Tidak semua film yang ditayangkan di layar lebar merupakan cerita dari seorang sutradara. Ada beberapa film yang dibuat berdasarkan cerita buku, komik, hingga lagu. Film dengan cerita yang berasal dari sebuah media selain film, seakan sudah memiliki kepopuleran sebelumnya. Tingkat antusias penggemar akan cerita dari novel atau komik ataupun lagu yang sudah diupload sebelumnya, seakan sangat tinggi ketika cerita tersebut diangkat menjadi sebuah film. Misalnya delapan series film Harry Potter memiliki kepopuleran hingga membentuk suatu kelompok penggemar sampai saat ini, baik yang bermula dari cerita novel karya J. K. Rowling hingga filmnya sendiri.
Susan Hayward (dalam Ardianto, 2014, h. 20) mengatakan bahwa film adaptasi adalah film yang berangkat dari sebuah karya yang sudah ada sebelumnya, tetapi penceritaan dalam film sangat memungkinkan adanya perubahan dan tidak sama persis seperti cerita aslinya. Dengan demikian, sangat memungkinkan bagi seorang pembuat naskah atau sutradara mengintepretasikan kembali ceritanya untuk diangkat dalam medium gambar dan suara sebuah film.
Susan Hayward juga mengatakan bahwa film dari karya sastra dibagi menjadi tiga kategori:
- Adaptasi atas karya klasik atau tradisional: mengambil sebuah cerita legendaris dan sudah berumur beratus-ratus tahun, namun tetap popular hingga sekarang. Misalnya film Pride and Prejudice (2005) yang diangkat dari novel yang diterbitkan pada tahu 1813.
- Adaptasi atas karya drama panggung atau teater film: mengambil cerita dari panggung teater yang sudah ada sebelumnya untuk diangkat kembali menjadi sebuah film. Misalnya film The Greatest Showman (2017) yang mengangkat pertunjukkan circus pertama kali diadakan.
- Adaptasi karya sastra kontemporer menyangkut karya fiksi popular: menyangkut karya fiksi sebuah karya novel dengan penjualan tinggi. Misalnya film The Hunger Games (2012), kemudian film Divergent (2014), dan masih banyak lainnya.
Susan Hayward juga menambahkan bahwa ketiga kategori dalam adaptasi film memiliki hubungan yang saling terintegrasi satu dengan yang lainnya.
Nah pada kesempatan kali ini, saya akan membahas mengenai salah satu film adaptasi Hollywood yang cukup terkenal!
Film The Maze Runner yang dirilis pada tahun 2014 merupakan film adaptasi novel dengan judul yang sama pada tahun 2009 karya James Dashner.
Film yang disutradarai oleh Wes Ball ini mendapatkan rating 6.8/10 di imdb.com. Film ini juga dibintangi oleh actor-actor terkenal seperti Dylan O'Brien, Kaya Scodelario, Will Poulter, dan masih banyak lainnya.
Film dengan genre action dan sci-fi ini, menceritakan seorang pria bernama Thomas yang disimpan dalam komunitas anak laki-laki setelah ingatannya dihapus. Thomas pun berusaha untuk mencari tahu kebenaran tentang bagaimana mereka semua bisa terjebak dalam labirin, yang mengharuskan dia untuk bergabung dengan sesama "pelari" untuk melarikan diri dari labirin.
Film dystopia yang diadaptasi dari novel popular ini diselesaikan hanya dalam tiga series film. Berbeda dengan cerita novelnya yang membutuhkan lima buku untuk menyelesaikan ceritanya. Oleh karena itu, bisa dilihat bahwa cerita Maze Runner dalam versi filmnya telah mengalami intepretasi cerita oleh penulis naskah atau sutradaranya.
Dikutip dari Kincir.com, film The Death Cure (2018) yang merupakan film ke-tiga dari The Maze Runner series hanya mengambil 55% cerita dari novel dan sisanya berasal dari inteprerasi sutradaranya.
Walaupun cerita dari film The Maze Runner Series tidak sepenuhnya menggunakan cerita yang ada di novelnya, dengan segala pro-kontranya tidak menutup kepopuleran cerita film The Maze Runner.
