Mohon tunggu...
brigitta anin
brigitta anin Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

pelajar sma

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pipin Anak Pintar

17 Desember 2024   06:47 Diperbarui: 17 Desember 2024   06:45 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Topik : Perselisihan 

Tema : perbedaan lifestyle anak pintar yang berketurunan Belanda dan pribumi 

Judul : Pipin Anak Pintar

Orientasi : 

"Hati-hati bekerja papa!" Ucap seorang anak perempuan berambut pirang. Pipin terus memandangi luar jendela rumahnya. Ia sangat kesal dengan gadis Belanda berambut pirang itu, yang tak lain adalah Hein. Hein adalah anak berdarah Indonesia Belanda, keseharian Hein adalah belajar belajar dan belajar. Berbeda dengan Pipin, kesehariannya hanya mengurus rumah, bekerja, dan melakukan aktifitas rumah tangga. Padahal, Pipin dan Hein seumuran, namun Pipin tidak bisa mendapatkan apa yang seharusnya menjadi haknya. 

"Dunia ini gak adil!" Ucap Pipin. Pipin sangat ingin bersekolah, mempelajari hal hal baru.

Konflik :

Hingga suatu hari, Hein bertengkar dengan orangtuanya, ia merengek tidak ingin masuk sekolah. Suara itu terdengar sampai kurang lebih 20 menit lamanya. Kesal mendengar hal itu, Pipin pun keluar dari rumahnya dan segera ia berteriak

"Hey Belanda, bersyukurlah kau bisa sekolah! Jangan merengek manja dengan orangtuamu!" Seru Pipin. Mendengar hal itu, Hein merasa tersindir, dan merasa dendam pada Pipin. Pipin pun enggan mendekat dan berbicara lebih banyak lagi dengan Hein, setelah itu ia langsung memasuki rumahnya sambil menghentak-hentakkan kakinya, kesal.

Sore hari tiba, Pipin bercerita pada orangtua nya apa yang terjadi pagi tadi, lalu mulai merengek pada orangtuanya

"Buk, pak.. Pipin juga mau sekolah seperti Hein si orang Belanda itu. Sekolahkan Pipin dong pak. Pipin juga mau jadi anak pintar." Ucap Pipin sambil merengek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun