Nggak ada orang di dunia yang fana ini yang nggak kenal yang namanya Nokita Morzina. Artis cantik berbody aduhai bak gitar Spanyol ini dikenal sebagai bom Sarinah..eh..salah, maksudnya bom seks. Selain dikenal sebagai model panas membara majalah pria dewasa, Nokita sering main di film-film komedi-seks maupun horor-seks.Â
Meski sudah dikenal dunia-akhirat, cewek yang biasa disapa Nok atau Zina ini sering bikin sensasi. Doi pernah bikin tato bahasa Kanji di keteknya. Gara-gara bikin tato itu, Nokita diprotes komunitas Kanji Fans Club. Maklumlah, mereka yang protes, tulisan Kanji itu sangat suci dan nggak boleh dibuat sembarangan dibuat, apalagi dibuat di ketek yang bisa membuat Kanji jadi bau asem.
Sensasi lain dari Nokita adalah pernah melakukan kawin kontrak. Jadi beberapa bulan lalu, ia pernah ngontrak rumah di salah satu perumahan elit di Jakarta. Pemilik rumah rupanya ngiler lihat Nokita. Padahal si pemilik rumah udah punya istri. Tapi ya namanya setan, godaan bikin sahwat sang pemilik rumah ngajak Nokita kawin.
"Nok, kita kawin yuk," ajak si pemilik rumah berinisial TBC.
"Ihh, Bapak ini gimana sih? Kan kawin kontrak haram hukumnya..." ujar Nokita.
"Habis saya nggak tahan ngeliat situ," ujar TBC.
"Iddiiihh...amit-amit. Emang situ masih kuat?" tantang Nokita.
"Ya masih lah. Saya kan selalu service rutin di bengkel. Selalu ganti oli, cek rem. Pokoknya dijamin tokcer lah..."
"Hmm...tapi saya nggak mau kawin kontrak ya. Saya mau kawin beneran..."
"Boleh. Siapa takut! Eh, tapi kawinnya tetap di kontrakan aja ya. Saya nggak enak sama tetangga kalo kawinnya dirayakan..."
Singkat cerita, Nokita kawin dikontrakan dengan pak TBC. Sayang seribu kali sayang. Perkawinan mereka dikontrakan tersebut cuma seumur jaggung. Pak TBC ketahuan sama sang istri. Istri nggak sudi dimadukan oleh Nokita yang jauh lebih seksi. Oleh karena sang istri yang sebetulnya punya harta kekayaan dan TBC cuma suami pengguran, TBC disuruh milih: terus dengan Nokita atau ceraikan sang istri. Walhasil, TBC nyerah. Ia menceraikan Nokita.
Terus terang gue bingung, kenapa Nyokap mengidolakan artis yang nggak inspiratif model Nokita ini. Tapi sebagai anak yang nggak mau kayak Malin Kundang, gue nggak banyak protes. Biarlah Nyokap hepi dengan apa yang dia sukai. Bukankah membuat hepi nyokap bisa nambah pahala buat gue?
Oh iya, pasti loe pada bingung, urusan apa Pemred nyuruh gue ngeliput Nokita. Ya, kan? Ngaku deh! Nggak bayar kok...hehehe. Jadi gini, polisi baru aja gerebek sebuah hotel mewah. Di hotel mewah itu tertangkap dua artis, salah seorang adalah Nokita itu. Kabarnya, dua artis itu siap buat "dipake" *tahu deh maksud kalimat ini kan?* sama pelanggan hotel mewah tersebut.
"Ini kasus prostitusi online, To," ujar Pemred. "Loe, harus dapat statement dari Nokita dan polisi..."
Saat ini gue ada di kantor polisi bersama Nyokap. Loe tahu apa yang dipake Nyokap buat ketemu Nokita? Kebaya komplet pake konde, cuyyy! Awalnya gue sempat sedikit protes dengan pakaian Nyokap yang nggak nyambung itu. Gue udah bilang ke Nyokap kalo pakaian yang dipake Nyokap itu lebih cuocok dikenakan pas wisuda, kondangan, atau pas ke diskotik *yang terakhir malah nggak nyambung blass*.
Selain kebaya plus konde, yang bikin nggak nyambung adalah pin yang ditempelkan di kebaya itu. Coba tebak apa? Kalo motif bunga masih nyambung lah. You know what? Pin di kebaya itu bergambar Gundala Putra Petir. Gue nggak habis pikir, kenapa tokoh komik itu yang dipasang.
"Nyak pake begini supaya terlihat kayak orang Indonesia, ngerti?" jelas Nyokap. "Termasuk pin bergambar Gundala ini. Loe tahu kan Gundala adalah superhero asli Indonesia..."
"Iya, sih, tapi kayaknya nggak pas deh, Nyak," protes gue.
"Elo mau Nyak pake pakaian kayak Cherrybells atau Agnez Monica?"
"Ya, enggak juga..."
"Nah, makanya. Kita sebagai orang Indonesia wajib bangga dengan pakaian budaya kita..."
Terus terang memang gue nggak suka kalo Nyokap pake pakaian kayak Cherrybells yang Jepang banget itu. Atau pakaian ala Agnez yang menerawang, sehingga memperlihatkan belahan gunung. Buat gue, itu juga bukan Indonesia banget. Batik atau kebaya memang terlihat Indonesia. Termasuk superhero Gundala Putra Petir yang terlihat Indonesia, ketimbang Ultraman atau Power Rangers yang Jepang banget.
Tanpa berdebat panjang kali lebar lagi, gue akhirnya minta izin masuk ke ruangan, dimana ada Nokita-nya. Baru aja satu langkah masuk ke ruangan, Nyokap udah kayak cacing kepanasan. Matanya berbinar-binar melihat artis idolanya udah di depan mata. Saking bergairah, tangan nyokap meremas-remas baju gue. Bahkan, tangan Nyokap juga sempat menjambak-jambak rambut gue, sampai rambut gue acak-acakan.
"To, gue mau selpi ya..." pinta Nyokap.
"Nyak, boleh nggak nanti dulu habis Anto wawancara?" jawab gue.
"Gue nggak tahan, To. Apalagi Nyak nggak tahu berapa lama loe bakal wawancara. Mending gue dulu selpi, abis itu, terserah loe mau wawancara berapa lama, Nyak nggak bakal ganggu..."
Gue manyun. Gue jadi ngerasa nyesel bawa Nyokap pas ketemu Nokita.
Belum sempat gue izinin, Nyokap langsung bergerak ke pak Polisi.
"Pak, minta tolong dipotoin saya dengan mbak Nokita ini," pinta Nyokap sambil ngasih hape ke pak Polisi.
Gue nggak bisa berkutik. Pas pak polisi ngelirik ke arah gue, gue cuma ngasih senyum nggak jelas *malu-malu*. Sementara Nyokap nyosor ke samping Nokita. Didekati oleh Nyokap gue yang sudah pake kebaya komplit plus konde, Nokita nggak berusaha kabur. Ia malah ngasih senyuman. Polisi yang pegang hape Nyokap pun mau nggak mau membidikkan kamera hape ke arah Nyokap dan Nokita.
Klik! Klik! Klik!
Beberapa pose dilakukan Nyokap. Mulai dari pose biasa, pose centil, tengkurep, tersungkur, tiarap, dan pose-pose lain. Polisi yang motret pun kelelahan. Napasnya Senin-Kamis. Gue cuma bisa senyam-senyum dengan kelakukan Nyokap itu. Anehnya Nokita dan pak Polisi mau aja dikerjain Nyokap gue.
Kelar aksi poto-poto, Nyokap keluar. Rupanya Nyokap pegang janjinya nggak akan ganggu wawancara gue dengan Nokita. Melalui kaca, dari dalam gue perhatikan kelakukan Nyokap yang cekakak-cekikik sendiri ngeliatin hapenya. Pasti doi lagi ngeliat hasil poto tadi.
"Ibu kamu lucu ya?" ujar Nokita.
"Eee..hmm...i-iya. Maaf ya sudah ngangguin kamu..."
"Ah, nggak apa-apa, kok. Nggak ada salahnya ngasih kesenangan pada orangtua..."
Gue bersyukur Nokita nggak merasa terganggu dengan permintaan Nyokap gue. Hati gue jadi tenang.Padahal tadi gue sempat ketar-ketir begitu selesai aksi poto-poto. Takut gue nggak dapat jatah wawancara.
Gue juga bersyukur liputan dan wawancara Nokita berjalan lancar bagai air sungai. Doi mau diwawancarai dan menjelaskan prihal gosip soal prostitusi artis ini. Ternyata Nokita ke hotel itu bukan dalam rangka buat meladeni hidung belang, tetapi cuma mau nagih utang ke seorang pengusaha yang katanya mau join bisnis. Menurut Nokita, pengusaha ini sudah lama janji-janji akan ngasih uang investasi, tapi pas begitu ditagih si pengusaha kabur-kaburan trus.
"Emang mbak Nokita dengan pengusaha yang dicari ini mau investasi apa?" gali gue pas wawancara tadi.
"Investasi bikin usaha beha.." jawab Nokita.
"Ohh..."
"Nah, kata pengusaha yang saya cari-cari di hotel itu mau ngasih duit investasi. Dia bilang ditalangin aja dulu. Eh, saya sudah terlanjur beli beha berkodi-kodi, eh dia malah kabur-kaburan nggak ada berita. Trus saya dengar kemarin dia ada di hotel..."
Begitulah sekelumit cerita soal beha. Eh, maaf, maksudnya dialog gue pas wawancara dengan Nokita Morzina.
Para pembaca yang budiman, selain kelancaran wawancara dan liputan Nokita tadi, yang juga lebih penting gue syukuri adalah impian Nyokap yang terkabul. Impian apa lagi kalo bukan bisa selfie dengan artis idolanya. Nah, sebagai anak tentu senang dong bisa menyenangkan Nyokap. Semoga apa yang gue lakukan dapat amal jariah dan Nyokap makin mendoakan gue sukses jadi Jurnalis.
(bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H