Mohon tunggu...
Briliani Putri Pijar
Briliani Putri Pijar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat Datang

Halo pembaca, Selamat datang. Terimakasih sudah berkunjung ke profil kami!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

OCD, Salah Satu Gangguan Kompulsif

13 Maret 2022   07:49 Diperbarui: 16 Maret 2022   09:13 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OCD merupakan satu istilah yang kita dengar. OCD, sering dikaitkan dengan adanya rasa kesal untuk merapihkan sesuatu. Tapi sebenarnya, OCD itu sendiri adalah sebuah pikir obsesif atau gangguan yang berulang-ulang dan disertai perilaku kompulsif untuk melakukan tindakan tersebut. 

Pikiran nya itu biasanya bersifat tidak masuk akal dan berulang. Sehingga menimbulkan perasaan cemas, takut, gelisah, dan mempercayai sesuatu yang tidak logis. 

Nantinya, pikiran itu akan membuat si penderita untuk melakukan sesuatu secara berulang walaupun hal yang dilakukannya itu tidak masuk akal (dilakukan hanya untuk membenarkan pemikiran si penderita saja).

Biasanya rasa kesal yang obsesif dan repetitif ini akan selalu muncul sehingga mereka akan melakukan kegiatan kompulsif untuk menenangkan dirinya. Jika pemikiran tersebut ditaha dan tidak dilakukan, maka penderita akan merasa sangat gelisah dan takut. 

Semua itulah yang akan mempengaruhi produktivitas sehari-hari kita. Biasanya, bentuk yang paling sering ditemui adalah takut terkena kuman. Yang mereka lakukan adalah mencuci tangan berkali-kali, atau bisa mandi lebih dari 3x sehari. 

Pada tahap yang sangat ekstrem, seseorang bisa saja tidak mau memegang handle pintu, berjabat tangan, atau memegang uang. Bentuk lainnya juga bisa dengan terobsesi pada bentuk yang simetris & rapi.

Orang yang rapi, bersih, dan teliti, lebih cenderung rentan terkena OCD. Hingga kini masih belum ada penelitian yang mengungkapkan penyebab dari OCD. 

Namun, beberapa penelitian berpendapat bahwa kemungkinan hal ini disebabkan adanya ketidakseimbangan neurotransmitter otak dan dogma kaku yang ada di lingkungan mereka. Biasanya terapi yang digunakan adalah terapi perilaku & terapi medikasi. 

Terapi ini berfokus untuk membentuk sebuah pemikiran rasional bagi si penderita dan melatih cemas. Sementara untuk obat-obatan yang biasanya digunakan adalah antidepresan, anticemas, dan antipsikotik.

Jika anda mulai emrasakan beberapa gejala diatas bahkan sampai menganggu aktivitas sehari-hari anda, maka jangan ragu untuk pergi ke tenaga professional seperti psikolog & psikiater. OCD tidak akan hilang dengan sendirinya sehingga penting untuk dilakukan terapi-terapi bertahap yang akan mengurangi dampak dari OCD tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun