HIV/AIDSÂ merupakan masalah kesehatan global yang telah mengubah kehidupan masyarakat di seuluruh dunia. Meskipun ada kemajuan dalam pengobatan dan pencegahan HIV/AIDS, diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS masih menjadi tantangan besar. Diskriminasi tidak hanya menimbulkan kerugian bagi penderita namun juga menghambat upaya global untuk menghambat penyebaran HIV oleh karena itu, mengakhiri diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS merupakan langkah penting menuju pencapaian keadilan hak asasi manusia.
Dampak diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS memberikan dampak yang sangat merugikan baik secara fisik,mental,maupun sosial. stigma negatif yang terus berkembang membuat mereka terisolasi dari lingkungan sosial dan komunitas, menyebabkan perasaan malu,cemas dan depresi. dikriminasi menghambat peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan memperburuk ketidaksetaraan ekonomi. dampak diskriminasi ini tidak hanya merugikan individu tetapi juga memperburuk ketidak adilan sosial, menghalangi mereka untuk menjalani hidup dengan kesempatan yang setara. Â
Diskriminasi dalam Pelayanan Kesehatan
ODHA sering kali menghadapi perlakuan diskriminatif dari tenaga medis. Banyak petugas kesehatan yang masih memiliki stigma dan ketakutan terhadap ODHA, yang mengakibatkan pelayanan yang tidak memadai. Sebagai contoh, dalam sebuah diskusi di Yogyakarta, terungkap bahwa beberapa petugas medis enggan menyentuh pasien HIV/AIDS karena takut tertular, serta memberikan ceramah agama alih-alih perawatan yang dibutuhkan. Hal ini menunjukkan kurangnya edukasi tentang HIV/AIDS di kalangan tenaga kesehatan.
Stigma di Masyarakat
Stigma sosial terhadap ODHA juga sangat kuat. Masyarakat sering kali mengaitkan HIV/AIDS dengan perilaku negatif, seperti homoseksualitas atau prostitusi, tanpa memahami bahwa siapa pun bisa terinfeksi. Akibatnya, banyak ODHA yang mengalami pengucilan dan kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan atau pendidikan. Keluarga pun sering kali merasa malu dan memilih untuk merahasiakan status anggota keluarganya yang positif HIV, yang semakin memperburuk kondisi psikologis ODHA.
Peran Pemerintah dan Kebijakan
Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa hak-hak ODHA dilindungi. Ini termasuk penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai dan pelatihan bagi tenaga medis untuk melayani ODHA tanpa diskriminasi. Menekankan pentingnya menjamin hak asasi manusia bagi semua ODHA agar mendapatkan akses layanan kesehatan yang baik. Namun, tantangan seperti kurangnya fasilitas kesehatan yang merata dan rendahnya kesadaran ODHA untuk melakukan pengobatan ARV masih menjadi hambatan.
Upaya Edukasi dan Kesadaran
Edukasi masyarakat menjadi kunci untuk mengurangi stigma dan diskriminasi. Komunitas pendukung ODHA berperan penting dalam memberikan informasi yang benar tentang HIV/AIDS dan cara penularannya. Misalnya, di Jembrana, Bali, komunitas pendamping ODHA aktif mengedukasi masyarakat untuk tidak menjauhi penderita HIV tetapi menjauhkan diri dari penyakitnya. Dengan meningkatkan pemahaman masyarakat, diharapkan diskriminasi dapat berkurang.
MENGAKHIRIÂ diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS adalah langkah penting menuju keadilan HAM. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang stigma, penguatan peraturan hukum, edukasi masyarakat, serta dukungan dari pemerintah dan komunitas, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi ODHA. Upaya bersama ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas hidup penderita HIV/AIDS tetapi juga memperkuat komitmen kita terhadap hak asasi manusia bagi semua individu.
Oleh : Kelompok 2, Etika Dan Hukum Kesehatan, Universitas Airlangga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H