Saat ini kita masih berada dalam kondisi pandemi virus COVID-19 yang telah banyak merenggut nyawa manusia. Menurut KEMENKES, sekitar 80% kasus infeksi virus ini dapat diatasi tanpa adanya perawatan khusus, kalau sistem kekebalan tubuh kita kuat. Oleh karena itu disarankan untuk tetap menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat agar terhindar dari virus Corona.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat adalah dengan istirahat yang cukup dan menjaga asupan gizi dalam makanan, terutama vitamin, mineral dan antioksidan. Apakah makanan yang mengandung vitamin, mineral dan antioksidan itu mudah didapat? Jawabannya adalah iya. Banyak bahan makanan di sekitar kita yang bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita ini. Salah satunya adalah Jahe Merah yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan. Jahe merah atau yang memiliki nama latin Zingiber officinale var. rubrum ini mempunyai rimpang berwarna merah hingga jingga muda yang baunya tajam dan rasa sangat pedas, daunnya berwarna hijau gelap, dan batangnya berwarna hijau kemerahan. Jahe merah biasanya juga dimanfaatkan sebagai bahan baku obat karena memiliki kandungan oleoresin (3%) dan minyak atsiri (2,58–2,72%) yang lebih tinggi dibandingkan jahe lainnya (Sadikim dkk, 2018).
Kandungan utama pada rimpang jahe merah ini adalah karbohidrat (50–70%), lipid (3–8%), flavonoid, terpene (zingiberene, β-bisabolene, α-farnesene, β-sesquiphellandrene, α-curcumene), dan senyawa fenolik (gingerol, paradols, dan shogaol) yang punya manfaat masing-masing (Supu et al, 2018).
Menurut penelitian komputasional (molecular docking) menunjukkan bahwa beberapa kandungan yang terdapat pada jahe merah dapat menghambat infeksi virus SARS-CoV-2. Penelitian ini mengatakan senyawa seperti Ar-curcumene, gingerol, geraniol, shagaol, zingiberene, gingerenone, dan zingiberenol yang terdapat dalam jahe merah dapat dijadikan sebagai ligan (Pendonor pasangan elektron) yang dapat mengganggu ikatan antara S protein pada virus dengan reseptor ACE2 pada sel manusia (Dewi, 2020). Gingerenone pada jahe merah berikatan dengan S protein dan Mpro paling rendah dibandingkan dengan senyawa lain pada jahe merah. Senyawa lain pada jahe merah yang dapat berinteraksi dengan residu utama dan dapat bertanggungjawab atas domain katalitik dari Mpro diantaranya gingerol, geraniol, shogaol, zingiberene, zingiberenol, dan zingerone. Sedangkan senyawa yang dapat mengganggu ikatan antara S protein dan ACE2 adalah geraniol, shogaol, zingiberene, zingiberenol, dan zingerone. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, jahe merah diperkirakan dapat menghambat proses infeksi dari virus SARS-CoV-2 pada sel manusia (Aryanta, 2019). Selain itu, Kandungan flavonoid yang memberikan sensasi hangat pada jahe merah juga dapat meredakan gejala infeksi COVID-19 yang berupa batuk (Hartanti et al, 2020).
Seperti kata pepatah, menjaga lebih baik daripada memperbaiki. Mencegah tubuh agar tidak terinfeksi COVID-19 di masa pandemi ini tentunya lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan mengobati ketika sudah terinfeksi. Jahe pun bukanlah bahan yang sulit kita temukan. Maka kita memiliki kesempatan yang sangat besar untuk menjaga tubuh kita dari infeksi virus COVID-19 ini. Penting juga bagi kita untuk berbagi informasi kepada sesama agar kita dapat menjaga lebih banyak jiwa untuk tetap sehat dan bisa lebih bermanfaat di lingkungan yang lebih luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H