Mohon tunggu...
Brigitta Raras
Brigitta Raras Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

80% terdiri dari caffeine

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Longform Journalism, Pilihan dalam Mencari Informasi Secara Mendalam dengan Visual Menarik

23 Oktober 2021   22:48 Diperbarui: 25 Oktober 2021   16:58 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Foto: Unsplash/ Obi Onyeador

Dalam menulis longform journalism, diperlukan kemampuan khusus. Mulai dari kesabaran dalam meliput berita, menggali informasi secara mendalam, rinci, faktual, dan tepat, hingga menyajikannya menjadi informasi yang dapat dibaca serta dipahami oleh masyarakat.   

Tak hanya tulisan, konten ini juga mencakup elemen multimedia, seperti audio, video, gambar, informasi, animasi, hingga elemen interaktif. Hal inilah yang menjadi keunggulan dan daya tarik bagi pembaca longform journalism. 

Saat ini, mulai banyak media-media online yang menyajikan informasi dengan longform journalism. Dalam artikel ini, akan membandingkan penerapan longform journalism pada media online di Indonesia (Virtual Interaktif Kompas) dan media online Amerika Serikat (National Broadcasting Company). 

Penerapan longform journalism VIK vs NBC

VIK (Virtual Interaktif Kompas)

VIK (Virtual Interaktif Kompas) merupakan salah satu media milik Kompas yang menyajikan longform journalism. Dalam VIK, disajikan jurnalisme bentuk panjang dengan mengedepankan aspek multimedia, visual, serta interaktivitas dengan pembacanya. 

Dengan kata lain, VIK tak hanya menyajikan tulisan, tetapi juga menggabungkan fitur lain, seperti foto, audio, video, infografis. 

Tak hanya itu, VIK juga menyajikan fitur interaktivitas, seperti, fitur gim, foto 360 derajat, hingga mengajak pembaca untuk melihat sebuah peristiwa seolah-olah nyata melalui visualnya. 

Sebagai contoh, tulisan ini akan mengulas penerapan isi longform journalism pada artikel "Petualangan Hutan Sagu Sungai Tohor"  di VIK. 

Laman Petualangan Hutan Sagu Sungai Tohor VIK | Foto: Screenshot Pribadi 
Laman Petualangan Hutan Sagu Sungai Tohor VIK | Foto: Screenshot Pribadi 

Dalam artikel ini, informasi yang disajikan telah lebih dari 1.000 karakter,  ini membuktikan bahwa salah satu aspek penting dari longform journalism telah diterapkan oleh VIK. Ketika membuka artikel tersebut, pembaca langsung disuguhkan dengan visual yang menarik. Seperti gambar, foto, tata letak, warna, hingga gambar bergerak. 

Tak hanya itu, VIK juga menyuguhkan fitur interaktif di dalamnya. Ketika pembaca mengklik tulisan "ikuti petualangan". Pembaca akan dihadirkan gambar bergerak yang seolah-olah pembaca sedang menuju ke Sungai Tohor. 

Hal itu divisualisasikan dengan gambar transportasi bergerak, seperti pesawat, kapal, dan motor yang merupakan kendaraan yang digunakan menuju Sungai Tohor. Selain itu, VIK juga menyajikan langkah-langkah memanen sagu melalui foto-foto dari para warga Sungai Tohor yang sedang memanen sagu dari awal hingga sagu menjadi tepung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun