Mohon tunggu...
Brigittha PricilyaSetyawan
Brigittha PricilyaSetyawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Love diversity

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Jurnalisme Multimedia Hidup Berdampingan dengan Teknologi

21 Oktober 2021   17:45 Diperbarui: 26 Oktober 2021   08:35 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian orang-orang juga juga sangat suka lihat dunia yang dikontekstualisasikan melalui penyuntingan gambar dan video berkecepatan tinggi. Kemudian saat ini eksistensi radio masih cukup tinggi di kalangan masyarakat, tetapi perbedaannya lebih ke radio yang didengarkan secara online.  

Dan yang terakhir adalah kebiasaan multitasking kebanyakan orang, sehingga tidak jarang banyak yang memasang televisi tanpa suara dengan berbincang melalui telepon. 

Adzkia (2015, h. 44) menjelaskan bahwa seorang jurnalis dituntut untuk cakap dan terampil untuk menghasilkan video, tulisan, dan foto dalam waktu sekali reportase. Seorang jurnalis multimedia akan mengoptimalkan kemampuan teknologi komunikasi yang dimiliki olehnya, untuk menghasilkan berbagai macam produk media jurnalistik. 

Hal ini menjadi suatu fenomena Baru. Fenomena ini ditunjukkan oleh Adzkia dengan suatu pertanyaan besar mengenai, bagaimana dengan mereka yang berprofesi jurnalis sudah terbiasa hanya menghasilkan satu produk media? Seperti contohnya mereka-mereka yang berprofesi jurnalis di televisi. 

Mereka sudah terbiasa hanya menyediakan konten video dan suara, hanya kurang lebih satu sampai dua produk media. Fenomena ini menuntut seorang jurnalis bisa beradaptasi dengan perkembangan jaman, terutama perkembangan teknologi yang ada. 

Dewan pers juga menanggapi fenomena ini. Melalui jurnalnya, dewan pers ingin menjelaskan bahwa seharusnya ada dua pihak yang mengikuti perkembangan arus jaman. 

Keduanya itu adalah pihak perusahaan media beritanya, lalu jurnalisnya. Perubahan ini ditunjukkan dengan menciptakan ekosistem, dimana media baru dan media tradisional saling melengkapi. Televisi, radio, dan cetak menginspirasi entitasnya di dunia siber, diwujudkan dengan adanya portal atau situs. 

Etalase mereka di ranah media baru menjadi latar belakang tetap terjaganya eksistensi brand medianya. Dewan pers seakan menegaskan bahwa portal media berita harus dan mau tidak mau mengikuti apa yang menjadi tren masyarakat, sebab apabila tidak sesuai dengan tren yang ada maka akan sangat sulit suatu media terus maju. 

Setelah brand medianya mempertahankan eksistensinya di tengah masyarakat, sekarang giliran jurnalisnya untuk mengikuti alur konvergensi medianya. Seorang jurnalis bisa melakukan peran multi seperti seorang video jurnalis. Peran multi ini bisa merangkap kerja reporter televisi, kamerawan, bahkan seorang jurnalis juga dituntut bisa melakukan editing. Nilai profesionalitas jurnalis dalam bermultitasking menjadi pondasi yang kuat dan kukuh dibanding hanya mengerjakan satu pekerjaan saja. Begitulah dewan pers ingin menekankan konvergensi media dengan perkembangan jaman. 

Jurnalisme Multimedia selalu menyediakan produk jurnalistik dengan berbagai media. Dengan demikian, perpaduan media-media yang sudah disediakan oleh seorang jurnalistik memerlukan suatu yang namanya modal awal seorang jurnalis. Perkembangan teknologi mempengaruhi segala macam bidang, salah satunya adalah bidang komunikasi. 

Berkembangnya teknologi komunikasi menyebabkan adanya banyak interaksi kelompok yang terjadi melalui saluran yang dimediasi. Dibantu dengan adanya internet jalinan sosial baik secara antar individu maupun kelompok, serta hubungan kuat antara jaringan sosial dan jaringan telekomunikasi terjadi melalui e-mail dan mobile atau telepon. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun