Setelah proses memberikan teh kepada orang tua, prosesi dilanjutkan dengan ibu akan melemparkan buah jujube ke kain yang telah dibentangkan oleh kedua mempelai. Pelemparan buah jujube ini dipercaya dapat memberikan keturunan yang banyak kepada pasangan mempelai tersebut.
Kemudian prosesi ini juga ditutup dengan mempelai bersujud kepada orang tua Kembali sebagai penghormatan penutup dan tanda terima kasih. Tidak lupa juga bahwa prosesi pyebaek ini dilakukan dengan mempelai dan orang tua mempelai pria menggunakan busana hanbok, sebagai baju tradisional Korea Selatan.
Tradisi prosesi pyebaek ini selalu dilakukan secara turun menurun, sehingga membuat tradisi prosesi pyebaek ini menjadi sebuah identitas etnis yang dipegang teguh oleh orang Korea Selatan.
Oleh sebab itu, menurut Samovar (2015, h.250-251) mengatakan bahwa identitas etnis berasal dari warisan, sejarah, tradisi, nilai, perilaku serupa, wilayah asal geografis, dan dalam beberapa kasus termasuk bahasa yang digunakan.
Identitas etnis ini bisa dilihat berdasarkan kepercayaan budaya yang dipegah teguh oleh setiap individu maupun kelompok tertentu. Kepercayaan yang terdapat dalam prosesi pyebaek ini menjadi sebuah bentuk nyata dari identitas etnis seperti yang disampaikan oleh Samovar dalam bukunya yang berjudul “Communication Between Cultures”.
Kepercayaan leluhur akan ‘buah jujube yang dilemparkan orang tua kepada mereka bisa memberikan keturunan yang banyak, serta diberkati oleh orang tua mereka’ kemudian juga selalu ditanamkan oleh dalam diri orang Korea Selatan melalui merealisasikan tradisi pyebaek ini.
Penggunaan hanbok dalam merealisasikan tradisi pyebaek juga dilakukan agar ciri khas tradisional dalam pelaksanaan tradisi, tidak ada yang terlupakan sedikit pun dan tidak ada yang kurang dalam segala sisi.
“Jangan sampai apa yang telah dilestarikan dengan jerih payah leluhur, musnah terlupakan dari ingatan generasi-generasi baru” – noname.
안녕~ㅠㅠㅠ (Dadah, huhu:")