Dengan demikian, pandangan mengenai orang tionghoa yang 'pelit' 'orientasinya kerja' 'seorang pria haruslah bekerja' 'sangat menghormati kepala keluarga yang telah bekerja keras' benar adanya.
Didikan yang keras oleh orang tua keluarga tionghoa terhadap anak laki-lakinya juga menjadi salah satu bukti bahwa orang-orang bersuku tionghoa adalah orang-orang yang maskulin dan future orientation. Karena mereka memiliki pandangan bahwa laki-laki harus mampu berpenghasilan, kuat, tegas, dan mampu membimbing keluarganya di masa depan. Namun, semua ini dianggap sebagai persiapan yang dilakukan oleh orang tua bersuku tionghoa, agar anak cucunya tidak hidup melarat di kemudian hari.
Daftar Pustaka :Â
Armia, C. (2002). Pengaruh Budaya Terhadap Efektvitas Organisasi: Dimensi Budaya Hofstede. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, 103-117.
Samovar, L. A., Porter, R. E., McDaniel, E. R., & Roy, C. S. (2017). Communication Between Cultures. Boston: Cengage Learning US.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H