Mohon tunggu...
Brigitta LaksmiParamita
Brigitta LaksmiParamita Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Tertarik dengan bidang Pangan dan Teknologi Pangan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Potensi Kemasan Aktif untuk Mengurangi Food Loss dan Food Waste

16 Februari 2024   11:05 Diperbarui: 16 Februari 2024   11:22 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Food loss dan food waste saat ini sedang menjadi masalah utama baik dalam bidang lingkungan dan bidang pangan. Dampak food loss dan food waste terhadap lingkungan adalah menyebabkan penumpukan sampah, sedangkan dalam bidang pangan, food loss dan food waste yang meningkat dapat menyebabkan ancaman krisis pangan. Food loss utamanya disebabkan oleh cepatnya kerusakan pangan. Salah satu upaya yang dapat mengantisipasi terjadinya lonjakan food loss adalah kemasan aktif.

Lantas apa itu kemasan aktif?

Kemasan aktif merupakan sebuah kemasan termodifikasi dengan penambahan senyawa-senyawa aktif ke dalam bahan pengemas sehingga memiliki fungsi yang lebih dan dapat memperpanjang umur simpan bahan pangan. Bahan pangan, terutama yang mengandung protein dan lemak yang tinggi sangat mudah mengalami kerusakan. Kemasan aktif dapat menjaga mutu bahan pangan melalui senyawa-senyawa aktif yang ditambahkan ke dalam kemasan. Sistem kemasan aktif terbagi menjadi dua yaitu:

-             Active-scavenging system

Senyawa aktif dalam kemasan menyerap (absorbing) senyawa-senyawa penyebab kerusakan /penurunan mutu bahan pangan seperti etilen (hormon kematangan pada buah dan kelayuan pada sayur), oksigen, kadar air, dan bau tidak sedap.

-             Active-releasing system

 Pelepasan (releasing) senyawa-senyawa aktif dalam kemasan yang bermanfaat dalam menjaga mutu produk pangan seperti antioksidan dan antimikroba.

Kemasan aktif dengan sistem active-scavenging  umumnya digunakan untuk buah dan sayur yang memiliki kandungan etilen yang tinggi seperti pisang, tomat, mangga, alpukat. Sedangkan kemasan aktif dengan sistem active-releasing umumnya digunakan untuk daging dan ikan yang membutuhkan senyawa antibakteri dan antioksidan untuk mencegah pembusukan secara cepat oleh bakteri dan aroma tidak sedap yang disebabkan oleh oksidasi lemak dalam daging dan ikan.

Beberapa bahan kemasan aktif saat ini banyak dikembangkan salah satunya adalah kitosan. Kitosan tidak hanya memiliki sifat dapat membentuk plastik tetapi juga memiliki sifat sebagai antibakteri. Selain itu, kitosan dapat didapatkan dari kulit udang dan kepiting yang notabene adalah limbah yang tidak terpakai. Beberapa penelitian kitosan sebagai kemasan aktif dengan kombinasi minyak esensial seperti bawang putih dan jahe terbukti ampuh untuk memperpanjang umur simpan daging dan ikan serta mengurangi food loss.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun