Depresi seringkali dikaitkan atau diucapkan saat seseorang merasa stress, sedih, muram, cemas, dan merasa kacau atas suatu hal yang seharusnya tidak terjadi. Tapi, apakah yang selama ini kita anggap sebagai sebuah depresi, benar-benar sebuah depresi? Ataukah hanya sekedar rasa sedih belaka? Terkadang  rasa sedih atau berduka seringkali dikaitkan pada depresi. Padahal emosi sedih merupakan suatu emosi yang normal.Â
Zaman dulu, depresi dianggap sebagai gangguan turunan. Dan disebut sebagai melancholia. Namun seiring berjalannya waktu, para ahli mulai menggabungkan Penyebab depresi adalah karena adanya ketidakseimbangan senyawa kimia otak seperti serotonin dan Dopamin yang menyebabkan seseorang bisa selalu murung dan merasa sendirian. Lantas, apa saja syarat yang harus dipenuhi untuk seseorang di diagnosis menjadi seorang penyintas derpesi?
Menurut DSM V (Diagnostic Statistical Manusaly Five). Ada 9 gejala dari depresi yaitu:
1. Gangguan Tidur
2. Kehilangan minat
3. Cemas
4. Kehilangan energi
5. Penurun mood
6. Gangguan konsentrasi
7. Perubahan pola makan
8. Perubahan psikomotor
9. Keinginan bunuh diri
Jika 5 dari 9 gejala diatas terjadi setidaknya dua Minggu dan mengandung gejala penurunan mood dan kehilangan minat, maka itu bisa memasuki kriteria pertama dalam gejala depresi.Â
Jika gejala mulia mengganggu aktivitas sosial, maka itu termasuk ke dalam kriteria ke dua.
Apabila semua gejala diatas dialami tanpa pengaruh eksternal seperti obat-obatan atau pengobatan tertentu, maka termasuk ke dalam kriteria ke tiga.
Kriteria ke empat adalah jika semua gejala yang dialami sudah dipastikan bukanlah skizofrenia, delusi, ataupun gangguan psikotik lainnya.
Kriteria ke lima, adalah jika penderita tidak mengalami manik & hipomanik.Â
Dari 15,6 juta orang penderita depresi, hanya 8% saja yang berusaha mencari pertolongan. Sisanya, tidak mendapatkan pertolongan yang tepat.Â
Jika anda mengalami gejala diatas, tidak ada salahnya untuk pergi ke psikolog maupun psikiater. Karena itu bukanlah hal yang menakutkan ataupun memalukan. Kita, sebagai teman atau keluarga hanya bisa memberi uluran tangan dan mendengarkan cerita mereka. Karena mungkin, kita bisa memberikan satu hal sederhana bagi mereka, yaitu "pengertian".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H