Mohon tunggu...
Briliani Putri Pijar
Briliani Putri Pijar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat Datang

Halo pembaca, Selamat datang. Terimakasih sudah berkunjung ke profil kami!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sindrom Tourette: Hilang Kendali atas Gerak Tubuh

23 Maret 2022   08:26 Diperbarui: 23 Maret 2022   08:28 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak masyarakat yang belum familiar dengan kata syndrome Tourette. Sindrom Tourette adalah fenomena seseorang kehilangan kendali atas gerak tubuhnya dikarenakan kelainan system syaraf otak. Gejala ini bisa muncul pada bagian tubuh manapun seperti wajah, tangan, dan kaki. Gejala Tourette adalah gerakan kejang atau gerakan spontan dalam jangka waktu pendek. Contohnya bisa seperti hidung yang berkedut, tangan yang bergerak-gerak, dan lainnya. Gejala awal biasanya Nampak pada usia kanak-kanak pada usia 3-9 tahun. Pada beberapa kasus, penderita Tourette juga tidak bisa mengendalikan apa yang mereka katakan.

Gejala nya bisa terbagi 2 yaitu motorik & vokal. Motorik, biasanya anak-anak bisa berjalan mundur, melakukan push-up tanpa sebab dan lainnya. Smentara vokal, biasanya seperti latah, namun jika latah adalah akibat dari provokasi orang lain, maka latah Tourette ini terjadi tanpa stimulus eksternal.

Dari dalam penelitian, disebutkan bahwa sindrom ini disebabkan oleh ketidakseimbangan neurotransmitter dalam otak yaitu senyawa dopamine dan serotonin. Beberapa syarat seseorang dapat didagnosis mengidap sindrom Tourette adalah:

  • Mempunyai 2 gejala motorik & 1 vokal
  • Terjadi dalam rentang 1 tahun
  • Terjadi pada usia dibawah 18 tahun

Prevalensi pengidap penyakit ini adalah 100.000:9. Gejala dari penyakit ini beragam dan dalam beberapa kasus, ada yang bisa sampai menyakiti dirinya sendiri. Keluhan sensai dingin atau panas juga bisa dirasakan oleh mereka.  Kondisi lingkungan yang membuat penderita lelah atau terlalu senang, bisa memicu terjadinya gejala. Tapi kebanyakan, terjadi pada anak usia 5-9 tahun.

Ditemukan adanya hubungan kuat antara anak penderita ADHD, OCD, dan Tourette. Penanganannya sendiri bisa dengan dilakukannya,

  • Terapi Sosial
  • Terapi Perilaku
  • Diresepkan obat (jika diperlukan)
  • Dioperasi (pilihan terakhir jika penanganan lain tidak berpengaruh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun