Mohon tunggu...
Briliani Putri Pijar
Briliani Putri Pijar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat Datang

Halo pembaca, Selamat datang. Terimakasih sudah berkunjung ke profil kami!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengulik tentang Apa Itu Gangguan Kepribadian

16 Maret 2022   09:09 Diperbarui: 16 Maret 2022   09:24 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kita sudah sering mendengar istilah skizofrenia, bipolar, Alzheimer, dan masih banyak lagi. Tentu, kita tahu bahwa semua itu adalah sebuah gangguan psikis. Tapi, pernahkah kita memahami betul apa yang dimaksud gangguan kepribadian itu.

Orang dengan gangguan kepribadian, biasanya memiliki aktivitas rutin yang mal adaptif atau sangat mengganggu kesehariannya. Dan ini sangat mungkin untuk mendistraksi beberapa area. Seperti contoh, cara ia berkonstreasi terhadap sesuatu dan mudah kehilangan fokus. Mereka kesulitan menahan impuls atau dorongan untuk melakukan suatu tindakan didalam pikiran mereka, yang nantinya akan berimbas kepada hubungan mereka dengan orang lain.

Pola-pola seperti ini bisa ditinjau sejak masih kanak-kanak, dan sifat ini cenderung menetap jangka panjang (bukan temporer). Mereka menyeluruh, sehingga dapat memengaruhi lingkungan keluarga atau lingkungan sosial mereka. Gangguan kepribadian terbagi menjadi 3 klaster yakni A,B, dan C.

KLASTER A: (Odd Ecentric)

Berisi gangguan Paranoid, Schizoid, dan Schizotypal.

KALSTER B: (Dramatic, Emotional, Erratic)

Berisi gangguan Antisocial, Borderline, Histrionic, dan Narcissistic.

KLASTER C: (Anxious, Fearful)

Berisi gangguan Avoidant, Dependent, dan Obsessive-Compulsive

Perlu diketahui bahwa salahsatu perilaku diatas belum tentu memiliki arti sebagai sebuah "gangguan". Bisa saja, itu hanyalah style perilaku dari individu tersebut. Akan sangat sempit apabila menkotak-kotakkan manusia hanya kedalam pilihan "gangguan/tidak gangguan". Ada skala kontinum didalamnya.

Sehingga untuk mengetahui apakah seseorang terkategori gangguan (disorder) atau tidak, perlu dilakukan yang Namanya diagnosis oleh psikolog/psikiater. Beberapa tulisan diatas ditulis hanya sebagai informasi dasar dan bukan kesempatan untuk melakukan yang namanya self diagnosed.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun