Latar Belakang
Budaya populer global saat ini telah menjadi fenomena yang menjangkau seluruh dunia. Salah satunya pada generasi milenial indonesia. Industri media dan hiburan kini menggunakan teknologi dan strategi pemasaran untuk menyebarkan budaya populer ke seluruh dunia. Budaya lokal seringkali beradaptasi dengan preferensi pasar global, yang dapat menyebabkan homogenisasi budaya dan hilangnya keunikan budaya lokal. Seperti musik, film, mode, dan hiburan lainnya telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Oleh karena itu perlu kita ketahui tentang adanya pengaruh budaya populer global dari perspektif materialistik. Dalam fenomena ini perlu kita mempertimbangkan dampak dominasi komodifikasi dan konsumerisme yang menyertainya. Hal ini menjelaskan bagaimana budaya populer global telah menjadi sarana dan mengetahui perubahan sosial yang terjadi.
Manfaat Penulisan
Diharapkan memberikan wawasan mengenai pembahasan perubahan sosial dari teori perspektif materialistik pada realitas budaya popular global yang terjadi dan juga pembaca dapat mengetahui perubahan sosial yang terjadi dari adanya realitas budaya popular global saat ini.
Metodologi
Menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan studi literatur. Dengan melakukan pengumpulan informasi yang bersangkutan dalam pembahasan penulis menggunakan hasil penelitian sebelumnya yang hampir sama dan jurnal maupun artikel yang terkait. Setelah itu hasil datanya dianalisis dengan metode yang mengacu pada perubahan sosial yang terjadi.
Kajian Pustaka
(Inda Fitriyani, 2023). Pembentukan Budaya Populer Dalam Kemasan Media komunikasi Massa. Jurnal program studi ilmu komunikasi. Realita yang ada dalam budaya populer sebagai kenyataan bahwa budaya populer bukan hanya tentang orang, bahasa, mode atau bahkan kebutuhan hidup. Budaya populer memiliki akarnya dalam nilai komersial. Budaya populer memikul beban untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai komersial. Sebagai imbalannya, budaya populer mengadakan identifikasi masyarakat sebagai satu kesatuan. Apa yang dikenakan seseorang mengidentifikasi apakah seseorang adalah bagian dari masyarakat populer atau tidak.
(Sulaiman dkk, 2022). Fenomena Pengaruh Korea Selatan Terhadap Budaya Konsumtif Pada Generasi Milenial Di Jakarta. Dinamika Sosial Budaya, 24(2),710-732. Akibat pengaruh globalisasi, perkembangan budaya korea melalui berbagai media sangat memperngaruhi generasi milenial hingga semakin populer utamanya di Jakarta. Globalisasi media membuat budaya kpop semakin populer dari segi film, music, fashion makanan sehingga membuat negara Korea tersebut semakin dikenal dimata dunia dan identitasnya berhasil disebarkan melalui cara budaya populer.
Teori Materialistik
Teori materialislistik menurut Karl Marx yaitu kondisi material merupakan infrastruktur yang akan mempengaruhi aspek-aspek penting kehidupan manusia. Perspektif materialis memandang bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya faktor material yaitu ekonomi dan teknologi. Contohnya seperti kemajuan teknologi digital yang telah mengubah industri musik secara drastis. Dengan perkembangan teknologi digital, musik dapat diakses dengan mudah, dibagikan, dan dilihat melalui platform digital seperti streaming musik serta toko musik digital.
Pembahasan
Budaya populer berkembangan serta kemunculannya itu memiliki maksud dan tujuan, dimana kepentingan budaya populer menguasi ekonomi melalui hegemoni kesadaran setiap individu yang
dikendalikan dan digerakan dalam kegiatan konsumsi (Yagus,2021). Di era sekarang ini, kemunculan budaya populer yang menguasai masyarakat tidak hanya berfokus pada media yang dikendalikan oleh beberapa orang, contohnya saja seperti televisi dan radio yang dahulu menjadi acuan masyarakat dalam
mengetahui informasi dunia luar terutama dalam dunia hobi dan gaya hidup pada orang jaman dulu.
Akan tetapi seiring berkembangnya zaman, masyarakat benar-benar dapat secara bebas mencari hal-hal apa saja yang mereka ingin ketahui, ketika penggunaan internet yang sudah bebas digunakan oleh seluruh masyarakat serta memiliki sarana yang cepat dalam melakukan hal tersebut, sehingga waktu
yang dibutuhkan dalam berinternet menjadi hal yang mempengaruhi kecepatan globalisasi dalam budaya populer masyarakat pada saat ini.
Pemahaman atas pertumbuhan budaya populer melalui budaya massa dalam membentuk masyarakat konsumtif menjadi motif utama dari industri untuk menciptakan budaya industri. Industrialisasi meningkatkan daya beli masyarakat atau pola konsumtif guna meningkatkan keuntungan atas
komoditas yang disajikan terhadap masyarakat umum.Â
Budaya populer yang mudah digemari dan mampu meningkatkan status sosial menjadi alasan atas generasi milenial yang terutama sedang mengalami proses pembentukan jati diri sangat mudah dipengaruhi oleh media-media budaya populer yang telah dikonsumsi. Kebermanfaatan atas pembacaan budaya populer yang membius generasi
milenial menjadi rujukan atas upaya merawat kesadaran ditengah situasi arus globalisasi.
 Memahami budaya populer global dari perspektif materialis adalah memandangnya sebagai komoditas
yang dapat diperdagangkan dan dijual. Industri musik, film, dan hiburan secara aktif menjual produk budaya kepada khalayak luas sehingga menciptakan ekonomi yang menguntungkan. Musik dan film diproduksi dengan mempertimbangkan pasar global dan tujuan utamanya untuk memaksimalkan
keuntungan finansial. Budaya populer global juga secara aktif menciptakan kebutuhan buatan di antara masyarakat. Melalui iklan, promosi, dan strategi pemasaran lainnya, masyarakat utamanya milenial diberitahu bahwa mereka membutuhkan produk atau pengalaman tertentu untuk merasa puas atau
berpartisipasi dalam tren budaya. Misalnya, melalui iklan fashion, masyarakat diberitahu bahwa mereka
harus membeli pakaian terbaru agar tetap modis dan tidak ketinggalan jaman.
Perilaku konsumtif yang merupakan akibat langsung dari kebutuhan artifisial ini membuat milenial terus-menerus membeli barang dan mengonsumsi hiburan baru. Budaya populer global menciptakan keinginan terus-menerus akan yang terbaru dan terpopuler. Ini mendorong orang untuk menukar barang
mereka secara teratur, yang mengarah ke siklus pengeluaran yang besar.
Kemudian konsumerisme menggambarkan perilaku konsumtif, yang artinya bisa dikatakan suatu
prilaku membeli barang dengan lebih mengutamakan keinginan daripada kebutuhannya. Perliaku konsumtif ini dipengaruhi seperti gaya hidup yang mengikuti tren, tuntutan gaya hidup yang
menyamakan yang terbaru, dan akibat persaingan antara produsen lokal dengan produsen internasional dalam menawarkan produknya. Dalam persaingan ini mendorong munculnya berbagai tawaran berupa diskon. Kondisi tersebut mempengaruhi para konsumen untuk berperilaku konsumtif, yang akhirnya, karena adanya prilaku ini masyarakat apalagi anak muda utamanya yang belum memiliki banyak
kebutuhan financial keluarga cederung tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, dalam artian akan cederung menjadi pekerja atau mencari kerja daripada menciptkan peluang kerja karena adanya
keinginan untuk terus menerus mengkonsumsi sesuatu.
 Dalam konteks materialistik, dampak budaya populer global terhadap milenial dapat dilihat pada pembentukan identitas dan dampaknya terhadap relasi sosial. Budaya populer adalah cara bagi individu
untuk mengekspresikan diri dan mengekspresikan identitas mereka. Namun, di dunia yang didominasi
oleh komodifikasi dan konsumerisme, identitas sering dikaitkan dengan apa yang dibeli dan dikonsumsi.
Dalam hal ini perubahan sosial terjadi dimana budaya populer global dapat memengaruhi cara kita berhubungan dengan orang lain. Masyarakat sering kali terlibat dalam pembicaraan dan interaksi yang didasarkan pada tren budaya atau konsumsi terkini. Hal ini dapat menciptakan pembatasan dalam hubungan sosial, karena kesamaan dalam preferensi budaya dan konsumsi menjadi faktor utama dalam membentuk koneksi dengan orang lain.
Kesimpulan
Dalam konteks materialistik, dampak budaya populer global terhadap masyarakat dapat dilihat pada
pembentukan identitas dan dampaknya terhadap relasi sosial. Seiring berkembangnya zaman, masyarakat benar-benar dapat secara bebas mencari hal-hal apa saja yang mereka inginkan, ketika penggunaan internet bebas digunakan oleh masyarakat serta memiliki sarana yang cepat dalam mengakses, sehingga waktu yang dibutuhkan dalam berinternet menjadi hal yang mempengaruhi kecepatan globalisasi dalam budaya populer masyarakat pada saat ini.Pemahaman atas pertumbuhan budaya populer melalui budaya massa dalam membentuk masyarakat konsumtif menjadi motif utama dari industri untuk menciptakan budaya industri. Kondisi tersebut mempengaruhi para konsumen untuk berperilaku konsumtif, yang akhirnya, karena adanya prilaku ini masyarakat terlebih generasi muda utamanya yang belum memiliki banyak kebutuhan financial keluarga cederung tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, dalam artian akan cederung menjadi pekerja atau mencari kerja karena adanya keinginan untuk terus menerus mengkonsumsi sesuatu. Namun, di dunia yang didominasi oleh komodifikasi dan konsumerisme, identitas sering dikaitkan
dengan apa yang dibeli dan dikonsumsi Dalam hal ini perubahan sosial terjadi dimana budaya populer global dapat memengaruhi cara kita berhubungan dengan orang lain. Hal ini dapat menciptakan pembatasan dalam hubungan sosial, karena kesamaan dalam preferensi budaya dan konsumsi menjadi faktor utama dalam membentuk koneksi dengan orang lain.
Saran
Sebagai milenial yang berada di masa budaya populer global yang semakin kuat dalam kehidupan sehari-hari kita harus lebih kritis tentang apa yang kita konsumsi. Budaya populer global bisa mempengaruhi cara berfikir kita jadi penting sekali untuk kita lebih selektif agar tidak mengikuti begitu saja mengenai apa yang ditawarkan dari budaya populer yang ada. Pertimbangkan dan evaluasi pesan yang disampaikan terhadap dampak bagi kehidupan agar kita tidak terjerumus dalam perilaku konsumtif dari adanya budaya populer saat ini.
Daftar pustaka
Fitryarini, Inda. "Pembentukan Budaya Populer Dalam Kemasan Media Komunikasi Massa." Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna 2.2 (2023): 9-22.
Hidayah, Alfina (2010). Global Pop Culture:Sebuah Proses Globalisasi Atau Hegemoni Sosial Budaya. Diakses 28 Juni 2023 dari https://news.detik.com/opini/d-1277001/global-pop-culture-sebuah-proses-globalisasi-atau-hegemoni-sosial-budaya-
Metode Penelitian (?). Diakses  pada 27 juni 2023 dari http://repository.upi.edu/1605/6/S_ADP_0705056_Chapter3.pdf
Pradnya, Rifqi Setiyawan. "PENGARUH BUDAYA POPULER KOREA SELATAN TERHADAP BUDAYA KONSUMTIF PADA GENERASI MILENIAL DI JAKARTA." Jurnal Dinamika Sosial Budaya 24.2 (2022): 710-732.
9 Permasalahan Sosial Akibat Globalisasi di Masyarakat dan Contohnya (2023). Diakses pada 2 Juli 2023 dari https://dosensosiologi.com/permasalahan-sosial-akibat-globalisasi-di-masyarakat-dan-contohnya-lengkap/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H