Sesampainya di Gua Maria Tritis, eksotisme stalaktit dan stalagmit yang berpadu dalam sebuah ruangan yang mirip dengan rongga mulut langsung menyambut setiap mata yang memandang. Terdapat kursi berjajar yang tertata rapi, layaknya gereja pada umumnya. Ada altar yang menjadi pusat goa, hal ini disengaja karena memang goa ini adalah tempat peribadatan umat katolik daerah setempat dan juga menjadi tuan rumah pada peribadatan di hari-hari besar seperti paskah, natal, bulan maria, dan lain-lain.
Berjalan menuju sudut goa lain, kami menemukan patung bunda maria yang berdiri tegak sekitar dua meter berwarna hitam, dikelilingi dengan bunga-bunga yang tertata bersih dan rapi. Sembari mata kita dimanjakan dengan paduan ciptaan alam dan kudusnya suasana rumah ibadah, telinga kita juga seakan ikut berdecak kagum atas iringan bunyi tetesan air di berbagai sudut goa. Air yang jatuh itu ditampung dalam wadah yang terbuat dari semen, terlihat begitu jernih dan terasa sangat sejuk untuk sekedar diusapkan pada kulit ataupun untuk diminum.