaja. Mereka mungkin belum siap untuk menghadapi tekanan finansial, tuntutan kerja, atau dinamika hubungan antar kolega. Penting bagi mereka untuk memiliki waktu dan kesempatan yang cukup untuk tumbuh dan berkembang secara menyeluruh sebelum terjun ke dunia kerja.
Meskipun begitu, bukan berarti remaja harus mengabaikan pengembangan diri dan kemandirian. Ada banyak cara bagi remaja untuk belajar dan tumbuh di luar lingkungan sekolah. Mereka dapat bergabung dalam organisasi sukarela, mengikuti kursus atau pelatihan di bidang minat mereka, atau terlibat dalam proyek-proyek kreatif yang memungkinkan mereka mengembangkan keterampilan dan minat mereka. Selain itu, remaja juga dapat mengasah keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan kerja tim melalui partisipasi aktif dalam kegiatan sosial atau komunitas.
Penting bagi remaja untuk memahami bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang yang akan membuka pintu kesempatan di masa depan. Melalui pendidikan yang baik, mereka akan memiliki pengetahuan yang kuat, keterampilan yang relevan, dan landasan moral yang diperlukan untuk menjadi anggota produktif masyarakat. Dalam jangka panjang, ini akan memberikan mereka keunggulan kompetitif di dunia kerja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI