Mohon tunggu...
Briliani Putri Pijar
Briliani Putri Pijar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat Datang

Halo pembaca, Selamat datang. Terimakasih sudah berkunjung ke profil kami!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)

30 Maret 2022   10:00 Diperbarui: 30 Maret 2022   10:03 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kita pasti punya suatu ingatan, yang ingin dilupakan. Entah rasa malu, atau yang lainnya. Namun bagi sebagian orang, ingatan-ingatan ini, tidak semudah itu untuk dilupakan, saking intens dan menyakitkannya. Hal ini dapat disebut dengan trauma.

PTSD, Atau Post Traumatic Stress Disorder merupakan suatu gangguan stress akibat trauma. Namun tidak semua kejadian menyakitkan itu bisa disebut sebagai trauma. Menurut DSM-5, memang ada beberapa kejadian yang mungkin membuat sakit hati namun belum tentu tergolong kepada PTSD. Trauma tidak hanya harus terjadi pada diri sendiri, tapi bisa saja menimpa orang lain seperti teman atau keluarga, yang bisa menimbulkan trauma pada orang tersebut. Selain itu, menyaksikan hal-hal berulang juga dapat menyebabkan PTSD.

Hal-hal tersebut biasanya terjadi pada orang dengan profesi yang berkaitan tentang kekerasan & kematian seperti polisi, nakes, dan pemadam kebakaran.  Ada 4 kategori gejala PTSD yaitu:

1. Re-Experiencing (ingatan intrustif)
2. Avoidance (menghindar)
3. Hyperarousal (selalu cemas)
4. Kognisi & Mood (tidak tertarik menjalani keseharian)

Seseorang dapat didiagnosis PTSD apabila mengalami 1x Re-Experiencing, 1x Avoidance, 2x Hyperarousal, dan 2x Kognisi & Mood setidaknya selama sebulan.

Beberapa orang dapat pulih dari PTSD, asalkan diberi perawatan yang benar, dan support system dari keluarga terdekat. Biasanya pengobatan PTSD adalah dengan terapi dan obat-obatan. Semua orang bisa terkena PTSD tanpa batasan profesi apapun. Sehingga sangat penting untuk tidak menyepelekan PTSD yang diderita oleh orang lain. Cobalah mengerti keadaan mereka dan bersifat supportif. Mungkin hal itu akan sangat membantu bagi penyandang PTSD.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun