Mohon tunggu...
Brigitta Raras
Brigitta Raras Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

80% terdiri dari caffeine

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Melihat Angga Dwimas Sasongko sebagai Sosok Auteur Indonesia

26 September 2021   19:16 Diperbarui: 26 September 2021   19:44 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film menjadi pilihan hampir sebagian besar masyarakat untuk mengisi waktu luang mereka. Industri perfilman di Indonesia pun, kini semakin bekembang dan menawarkan film-fim yang tak kalah apik dari negara lainnya. 

Dalam penggarapan film, pastinya tak bisa lepas dari keberadaan dan peran sutradara. Indonesia pun memiliki sutradara-sutradara handal yang telah menciptakan banyak sekali film-film menarik dan apik.

Selain memiliki kemampuan dan pengaruh dalam film, terdapat pula sutradara yang dapat dikatakan seorang auteur. Sebenarnya apa itu auteur dan siapa yang dapat dikatakan seorang auteur? 

Mengenal konsep Auteur 

Kata 'auteur' berasal dari bahasa Prancis yang berarti 'author' dalam bahasa Inggris. Auteur diartikan sebagai seorang pembuat film yang memiliki kekuatan dan peranan besar dalam film. 

Dapat dikatakan sebagai seorang auteur, ketika orang tersebut menulis dan menyutradarai sendiri film serta memiliki keunikan tersendiri. 

Seluruh makna dan adegan dalam film merupakan gagasan atau cerminan yang dimiliki seorang sutradara. Makna dan adegan dalam film juga sebagai gambaran dari apa yang menjadi keunikan serta kepribadian sang sutradara.

Sarris (dalam Stam, 2000, h. 89) memaparkan tiga kriteria agar seseorang dapat disebut sebagai auteur, yakni kompetensi teknik, kepribadian yang unik dan pemaknaan film. Dapat dikatakan seorang auteur memiliki peran dominan dalam pembuatan film. 

Angga Dwimas Sasongko: Auteur Indonesia 

Angga Dwimas Sasongko | Foto: Popbela.com
Angga Dwimas Sasongko | Foto: Popbela.com

Sosok Angga Dwimas Sasongko sudah tak asing lagi bagi sebagian masyarakat. Pendiri rumah produksi Visinema Pictures ini, dikenal juga sebagai salah satu sutradara terbaik asal Indonesia. 

Hal ini terlihat dari penghargaan-penghargaan yang pernah diraihnya, seperti  Piala Maya untuk Penyutradaraan Terpilih (2014) dan Piala Maya Penulisan Skenario Terpilih (2014). Tak hanya itu, Angga Sasongko juga meraih nominasi Sutradara Terbaik di ajang FFI (Festival Film Indonesia) 2010 dan nominasi Sutradara Terpuji di ajang FFB (Festival Film Bandung)  2015. 

Kemudian, film karyanya yang berjudul Hari untuk Amanda (2010) mendapatkan delapan nominasi di Piala Citra 2010. Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku (2014) yang ia sutradarai sekaligus penulis skenario meraih penghargaan FFI 2014 kategori Film Terbaik. 

Kemudian, film Filosofi Kopi (2015) yang ia sutradarai juga meraih penghargaan di ajang FFI dan Piala Citra. Film yang baru muncul di tahun kemarin, yakni Nanti Kita Cerita Hari Ini (2020) berhasil meraih penghargaan Festival Film Internasional Shanghai dang Piala Maya. 

Masih banyak film-film lain karyanya  yang tak kalah apik dan juga masuk nominasi atau memenangkan perhargaan. Mampu meraih berbagai penghargaan film, dapat dikatakan kompetensi dalam hal teknik dari Angga Sasongko sudah tak perlu diragukan lagi.  

Narasi bergaya urban 

Scene dalam Bukaan 8 | Foto: Hipwee 
Scene dalam Bukaan 8 | Foto: Hipwee 

Angga Sasongko memiliki keunikan dan ciri khas dari karya filmnya miliknya, yakni narasi yang menceritakan kehidupan perkotaan. Sebagai contoh dalam Filosofi Kopi (2015) dengan latar belakang kedai kopi yang berpusat di Jakarta. 

Kemudian, Bukaan 8 (2017) yang menceritakan mengenai kehidupan selebtwit (selebritis Twitter) yang sedang menemani persalinan istrinya di rumah sakit dengan segala permasalahan yang kerap terjadi di kehidupan urban. Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (2020) juga menampilkan rahasia, permasalahan dan kehidupan keluarga urban. 

Film-film karya Angga Sasongko dengan menarasikan kehidupan urban, tentunya menjadi keunikan dan ciri khas tersendiri. Narasi bergaya urban yang mengemas berbagai kisah, mulai dari keluarga, romantis, hingga komedi ala Angga Sasongko ini tentunya menghasilkan film yang apik. 

Dengan memiliki ciri khas narasi kehidupan perkotaan, film karyanya ini menjadi lebih mudah diterima penonton dan dapat dibilang related dengan kehidupan personal. 

Kolaborator setia 

Scene dalam filosofi kopi | Foto: Diactura 
Scene dalam filosofi kopi | Foto: Diactura 

Film garapan Angga Sasongko pun tak lepas dari peran para aktor-aktor di dalamnya. Aktor yang hampir selalu ada dari karya film Angga Sasongko hingga dapat dikatakan sebagai kolaborator setia adalah Chicco Jerikho dan Rio Dewanto. 

Chicco Jerikho telah memainkan lima garapan film Angga Sasongko selama empat tahun berturut-turut. Sedangkan, Rio Dewanto telah memainkan empat film karyanya, tiga di antaranya beradu peran bersama Chicco Jerikho. 

Selain keunikan dan memiliki kolaborator setia, Angga Dwimas dapat dikatakan sebagai seorang auteur dikarenakan terlibat dalam penulisan skenario. 

Seperti contoh, dalam film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku (2014), Filosofi Kopi 2: Ben & Jodi (2017) dan Story of Kale: When Someone's in Love (2020), di mana Angga Sasongko menjadi penulis skenario dari film tersebut. 

Itu tadi penjelasan mengenai auteur dan melihat salah satu contoh auteur Indonesia. Semoga artikel ini memberikan kalian pengetahuan baru ya! 

Referensi: 

Stam, R. (2000). Film Theory: An Introduction. UK: Blackwell Publishers.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun