Di desa wisata Sangiran ini, para pengunjung dapat menikmati ragam kesenian yang ada. Seperti, Gamelan Renteng, adalah gamelan yang telah berusia satu abad dan masih dipakai hingga saat ini.Â
Ada pula, tari Gerbang Sukowati yang memiliki pesan ajakan bagi warga Sragen untuk turut membangun kabupaten tersebut. Kemudian, Tari Bubak Kawah, menampilkan tradisi orang tua melepas anaknya yang digambarkan oleh perabot rumah tangga yang digotong.Â
Desa wisata ini juga memiliki beragam produk ekonomi kreatif pada sub kuliner. Seperti, jajanan pasar, sate lontong, sego kuning, sego bancaan, gendar pecel, bubur srintil, dan kopi purba.Â
Tak hanya pada kuliner saja, desa ini juga memiliki produk kriya, seperti kerajinan bambu, watu lurik, kerajinan watu, watu akik, watu sangir, dan kapak purba.Â
Sandiaga Uno, selaku Menteri Parekraf mengungkapkan bahwa desa wisata Sangiran ini memiliki potensi yang sangat luar biasa. Selain berpotensi pada wisata, desa ini juga memiliki potensi pada wisata berbasis edukasi, sejarah, dan budaya. Bahkan, juga hadir produk ekonomi kreatifnya.Â
Salah satu desa wisata terbaik
Desa wisata Sangiran ini termasuk dalam 50 desa wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Melalui event ADWI 2021 yang digagas oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), pemerintah mengajak masyarakat Indonesia semakin mengetahui potensi besar dari desa wisata.Â
Selain itu, ajang ini juga menjadi momen yang tepat dalam usaha mendongkrak ekonomi rakyat secara nasional. Desa wisata di Indonesia tentunya akan terus berkembang dan memiliki potensi bagi kesejahteraan masyarakat bagi dari segi ekonomi maupun sektor lainnya.Â
Menariknya lagi, desa wisata Sangiran ini mampu berkembang dari dua tahun lalu terkena pandemi Covid-19. Sandiaga Uno pun berharap, desa wisata ini akan terus naik tingkatannya dari desa wisata rintisan menjadi desa wisata berkembang, maju, dan mandiri.Â
Sangat menarik ya Kawan mengenai desa wisata ini. Kita sebagai masyarakat Indonesia tentunya harus mendukung desa wisata Indonesia ini dengan berbagai cara yang bisa dilakukan, seperti berkunjung, menyebarkan ataupun mempromosikan.Â
Referensi: Kemenparekraf | Kompas | TempoÂ