Mohon tunggu...
Brigitta Raras
Brigitta Raras Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

80% terdiri dari caffeine

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Kemampuan yang Wajib Dimiliki dalam Menyongsong Jurnalisme Masa Depan

9 Oktober 2021   10:45 Diperbarui: 9 Oktober 2021   10:59 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jurnalisme kian terus bekembang dan inovatif dalam menyediakan konten di era digital. Agar media mampu bertahan dan bersaing di era saat ini, diperlukannya seorang jurnalis dengan kemampuan teknologi dan digital yang baik.

Kemajuan teknologi yang semakin hari semakin terus meningkat, ternyata juga memberikan pengaruh terhadap perkembangan jurnalisme. Dulu, jurnalisme pasti berkaitan erat dengan Teori Jarum Suntik (Hypodermic Needle Theory). 

Teori ini menjelaskan bagaimana media memiliki kekuatan dalam memengaruhi audiens dan audiens menerima segala informasi yang diberikan secara pasif, tanpa memilah dan melakukan verifikasi. 

Dahulu, proses pembuatan berita bersifat hierarkis, linear, serta melibatkan beberapa orang atau tim khusus. Mulai dari wartawan mencari berita, meliput peristiwa, menulis, menyunting hingga pada proses penyebaran berita. 

Jurnalisme saat ini

Jurnalisme | Foto: Unsplash/Fred Kearney
Jurnalisme | Foto: Unsplash/Fred Kearney

Kini jurnalisme tak lagi mengacu pada audiens yang pasif, namun jurnalisme sudah mengalami perubahan dan mengarah pada model horizontal transaksional.

Saat ini, audiens tak lagi pasif, melainkan menjadi aktif. Para audiens dapat memberikan umpan balik (feedback) kepada media online melalui komentar di kolom komen atau memberikan reaksi tertentu. 

Tak hanya itu, audiens kini juga dapat mengonsumsi berita sekaligus membuat berita atau yang disebut dengan prosumer (producer and consumer). Dapat diartikan, kegiatan jurnalistik mulai tergantikan oleh masyarakat atau audiens. 

Selain, audiens dapat mendapatkan berita dari manapun, mereka juga dapat membuat dan memublikasikan melalui jaringan internet seperti, media sosial atau blog yang dimiliki. 

Kehadiran prosumer dan media berbasisi komunitas yang mengembangkan citizen journalism tentunya memiliki peluang bagi masyarakat menjadi watchdog bagi jalannya pemerintahan dan kepentingan politik.  

Kemampuan jurnalis di masa depan

Ilustrasi | Foto: Unsplash/Maxim Ilyahov
Ilustrasi | Foto: Unsplash/Maxim Ilyahov

Kehadiran ini, tentunya menjadikan jurnalisme profesional harus semakin berinovasi dan kreatif dalam menciptakan konten-konten berita yang lebih baik. Media harus mampu bersaing dengan pihak-pihak yang juga memproduksi konten berita. 

Hal inilah yang menjadi tantangan bagi jurnalis untuk terus mengembangkan kemampuan atau skill mereka, terkhusus memproduksi berita dalam dunia digital. Terdapat beberapa kemampuan yang perlu dimiliki untuk menunjang jurnalisme di masa depan.  

Kemampuan menulis berita, reportase, paham etika jurnalistik, investigasi dan news judgement menjadi penting dimiliki seorang jurnalis. Namun, kemampuan mendasar yang sangat penting dimiliki para jurnalis masa depan adalah pemahaman mengenai teknologi digital dan critical thinking serta critical reading. 

Sree Sreenivasan, seorang akademisi dan praktisi jurnalisme memaparkan terdapat beberapa kemampuan terkait digital dan perilaku yang dibutuhkan para jurnalis di masa depan, yakni: 

  1. Multimedia Storyteller, yakni memiliki kemampuan dan alat digital yang tepat untuk menghasilkan berita. Hal ini terkait dengan kemampuan produksi, menyunting, melakukan live-streaming video, membuat podcast, webcast  hingga photo  dan audio slideshow. 

  1. Community builder, kemampuan dalam memfasilitasi segala interaksi dengan beragam audiens. 

  1. Trusted pointer, seorang jurnalis diharapkan mampu dalam mencari dan mendistribusikan konten yang bagus dan dipercaya oleh berbagai pihak lain. 

  1. Blogger dan curator, memiliki suara atau pendapat sendiri serta memiliki kemampuan dalam mengkurasi konten web secara baik dan berkualitas. 

  1. Mampu bekerja secara kolaboratif (able to work collaboratively), memahami bagaimana bekerja sama dengan individu lain, baik di redaksi, lapangan, hingga menjadi seorang jurnalis yang dipercaya oleh masyarakat. 

Kemampuan terkait bidang teknologi digital ini menjadi sangat penting bagi seorang jurnalis. Hal ini dikarenakan jurnalisme saat ini sudah beralih menuju jurnalisme online dan jurnalisme multimedia. 

Kehadiran berita berbasis internet, seperti e-paper (electronic paper) menjadi salah satu sumber informasi yang diminati sebagian masyarakat. Tak hanya itu, pemanfaatan jaringan internet juga semakin inovatif dan berkembang dengan hadirnya konsep jurnalisme multimedia. 

Multimedia yang dimaksudkan adalah terdapatnya beberapa produk jurnalistik dalam satu portal. Produk tersebut dapat berupa video, audio, teks, foto, infografis dan media lainnya. 

Saat ini sudah banyak media di Indonesia yang mengembangkan produk jurnalistik dengan konsep multimedia. Pastinya, akan ada kemungkinan untuk jurnalisme online dan multimedia ini terus berkembang dan semakin diminati di masa depan. 

Perkembangan yang mengarah ke multimedia ini tentunya mendorong jurnalis untuk menguasai kemampuan digital tersebut agar mampu bertahan dan bersaing di era digital ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun