Mohon tunggu...
Brigitta Raras
Brigitta Raras Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

80% terdiri dari caffeine

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Melihat Produksi dan Konsumsi Berita Masa Kini hingga Tantangannya

16 Maret 2022   23:29 Diperbarui: 16 Maret 2022   23:29 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi media | Rawpixel.com/Shutterstock 

Produksi berita kini tak hanya berfokus pada teks dan gambar saja. Kemudian, mengonsumsi berita saat ini sudah tak dibatasi oleh ruang dan waktu. Meskipun begitu, tak sedikit pula tantangan yang muncul dalam memproduksi dan mengonsumsinya.  

Saat ini perkembangan terus dilakukan di berbagai sektor, baik teknologi, ekonomi, hingga sosial. Hal ini juga tak menutup perkembangan di bidang komunikasi, yakni jurnalisme. 

Jurnalisme yang dulu dan jurnalisme saat ini, tentunya mengalami perubahan dan perkembangan. Dulu, ketika ingin mendapatkan sebuah informasi, kita diharuskan untuk membeli surat kabar, mendengarkan radio, hingga menonton televisi. 

Di mana proses konsumsi berita tersebut, cenderung bersifat satu arah saja. Sebagai pembaca dan audiens, kita mengonsumsi berita secara pasif. Selain itu, dulunya proses produksi berita membutuhkan waktu yang terbilang cukup lama dibandingkan saat ini.

Selain mengetik, berita harus dicetak dahulu dan barulah didistribusikan kepada masyarakat. Itupun juga masih membutuhkan waktu perjalanan untuk mengantarkan ke para pembaca. Begitupun dengan media penyiaran, selain masih bersifat satu arah, juga para audiens dihadirkan informasi hanya pada waktu-waktu yang sudah ditentukan dari media tersebut. 

Produksi berita saat ini

Saat ini dengan perkembangan dan teknologi, informasi dapat diperoleh dengan sangat mudah. Kini, sumber informasi dapat kita dapatkan hanya melalui genggaman saja. Berbagai media yang awalnya berfokus pada media cetak dan penyiaran, juga merambah dan berintegrasi dengan digitalisasi. 

Tak sedikit pula, individu atau kelompok yang membuat media online dalam rangka memberikan informasi dan berita kepada khalayak. Perkembangan teknologi dan media digital, membawa informasi dapat disebarkan secara cepat, serta tanpa batasan ruang dan waktu. 

Ilustrasi media online| Obionyeador/Unsplash
Ilustrasi media online| Obionyeador/Unsplash

Produksi berita yang awalnya membutuhkan proses pencetakan dan penyebaran, kini hanya dalam hitungan menit bahkan detik sudah dapat tersebar kepada masyarakat luas. Namun, dalam produksinya jurnalisme masa kini dan masa depan juga berfokus pada multimedia dan berbagai elemennya. 

Pandangan dari McAdams juga menambahkan bahwa jurnalisme masa kini dan masa depan mengarah pada 'storytelling' atau jurnalisme bercerita. Beberapa cara yang dipaparkan oleh McAdams untuk menghasilkan storytelling journalism, yakni:

  1. Melengkapi, bukan mengulangi

Dalam hal ini, setiap elemen yang digunakan dalam menyampaikan informasi haruslah bersifat melengkapi. Komponen dalam elemen A harus berbeda dengan komponen B, sehingga menghasilkan konten atau berita yang utuh dari masing-masing elemen. 

Jika adanya komponen yang sama diceritakan dalam elemen yang berbeda, justru malah membuat audiens hilang ketertarikan terhadap konten tersebut. 

  1. Terintegrasi dengan media lain 

Dalam memberikan sebuah berita, jangan hanya berfokus pada teks saja. Berikanlah gambar, infografis, atau media lainnya yang bersifat melengkapi dari teks tersebut dan membuat cerita (story) yang disajikan utuh. 

  1. Menyederhanakan

Jurnalis harus paham dan memutuskan apa yang perlu dimasukkan dalam berita mereka. Menambahkan atau memasukkan terlalu banyak komponen, justru dapat membuat menjadi rumit bahkan membingungkan. 

Menyederhanakan kalimat juga dapat melalui infografis di dalamnya. Selain menyederhanakan teks, juga mampu membantu dalam memahami informasi melalui visual.

  1. Menarik perhatian melalui visual 

Hadirkan cerita yang menyenangkan, berikan call to action secepat mungkin, ketika audiens membuka berita tersebut. 

  1. Nonlinier

Jurnalisme masa kini dan masa depan mampu menyediakan pilihan untuk menavigasi cerita. Audiens dapat memilih bagian mana yang ingin dibacanya terlebih dahulu. Pilihan ini tentunya tak ditemukan dalam media cetak dan penyiaran. 

  1. Interaktivitas rendah tak masalah 

McAdams menilai banyak media yang menawarkan interaksi dengan audiens, tetapi masih memberikan pengalaman pasif. Baginya interaktif yang diberikan seperti mengklik play, pause, atau stop bukanlah interaktif.

  1. Memberikan immersive experience rule. 

Berikanlah informasi yang mungkin sebelumnya audiens belum pernah lihat dan kunjungi. Hingga audiens merasa tenggelam dan memiliki pengalaman tersendiri  dalam membaca, melihat, atau mendengarkan informasi tersebut. 

  1. Penilaian jurnalistik yang baik masih diperlukan

Kaidah jurnalistik juga tetap menjadi hal penting dan dijalankan dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Memproduksi berita, apa yang ditulis, dan apa ditinggalkan haruslah sesuai dengan fakta yang ada. 

Konsumsi berita saat ini

Ilustri konsumsi berita| Kamboompics/Pexel
Ilustri konsumsi berita| Kamboompics/Pexel

Begitupun dengan konsumsi berita, kehadiran teknologi dan media digital mampu mengubahnya. Kini, individu diberikan berbagai pilihan untuk membaca atau melihat berita yang tersedia di media online. 

Tak perlu menunggu informasi itu datang, para audiens langsung dapat mencarinya sendiri. Informasi ini juga mampu didapatkan dari berbagai sumber, baik nasional maupun internasional. 

Tak jarang pula, individu justru dibanjiri oleh berbagai informasi di media online. Hal ini menjadi tantangan bagi audiens dalam menelan informasi, serta tantangan pula bagi para jurnalis. Selain memiliki tantangan dalam memproduksi berita di era saat ini, jurnalis juga memiliki tantangan dalam memerangi hoax yang beredar di masyarakat. 

Kira-kira, konsekuensi dan tantangan perkembangan media bagi jurnalis saat ini apa saja ya?

Yuk, simak jawabannya di video berikut ini! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun