Mohon tunggu...
brigitta wibowo
brigitta wibowo Mohon Tunggu... -

mahasiswa aktif fisip uajy angkatan 2008, konsentrasi studi kajian media mayor

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wakil Rakyat Terus ‘Berulah’

10 April 2011   18:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:56 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Wakil rakyat adalah orang-orang yang duduk di jajaran elit politik pemerintahan. Tugasnya adalah menjadi penyambung lidah rakyat dan menjembatani komunikasi antara rakyat dengan pemerintah.

Statement diatas tentu menjadi sangat kontradiksi ketika melihat persoalan yang sedang terjadi di kalangan anggota DPR belakangan ini. Para wakil rakyat saat ini sedang sibuk berdebat mengenai pembangunan gedung baru DPR RI senilai 1,138 triliun. Tentu ini sangat memprihatinkan melihat hal tersebut.

Disaat angka kemiskinan di negara ini belum turun, para wakil rakyat malah sibuk merencanakan pembangunan gedung baru yang nilai pembangunannya ditaksir bisa mengenyangkan perut rakyat. Tentu ironis sekali ketika para wakil rakyat masih berkilah bahwa tujuan pembangunan ini adalah untuk meningkatkan kinerja para wakil rakyat. Lucunya lagi para anggota dewan ini juga mengatakan bahwa ruangan mereka saat ini sudah tidak layak pakai lagi karena terlalu sempit dan membuat susah bernafas.

Selain meributkan soal pembangunan gedung baru DPR, para wakil rakyat juga terus mengeluarkan statement yang menyakiti hati rakyat. Sebut saja Marzuki Ali, ketua DPR. Sabtu (2/4) lalu, ia mengeluarkan statement yang sangat menyakiti rakyat, “Rakyat biasa jangan diajak membahas pembangunan gedung baru. Hanya orang-orang elite, orang-orang pintar, yang bisa diajak membicarakan masalah itu.”

Belum usai juga persoalan debat panjang mengenai pembangunan gedung baru DPR, rakyat kembali dikecewakan dengan tingkah memalukan salah satu anggota wakil rakyat tersebut. Arifinto seorang anggota DPR dari PKS, ketahuan mengakses video porno saat sidang Paripurna tengah berlangsung. Ulahnya ditangkap oleh kamera salah satu wartawan pada Jum’at (8/4) lalu.

Memang ada-ada saja tingkah yang tengah dilakukan para wakil rakyat di Senayan sana. Belum terobati luka rakyat karena ulah mereka yang ‘ngotot’ minta gedung baru, kini salah seorang anggota DPR malah menodai kinerja mereka sendiri dengan menonton video porno di sela-sela sidang. Padahal jelas-jelas dulu para wakil rakyat yang menggolkan UU Anti Pornografi dan Porno Aksi, nyatanya justru mereka sendiri yang melanggar aturan yang mereka buat.

Menggelikan memang melihat tingkah para anggota dewan tersebut. Mereka seolah tak peduli bahwa kinerja mereka sedang ditunggu oleh rakyat. Apalagi saat ini mereka sedang disorot berbagai media massa dan kapanpun rakyat bisa geram terhadap mereka. Terlebih reaksi dan kecaman masyarakat terhadap mereka juga sudah terbentuk dimana-mana. LSM dan berbagai Koalisi yang dibentuk rakyat juga siap mengirimkan somasi terhadap rencana pembangunan gedung baru DPR.

Meski pemerintah belum menindak tegas, namun instruksi penundaan dan pengkajian ulang rencana pembangunan gedung baru sudah dilakukan. Sayangnya, instruksi tak diindahkan. Justru para wakil rakyat cenderung mantap melaju terus melanjutkan rencana tersebut. Bahkan Marzuki Alie terkesan menantang dengan menyatakan siap dicopot jabatannya karena menentang instruksi Presiden. Ia tetap berkilah bahwa rencana pembangunan gedung baru DPR merupakan hasil keputusan bersama oleh seluruh fraksi. Nyatanya, dua fraksi jelas-jelas menentang.

Menanggapi persoalan ini tentu menjadi sangat mangkel ketika dihadapkan pada kondisi perekonomian bangsa ini. Sebab dibandingkan dengan pembangunan gedung DPR, masih banyak persoalan lain yang menyesakkan nafas. Sebut saja kemiskinan. Persoalan ini seakan tak menemui titik terang sejak dulu. Hal ini harusnya bisa jadi cermin bagi para wakil rakyat sebab kinerja mereka saja belum terbukti untuk mengurangi angka kemiskinan tapi mereka sudah minta hak mereka diperhatikan dulu. Lalu kapan mereka mau memenuhi tanggung jawab mereka? Apakah menunggu sampai gedung baru tersebut berdiri? Sungguh malang nasib rakyat kita ini. Para wakil rakyatnya meminta haknya lebih dulu dan tidak terlebih dulu memenuhi tanggung jawabnya.

Brigitta Agni Wibowo

Mahasiswa FISIP UAJY

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun