Mohon tunggu...
Briliani Putri Pijar
Briliani Putri Pijar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat Datang

Halo pembaca, Selamat datang. Terimakasih sudah berkunjung ke profil kami!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pernah Mengalami Eating Disorder? Apa Itu?

12 Maret 2022   08:41 Diperbarui: 12 Maret 2022   08:47 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kamu mendengar tentang eating disorder atau gangguan makan? Kira-kira apa saja yang menjadi faktor timbulnya gangguan ini?

Dilansir dari (American Psychological Association, 2005) gangguan makan adalah suatu perilaku tidak wajar terhadap makanan. Eating disorder, tidak selalu mengenai seseorang yang membatasi makan. Tetapi juga ada yang justru makan berlebih. Ada tiga macam gangguan makan yakni Anorexia Nervosa, Bulimia Nervosa, dan Binge Eating.

Penderita anoreksia cenderung menahan diri untuk tidak makan supaya mereka menjadi kurus atau mencapai target berat badan ideal mereka.

Untuk penderita bulimia, ia hamper sama seperti anoreksia, dia ingin memiliki tubuh yang kurus, namun di sisi lain juga memiliki keinginan untuk makan. Sehingga penderita biasanya memakan sesuatu, kemudian memuntahkannya kembali karea adanya rasa penyesalan. Mereka juga bisa olahraga ekstrem sebagai upaya penurunan berat badan.

Binge eating sendiri adalah kegiatan mengonsumsi makanan berlebih, tidak terkendali, porsi lebih banyak, atau kesusahan mengontrol porsi makan.

Jadi sebenarnya apa penyebab eating disorder?

Setiap manusia memiliki standar atau perfeksionaisme tersendiri. Saat seseorang memiliki obsesi berlebih terhadap tubuh ideal, ramping, atau kurus, maka ada kecenderungan untuk menjadi penderita anoreksia atau bulimia. Mereka akan merasa bahwa orang lain tidak akan menyukai/berteman dengan mereka jika mereka gemuk. Orang-orang dengan ke 3 disorder ini biasanya disertai oleh rasa depresi & stress.

Penanganan atau pengobatan yang biasanya dibutuhkan adalah seperti obat depresan yang tentunya diresepkan dengan sepengetahuan dokter. Pasien juga akan diarahkan untuk mengubah pola pikir atau perilaku bahwa makanan itu bukanlah suatu ancaman, dan menaikkan batas toleransi dia mengenai "badan ideal" itu seperti apa. Karena pada hakikatnya, tidak ada manusia yang benar-benar sempurna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun